40.150 pasukan

228 50 0
                                    

Dihalaman depan kerajaan, sudah berkumpul sekitar seratus lima puluh pasukan yang siap untuk berangkat kekota pertahanan utara, seoho. Masing masing klan penyihir mengirimkan sepuluh orang penyihir terbaik dari Klan mereka, lalu pasukan lainnya adalah pasukan kerajaan yang dikirim oleh Raja agar ikut serta untuk membantu.

Raja menatap semua pasukan yang sudah siap untuk berangkat, disampingnya terdapat Ratu yang senantiasa mendampingi. Dijajaran paling depan terlihat Seo yul, Dang-gu dan tuan Sang-ho yang memimpin barisan. Mereka bertiga adalah orang yang akan memimpin selama perjalanan ke utara, seoho.

"Hari ini. Kalian semua akan berangkat kekota pertahanan utara untuk membantu saudara kita yang mengalami kesulitan, aku meminta maaf karna harus mengirim kalian kesana. Memisahkan kalian dengan keluarga dan orang yang kalian cintai, aku hanya berharap kalian tidak berfikir aku mengirim kalian untuk gugur. Lebih dari itu, tolong kembali dengan selamat dan utuh. Tanpa ada yang kurang, aku dan semua orang disini akan menunggu kalian pulang."

Suaranya bergetar dengan hati yang berat. Go-won pikir, rakyat Daeho akan selalu baik baik saja dibawah kepimpinannya. Dirinya selalu berusaha menjadi Raja yang baik, mengusahakan agar rakyatnya hidup damai dan tenang tanpa rasa takut saat masa kepemimpinannya. Naasnya, Go-won tidak pernah menyangka bahwa hari ini dirinya harus mengirim rakyatnya untuk pergi berperang.

Perasaan berat, takut, dan bersalah terus saja menghantuinya. Berat untuk mengirim mereka untuk pergi, takut jika salah satu dari mereka yang pergi tidak kembali, atau fatalnya kembali dalam keadaan mati, dan bersalah pada keluarga mereka yang ditinggalkan.

4 keluarga berpengaruh juga para pemimpin klan turut hadir untuk mengantarkan kepergian mereka. Diluar gerbang kerajaan juga terdapat para rakyat yang menunggu. Banyak yang menyayangkan kepergian mereka, musibah besar menimpa mereka dibawah kepimpinan Raja Go-won yang masih seumur biji jagung.

TONG TONG

Bunyi suara Gong yang dipukul dua kali pertanda waktu keberangkatan mereka sudah tiba. Seo yul, Dang-gu dan Tuan Sang-ho memberi salam terakhir mereka diikuti pasukan lain. Suara tangisan Cho-yeon dan puan Park terdengar diiringi tangisan dua bayi kembar, Cho yeon berusaha menenangkan Dan yang berada dalam pangkuannya, dan Gang yang berada dalam gendongan sang kakek, tuan Jin.

Seolah mengetahui kepergian sang ayah, dua bayi kembar itu tak berhenti menangis. Dang-gu yang mendengar berusaha mati-matian untuk tidak berlari kearah sang putra. Tak lama gerbang besar kerajaan terbuka disambut riuh teriakan rakyat, Seo yul yang pertama kali pergi tanpa menoleh kebelakang, diikuti tuan Sang-ho, sedangkan Dang-gu masih terdiam mematung. Hatinya terasa berat harus meninggalkan keluarga kecilnya. Dengan hati yang berat, Dang-gu menghela nafas kasar sebelum akhirnya pergi tanpa melihat kearah isteri dan kedua putranya.

Hatinya mungkin akan ragu jika harus melihat ke arah mereka, Dang-gu mungkin akan memilih untuk tidak jadi pergi. Namun dirinya tak bisa melakukan itu, terlepas dari tangisan istri dan putranya yang mengantar kepergiannya, diutara sana banyak orang yang membutuhkannya.

"Mereka akan pulang dengan selamatkan?." Ucapan itu bagai harapan untuk semua orang

"Tentu, semua akan pulang dengan selamat." Jang uk berusaha meyakinkan istrinya yang terlihat gundah

Tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi, tidak ada yang tahu mengenai seberapa parah situasi disana. Bahkan kabar tentang keluarga Seo yul pun belum juga diketahui. Semua yang bersangkutan dengan Seoho terlihat buta, pemberontakan yang terjadi memutuskan semua saluran komunikasi hingga membuat Daeho kesulitan.

Semua pasukan perlahan pergi, para rakyat berseru menyuarakan nama setiap keluarga mereka. Cho-yeon tersenyum sedih sambil memeluk putranya, matanya menatap sendu kepergian suaminya.

The Secret Of Fate (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang