42. Aku pulang

225 49 5
                                    

Kemenangan didapatkan para pasukan penyihir dan kerajaan setelah membantu pasukan Seoho. Mayat mayat sekelompok orang yang masih menjadi pertanyaan bagi mereka tergeletak dimana-mana, pertempuran yang baru saja terjadi menghancurkan alun-alun kota yang Seo yul ingat akan keindahannya dulu meski sekarang tidak ia temukan.

Matanya mengedar mencari keberadaan gadis yang sempat menggertak dan mengancam akan membunuhnya, sayangnya retina matanya tak menangkap figur gadis tersebut.

"Yull aku tau kau mengkhawatirkannya, tapi dia baik baik saja. Lebih dari itu mari bertemu dengan kedua orang tuamu terlebih dahulu untuk mengetahui keadaanya." Ucap Danggu dengan menepuk pelan pundak Seo yul

Seo yul terdiam memikirkan sebelum akhirnya mengangguk setuju dan berjalan menuju kediaman keluarga Seo.

Meski melihat bangunan besar itu masih kokoh dan berdiri tegak, Seo yul masih tidak bisa berpikir jernih bahwa didalam kediamannya kedua orang tuanya baik baik saja.

Saat pintu halaman terbuka, beberapa orang menyambutnya dengan senyum tipis. Seo yul dapat melihat beberapa penyihir dan juga pasukan Seoho yang berjaga, dengan langkah yang terasa berat kakinya perlahan memasuki halaman.

Seo yul mengedarkan pandangannya, berusaha menilai keadaan dikediaman keluarganya, tidak ada yang berubah. Semua masih sama seperti 1 tahun yang lalu sebelum iya pergi ke Daeho, kondisinya rapih tidak ada kerusakan, bahkan taman pun terlihat indah dengan bunga bunga yang perlahan mekar.

Sungguh tidak ada yang asing dalam penglihatannya, hanya saja satu hal yang berubah dikediamannya. Suasana, Seo yul bisa merasakan suasana kediamannya yang berubah, perasaan sesak menghimpitnya menyadari suasana yang sedang terjadi dikediamannya adalah suasana saat keluarga Seo mengalami kesedihan akibat kehilangan seseorang, suanasa berkabung.

"Yulll." Suara yang begitu lembut memanggil Seo yul hingga membuat Seo yul menutup mata namun dengan hati yang berdenyut sakit karna kelirihannya

Terlihat sang ibu yang berdiri dengan tubuhnya yang lemah, dengan wajah lembut dan senyum kecil. Sayangnya senyuman kecil sang ibu tak membuat Seo yul ikut tersenyum karna matanya yang berkaca kaca menunjukan kesedihan.

Dengan perlahan Seo yul berjalan mendekat, dengan hati yang semakin berdenyut nyeri melihat ibunya menahan tangis dan berusaha mempertahankan senyumnya yang malah semakin menyakiti Seo yul.

Berdiri dihadapan sang ibu yang langsung disambut rentangan tangan siap memberikannya dekapan hangat, Seo yul menjatuhkan tubuhnya agar pelukan yang selalu membuatnya tenang itu ia dapatkan.

Perlahan suara tangisan mulai terdengar, tidak, itu bukan tangisan Seo yul. Tapi sang ibu yang mulai mengeluarkan suara dari rasa sakitnya dalam dekapan putranya.

Seo yul memeluk ibunya dengan erat, bibirnya bergetar hebat menahan isakan. Seo yul akui, dirinya gagal menahan air mata setelah melihat apa yang ada dibalik tubuh sang ibu yang sempat menghalangi penglihatannya.

Tubuh kaku sang ayah yang sudah tak bernyawa.

"Appa."

Suara Seo yul tercekat saat memanggil ayahnya, Seo yul mengepalkan kedua tangannya dengan erat saat mendengar tangisan sang ibu yang semakin mengeras.

Dang-gu melihat semua itu, pemandangan yang begitu mengiris hati hingga membuatnya ikut menangis. Punggung Seo yul yang biasanya terlihat begitu kokoh dan kuat dimatanya, sekarang terlihat begitu rapuh saat berusaha menguatkan sang ibu yang berada dalam dekapan.

Seo yul menghapus air matanya dengan kasar, menarik nafas dalam dalam berusaha mengurai rasa sesak dihatinya. Tangannya perlahan mengurai pelukannya dengan sang ibu, hatinya kembali sakit melihat wajah terluka dari ibunya yang membuatnya kembali ingin menangis. Namun Seo yul menahannya dengan mengalihkan pandangan, lalu berusaha memberi senyuman untuk membuat ibunya tenang.

The Secret Of Fate (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang