*AFTER YOU*
"Eh buset tugas gue beranak cucu Mulu, kapan gue tidurnya.." keluh Rasti meratapi tumpukan kertas HVS yang sudah dia garis, setelah mendapatkan email dari asisten dosennya.
"Itu sebabnya gue nggak mau kuliah, cape-cape mikirin beginian ujung ujungnya nanti pas kerja nggak ngandelin semua teori ini..." Aduh, Rasti mengangkat selembar kertas dengan tinta merah di atasnya. Ya apa lagi kalau bukan revisi dari koas.
Rasti adalah seorang mahasiswi semester 4 di salah satu universitas negeri di kota Mataram. Dia merupakan anak tunggal namun memiliki kaka angkat yang bernama samudra.
Drtt... Drtt..
Bib Andin (Massage)
"Pit nemenin gue di kos yuk, gue kesepian mana galau lagi baru putus banget"..Pesan singkat dari Andin membuat Rasti tersenyum kecut. Dia tidak menyangka seorang Andin yang notabenenya selalu memiliki cadangan pria bisa-bisanya mengeluh galau, padahal selesai di telpon yang satu hp yang lain nya juga berdering Andin oh Andin.
Melirik tumpukan kertas di atas meja belajarnya, Rasti lalu memasukkan benda- benda tersebut kedalam totelbag beserta perlengkapan kuliah onlinenya besok pagi, karena masa pandemi yang berkepanjangan ini seluruh aktifitas belajar di selenggarakan secara daring, dan itu tentu saja beban tersendiri bagi mahasiswa mengenai tugas yang datang tanpa diundang, hidup mahasiswa..
Gas sudah di cek, lampu sudah di matikan Rasti tanpa ragu mengunci pintu kos tercinta nya sambil menunggu ojek online datang, karena kos mereka berdua membutuhkan waktu 10 menit
Bukannya tidak bisa Rasti pulang ke rumahnya, namun ia harus menyelesaikan hasil praktikum yang tidak bisa online karena harus di antarkan langsung ke kampus. Padahal makanan hasil karya ibunya sudah menunggu di rumah. Walaupun jarak rumah dengan kota dimana Rasti tinggal memakan waktu 15 jam untuk sampai sehingga ia memilih untuk tidak pulang sebelum urusan di sini selesai.
"Anyongaseo, we lo ngapain tengkurep gitu kek orang overdosis obat aja. Stress Bun? " Rasti melepas ransel hitamnya dan berjalan mengambil tempat nyaman untuk bersandar."Ardy putusin guee pit, padahal tadi pagi kaya biasa aja nggak ada tanda-tanda" mimik wajah Andin terlihat kusut seperti baju yang belum terjamah oleh setrikaan
"Elah, soknya kaya orang ga laku aja Lo." Rasti membuka lembaran tugasnya dan berusaha mengerjakan kembali.
"Cabang gue sih masih ada, tapi kan pusat nya dia pit, ah gue nggak terima deh"
Rasti hanya memutar bola matanya cegah, ia seringkali bingung dengan kaumnya yang selalu memikirkan kata pacaran yang sebenarnya ribet, tidak munafik Rasti juga pecinta lelaki namun, dia tidak jadikan pacar hanya membangun relasi di balik kata teman.
Senin 12 Januari 2021
Dek uang bulanan udah Abang kirim, belajar yang bener jangan keluyuran Mulu...Abang Sayang (Massage)
"Tak ada yang sejuk di pandang kecuali pesan singkat transferan di awal bulan"."Alhamdulillah gue kaya" mata cantik ku yang tadinya ada belek seketika luntur dengan senyum manis di pagi ini, sedangkan sesosok manusia di sampingku masih saja ileran dengan mimpinya.
Drtt... Drtt..
"Assalamualaikum Bu"
.......
"Iya ini sholat"
......
"Udah dikasih abang"
.....Sudah menjadi rutinitas bagi ibunya untuk membangunkan Rasti, karena dia tau sifat buruk anaknya yang telat bangun ini, untuk tidak melupakan kewajiban kepada Tuhannya.
Jam menunjukkan pukul 09.15 WITA
Sudah lengkap dengan ranselnya Rasti bergegas menuju kampus dengan berjalan, karena kampus dan kosan Andin cukup dekat hanya dengan waktu 5 menit saja sudah sampai di depan fakultas tercinta.Seperti biasa hawa hawa kesunyian masih tercipta hanya beberapa orang saja yang terlihat, bisa di tebak sebagian dari mereka adalah mahasiswa/i akhir yang tengah melakukan konsultasi dengan dospem (dosen pembimbing). Rasti semalam membuat janji dengan kak Anjani yang galaknya masyaallah, dan atas kehendak Tuhan menjadi koasnya di mata kuliah fisika, kurang ribet apa hidup gue...
Koas Anjani galak (Massage)
"Lo lelet banget sih!
Berapa lama lagi saya harus tunggu?""Tu orang kaya ga pernah sekolah aja, ga bisa geliat jam apa ya? Orang masih 7 menit lagi huu" rancau Rasti saat membaca pesan berantai dari Anjani.
Sudah bisa dilihat oleh Rasti wajah kesal sesosok manusia berbadan gumpal itu. Dia harus menyiapkan batinnya atas pemeriksaan laporan yang telah di buat, semoga saja tidak ada tinta merah di pagi yang cerah ini.
"Rasti Calista Haryanto" terdengar panggilan lengkap oleh Anjani dari meja laboratorium.
"Iya kak" ku angkat tangan ku dan membawa laporan hasil pekerjaan semalam.Dari raut wajahnya saat membuka tiap lembar laporan itu, tidak bisa ku tebak apa yang mengacau di pikiran nya hingga membuat wajahnya terlihat datar saja.
"Koreksi hasil kesimpulan akhirnya, sama penjelasan alat" ucap Anjani.*AFTER YOU*
SesiSafitriLiani
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Teen Fiction"Jangan pernah hadir jika hanya sebatas singgah, hati ku sudah kau curi setelah kau dapat kau pergi tanpa kembali" -Rasti. Memberikan kesempatan kepada laki-laki hanya sebuah kebohongan. Mereka akan pergi ketika sudah berhasil membuat wanitanya lul...