18. Kampung

3 0 0
                                    

*AFTER YOU*

Matthew hanya menarik nafas gusar mendengar ucapan Andin.

"Nanti sore Kaka jemput sepulang dari rumah sakit, kamu mulai mengemasi barang-barang". Ucapnya kemudian memeluk adik kecilnya dan berpamitan.

Andin membuka handphone miliknya yang dari kemarin ia matikan.

Rasti bfff (10 Calling)
Andy (15 Calling)
Kaka Matthew (30 Calling)

Ia tersenyum kecut melihat notifikasi yang ada. Awalnya ia ingin menghubungi Rasti namun Andy menelpon nya.

Drttt, Drttt.
Andy (Calling)
Iya sayang
......
Aku kira kamu lupa kalo punya pacar
......
Namanya juga LDR kan
.....
Serius kamu udah di sini?, Jangan prank please!
......

Betapa senangnya Andin mendengar jika pacarnya telah berada di Mataram. Andy memang menempuh perkuliahan di pulau Jawa, sehingga hubungan mereka harus di jalankan secara Long Distance Relationship, hal tersebut yang membuat Andin terbilang tidak setia dan menerima kehadiran laki-laki lain.

Selepas membuat jadwal bertemu dengan Andy, ia pun menghubungi sahabat nya.

Rasti bff (Massage).
" Omg lo pulkam gila?!"

Andin kaget membaca sederet pesan dari Andin yang memberikan informasi bahwa ia akan pulang.

                       " Ba**t gue lagi leha-leha, Lo aja yang nggak liat WhatsApp gue"

" Gue ada sedikit masalah kemarin"

                       " Are u okay?"
" Saking okaynya gue lagi mau pindah ke rumah ketemu lagi sama nenek sihir"

                        "Serius bib?"
"Ceritanya panjang, gue harus beres-beres sebelum di jemput Kaka gue".

Andin belum memberitahu Rasti bahwa ia memiliki rencana untuk membuat adik tirinya cemburu jika ia tinggal bersama keluarganya lagi, apalagi Andy saat ini tengah berada di Mataram.

......

Balkon kamar Rasti pesawahan, tepat saat ini ia tengah duduk di sana dan mengayunkan kakinya di sela pagar pembatas. Di rumah hanya terdapat Rasti, ibunya tengah berada di depan tepatnya toko kelontong milik keluarga mereka sedangkan ayah tengah pergi untuk menimbang padi di sawah, jangan lupakan abangnya yang sudah berangkat pagi di kantor. Rasti masih memakai stelan piyama bewarna hijau, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, ia masih saja santai dengan pakaiannya.

Merasa bosan di rumah, ia memutuskan untuk ke toko yang terletak di seberang jalan depan rumahnya. Di toko terdapat  orang yang tengah berbelanja.

"Eh nak Rasti, kapan datangnya?" Tanya ibu Rusli yang tak lain adalah tetangga nya.

"Tiga hari yang lalu Bu hehe" Rasti duduk di dekat meja ibunya.

"Bukannya lagi sibuk-sibuknya kuliah ya?, Naira belum ada libur katanya kemarin". Ucap Bu Rusli.

"Mungkin belum di suruh online, soalnya Rasti online karena covid" jawab ibu Lasmi yang merupakan ibu dari Rasti.

"Oalah udah online ya nak". Rasti hanya membalasnya dengan senyuman, iya beranjak untuk mengambil minuman dingin, karena suhu di desanya saat ini lumayan panas sehingga membutuhkan minuman untuk menyegarkan diri.

Sepulang ibu Rusli dari tokonya, ia di perintah oleh ibu untuk menakar tepung karena tepung kiloan sudah habis di rak.

"Buk minta tolong iketin rambut adek". Tangan nya sudah memutih sehingga ia meminta tolong kepada ibu karena karet rambutnya kendor.

"Kenapa nggak paket jepit rambut tadi". Ibu menguncir rambutnya seperti ekor kuda agar rambut Rasti tidak masuk ke tepung jualannya.

"Kan nggak tau kalo Bakalan nakar tepung".

Kampus Rasti masih terlihat asri, di sekitar rumahnya terdapat hamparan sawah, karena jarak masing-masing rumah warga sedikit jauh akibat masih banyaknya lahan pertanian. Udaranya masih alami dan sama halnya seperti kampung pada umumnya tingkat aktivitas bergaul dengan masyarakat setempat masih saling berbagi hasil pertaniannya. Kemarin keluarga Rasti mendapatkan singkong yang di berikan oleh pak Haji Narin yang merupakan pengurus masjid, ia memberikan singkong kepada tetangga sekitar rumahnya karena ia bilang bahwa di pinggir sawahnya tumbuh banyak.

*AFTER YOU*
SesiSafitriLiani

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang