9. Peduli

4 1 2
                                    

*AFTER YOU*

Matahari cukup terik siang ini, mobilitas manusia yang terdapat di fakultas peternakan sedikit demi sedikit berkurang tidak seramai pagi. Rasti yang masih lengkap dengan jas lab nya terduduk di meja bundar yang terdapat di bawah pohon Ketapang, ketika teman sekelasnya sudah beranjak pulang, ia masih sibuk menulis laporan acara duanya yang hilang dua hari yang lalu, berhubung besok akan dia serahkan ke koasnya yang bernama Devi.

"Ya Tuhan cape banget pengen rebahan" ucapnya sesekali meregangkan otot-otot jarinya yang masih aktif menulis di atas kertas doubel folio.

Di lain arah terdapat seorang wanita yang memperhatikan setiap gerak gerik Rasti dari awal ia memasuki laboratorium hingga saat ini. Wanita tersebut selalu menjadi penghambat Rasti dalam menyelesaikan tugas kuliahnya, karena ia merupakan salah satu asisten dosen yang memegang dua mata kuliah yang di tempuh Rasti dan salah satu nya tidak lulus semester kemarin akibat nilai E yang ia berikan. Dalam genggaman wanita tersebut terdapat segelas jus semangka yang sengaja ia hilangkan tutup nya.

"Sedikit air akan membuat kertas kertas itu terlihat segar bukan hahaha" ucap Anjani berjalan menghampiri Rasti.

Rasti yang tengah fokus menulis dengan handset yang terletak di telinga nya tidak dapat mengetahui keberadaan orang lain selain dirinya.

"Bruk"
Mata Rasti terangkat saat melihat lemparan gelas plastik yang entah dari mana munculnya yang telah mengenai jas putih dan beberapa lembar laporan yang sudah ia tulis.

"Anjing!!"
Ia bangkit dari duduknya mencoba melihat sekitar untuk mencari tau orang kurang kerjaan yang melempari minuman tersebut.

"Gila banget! KELUAR LO!" Rasti melepaskan jas lab dan membuangnya kebawah kakinya. Sedangkan orang yang di teriakan tidak ada tanda keluar dari persembunyiannya.

"Siapapun lo, kalo punya masalah sama gue keluar anjing!!!".

Di balik tembok terlihat Anjani puas dengan ulahnya bahkan ia berjalan menuju parkiran tanpa ingin menggubris ucapan Rasti yang mencari pelaku yang tak lain dirinya. Ia memang sengaja bersembunyi karena jika ia secara terang-terangan melakukan hal tersebut maka, reputasi sebagai mahasiswa berprestasi dan asisten dosennya akan tercoreng jika mendapat aduan terkait hal tersebut.

"Gue cape-cape nulis seharian malah di lempar jus!" Rasti menggenggam gelas plastik di hadapannya. Arga yang saat itu sedang berjalan menuju parkiran berhenti sejenak melihat Rasti yang sedang berdiri sendiri, ia berniat ingin mengajak Rasti pulang bersama.

"Pantas aku cari-cari dari tadi di kelas nggak ada, ternyata di sana". Ia menghampiri Rasti sambil membawa jas lab di tangan kanannya lengkap dengan ransel.

Betapa kagetnya Arga melihat dari dekat bahwa jas lab Rasti kotor dengan noda minuman dan di depannya beberapa kertas terlihat pudar dengan tulisan yang setengah basah.

"Kamu kenapa ti?" Ucap Arga mengeluarkan tisu basa dan mencoba menghilangkan noda di tangan Rasti.

Rasti yang terlihat masih kesal dengan perbuatan orang yang entah siapa tanpa ia ketahui itu menghempaskan tangan Arga dan berjalan dengan emosi yang memuncak meninggalkan Arga yang masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Rasti!". Panggil Arga yang tidak di hiraukan oleh Rasti.

Arga melihat Rasti meninggalkan ransel dan leptopnya di kursi serta alat tulisnya, ia membaca beberapa tulisan yang masih bisa di baca dari kertas basa tersebut, betapa kagetnya ia melihat bahwa kertas tersebut adalah tugas acara dua yang besok akan di kumpulkan dalam kelas mereka.

"Pantesan dia emosional banget" Arga membereskan barang-barang milik Rasti kemudian memasukkan nya di dalam ransel Rasti, ia akan mengantarkan barang-barang ini ke kosan Rasti dan berniat membantu Rasti menyelesaikan tugasnya. Arga buru-buru menuju parkiran dan memasuki mobilnya.

Di lain tempat Rasti yang mengendarai motornya menuju kosan, ia ingin beristirahat karena hari ini cukup lelah baginya. Rasti bahkan tidak sadar meninggalkan tas miliknya. Setelah sampai di kosan ia memarkirkan kendaraan dan bergegas membuka kunci yang untungnya selalu ia simpan di saku celananya.

"Gue benci dunia akhirat sama orang iseng kurang kerjaan yang nyiram gue !" Ia meletakkan jas lab yang kotor itu di keranjang laundry dan melakukan aktifitas bersih-bersih nya.

....

Arga (Massage)
"Kamu baik-baik aja?"

Rasti yang terlelap dalam tidur siangnya tidak dapat mendengar notifikasi WhatsApp dari Arga, ia masih saja tidur.

Sedangkan Arga yang berada di depan pintu gerbang kosan, terlihat khawatir dengan keadaan Rasti yang tidak mengangkat panggilan dan membalas WhatsApp darinya.

"Rasti kemana sih, tumben banget lama ngambeknya" ia mencoba melihat kedalam halaman kosan berharap ada yang bisa membukakan pintu gerbang untuknya.

"Pippp"
"Eh kak cari siapa ya?" Tanya seorang perempuan yang merupakan anak kosan.

"Pas banget, mbak saya mau minta tolong Carikan Rasti di dalam, karena barangnya ketinggalan di kampus tadi" ucap Arga jelas.

"Oh iya mas, sebentar" wanita tersebut membuka gembok gerbang dan mempersilahkan Arga untuk duduk di tempat penerimaan tamu.

"Assalamualaikum, mbak Rasti!"
"Mbakk"
"Tok, tok"
Rasti terbangun dalam tidurnya, ia melihat jam di atas nakas yang sudah memasuki waktu sore hari, ia membuka pintu yang memperlihatkan wajah Amel"

" Hoamm Kenapa Mel ?"
"Ada teman cowoknya mba di depan, katanya mau nganter barang ". Ucap Amel sebelum akhirnya pamit menuju kamarnya. Rasti yakin pasti yang datang adalah Arga, ia berjalan kedepan dan melihat Arga membawa ransel nya yang baru saja ia ingat bahwa meninggalkan nya di kampus.

"Astaga kelupaan gue, untung lo bawa mana ada leptop lagi" ucapnya melihat beberapa isi dalam ransel.

"Kamu lagi emosi banget soalnya tadi"

Rasti menunduk kembali memikirkan bagaimana nasibnya besok, apalagi nilai dari tugas itu akan menjadi nilai UAS (Ujian Akhir Semester).

"Ti? Kamu baik-baik aja kan?" Arga memegang pundak Rasti.

"Baik lah, lo pulang aja sana gue mau nulis tugas" Ucap Rasti.

"Mending kita bagi dua tugasnya biar cepat selesai, lagi pula tugas nya lumayan loh kalo nulis sendiri". Arga berusaha menawarkan bantuannya berhubung tugas miliknya sudah lama selesai sehingga ia dapat membantu Rasti.

"Jangan lah, walaupun gue anaknya malas tapi gue tetap ngerjain tugas sendiri "

Arga yang malas mendengar penolakan Rasti langsung saja mengeluarkan alat tulisnya dan lembaran kertas doubel folio yang akan ia garis setiap sisinya. Rasti yang melihat kelakuan Arga langsung terduduk dan berusaha memaksa Arga namun yang di paksa tetap ingin mengerjakan tugas Rasti sehingga keduanya menuruti perkataan Arga di awal untuk membagi dua tugas tersebut agar cepat selesai.

"Coba aja tugas gue nggak di lempar jus semangka, pasti lo udah istirahat di rumah agar-agar". Ucapnya tak enak, karena ia tau kalau hari ini praktikum cukup melelahkan.

"Istirahat bisa nanti, oh iya tadi aku mampir rumah minta di bekalin ke sini, ada lebih untuk kamu juga" Arga meletakkan dua kotak makanan di atas meja, ia sengaja meminta orang rumah membuat dia karena ia menebak kalau Rasti belum sempat makan siang.

Rasti dan Arga fokus menulis tugas tersebut dan sesekali Rasti mencuri pandangan kepada Arga akibat rasa tak enaknya dengan kebaikan Arga hari ini. Lembaran kertas yang telah di garis telah habis, ia memutuskan untuk mengambil penggaris. Mata mereka bertemu saat dirasa tangan Rasti di sentuh oleh Arga yang ingin mengambil penggaris juga.

"Eh sorry ti, aku kira penggaris ku" ucap Arga takut jika Rasti akan marah dengan kecerobohan nya.

"Eh, lo duluan aja yang garis". Rasti memberikannya pada Arga yang di luar dugaan Arga bahwa Rasti tidak mengamuk seperti hari biasa.

*AFTER YOU*
SesiSafitriLiani

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang