*AFTER YOU*
"Nenek kemana saja?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Alice. Ia menghampiri nenek Desi yang pulang pada pukul 18.20 malam. "Nenek tadi belanja sama mbak mu, kamu sibuk soalnya jadi kita pergi berdua". Alice melirik ke arah Andin sedangkan yang di lirik langsung masuk ke dalam rumah.
"Andin!" Ia menengok ke arah suara yang memanggilnya. Suara itu tak lain adalah Gerald. Andin menghampiri Gerald ia masih ingin mendengar dari mulut ayahnya prihal kematian ibu kandungnya sendiri.
"Iya pah?" Tanya Andin. Gerald pun terlihat senang dengan kehadiran putrinya itu. Selepas ia pulang kerja, ia mendapatkan informasi dari pekerja rumah bahwa Andin telah pulang dan tinggal menetap di rumah mereka. "Papa senang kamu akhirnya pulang nak". Ia mengelus puncak kepala Andin. " Aku mau ngobrol sama papa nanti, tapi cuma berdua ya pah". Jidat Gerald mengerut ia sedikit bingung dengan apa yang ingin di bicarakan oleh putrinya.
" Nanti jam 9 kamu ke ruangan papa". Ucapnya.
....
Di rumah Rasti saat ini tengah kumpul keluarga, mereka tengah bersantai di ruangan televisi terlihat Rasti tengah memangku laptop sambil mengerjakan tugas online, ibu Rasti yang asik mencatat beberapa bahan belanjaan untuk toko mereka sedangkan samudera dan ayahnya menikmati acara siaran televisi. Selesai mengerjakan tugas Rasti berniat ingin memberikan kepada keluarga mengenai pendaftaran KKN di universitas, berhubung sekarang ia sudah semester 6 dan lolos 112 SKS sehingga bisa mengambil KKN. "Bang antar adek Minggu depan mau balik kost, soalnya ada pendaftaran KKN". Samudera menengok ke arah Rasti, " cepat banget balik". Ucapnya. Tidak terasa hampir sebulan Rasti berada di rumahnya, dan sebentar lagi ia sudah harus hidup secara mandiri. "Yaudah nanti kasih tau ibu apa saja kebutuhan yang kurang di kost biar nanti ambil di toko". Ucapan ibu tersebut sudah pasti membuat hati Rasti senang, ia akan meminta ibunya untuk memasukkan mie instan yang merupakan makanan resmi anak kost seluruh Indonesia.
Drttt..Drttt
Arga (Video Call)Panggil telpon dari Arga mengagetkan nya, ia pun meminta ijin kepada keluarganya untuk naik ke kamar.
"Kenapa agar-agar?"
" Lama banget sih di angkat nya"
"Ih ngatur deh, lo kangen gue ya?"
Rasti melihat Arga seperti tidak berada di kamarnya karena tempat di belakang Arga terlihat asing.
"Kangen lah udah sebulan nggak ketemu, oh iya kita daftar KKN sebentar lagi kamu pulang cepat". Terlihat Arga sedang berjalan dengan memegang gelas di tangan kanannya. Pandangan Rasti Ter arah pada hiasan dinding berbentuk salib.
" Lo sekarang dimana agar-agar?". Sebelumnya ia tidak pernah melihat rumah Arga sehingga tidak bisa memastikan bahwa itu adalah bagian rumah Arga.
"Di rumah lah, masa jam segini kelayapan".
Rasti langsung tersenyum getir, ia baru tau bahwa Arga bukan merupakan agama Islam, ia merasa bersalah pada saat ia menanyakan tentang sholat kepada Arga.
"Arga, maaf ya kalo dulu pernah ngajak lo sholat soalnya gue baru tau lo bukan Islam". Ucapnya memelankan suara.
Arga kaget dengan ucapan Rasti ia melihat sekelilingnya tepatnya di bagian belakang yang menampakkan hiasan dinding nya. Ia langsung tersenyum kaku melihat Rasti.
"Hmm nggak papa ti, btw aku tunggu kamu pulang ya bye!"
Panggilan di putus oleh Arga. Jauh dari prediksi Arga sebenarnya Rasti sudah mulai menyukainya karena perlakuan Arga yang sabar menghadapinya dan selalu ada untuk Rasti. Selepas mengetahui hal itu Rasti hanya terdiam bahkan saat ia menemani Andin untuk menghadiri acara organisasi rohaninya di kampus tidak pernah melihat keberadaan Arga di sana padahal itu merupakan acara wajib walaupun Rasti hanya menunggu di mobil Andin. Ia baru mengetahui hal tersebut. "Gue udah mulai suka tapi gimana ya". Sedangkan di tempat lain Arga mulai khawatir dengan cintanya, apakah Rasti akan tetap menerima cinta nya dengan perbedaan yang ada di antara mereka.
....
Pukul 9 malam
Andin terduduk di sofa berhadapan dengan meja papanya. "Pah, jujur sama Andin kalau mama pergi karena apa?". Pertanyaan yang selama ini ia berusaha hilangkan, Gerald menarik kursinya ia meletakkan kedua tangan di atas meja. " Mama mu sakit". Andin tersenyum kecut, bahkan di saat ia sudah mengetahui segalanya, papanya sendiri masih berusaha untuk menutupi kebenaran. "Andin sudah tau pah kalau di dalam tubuh Andin ada ginjal mama!". Ucap Andin sontak membuat Gerald tertunduk. Memori ingatan nya berputar kembali saat melihat wajah pucat istrinya di rumah sakit yang sama tempat dimana Andin di rawat."Kenapa papa nggak pernah cerita ke Andin?, Andin jahat banget pah sudah merebut hidup mama" Andin terisak dalam ucapnya, ia terlihat mengusap air mata yang turun. "Selama ini mama mu hidup dengan satu ginjal, dan ginjal terakhir ia berikan untuk mu supaya kamu bisa tumbuh sehat seperti anak remaja di usia mu. Gerald menyodorkan sepucuk surat peninggalan istrinya dulu kepada Andin karena menurut sudah saatnya ia jujur kepada Andin.
Surat Laura :
Dear Gerald & anak-anak ku
Mama sudah memikirkan keputusan ini lama demi kesembuhan Andin, mama mungkin ibu yang gagal karena sejak kecil Andin harus bolak-balik rumah sakit untuk melakukan tindakan medis dan cuci darah, sehingga ia memiliki sedikit waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan teman se usianya.
Pah maafkan raga mama harus pergi tidak bisa menemani papa. Tapi ingatlah jiwa mama akan selalu bersama Andin. Jaga dia jangan sampai dia sakit dan tau kepergian mama.
Matthew jadilah laki-laki yang baik, berikan kasih selalu kepada keluarga dan jaga adik mu.
Dan untuk Andin ku, tumbuh dengan sehat lah nak, kamu berkat Tuhan yang mama cintai.....
Pah, Menikahlah dengan Margaret, dia orang yang tepat untuk membantu mu mengurus anak-anak kita.Laura Michelle.
Andin menangis setelah membaca surat dari mamanya. Begitu besar pengorbanan wanita itu sampai memperhatikan kebahagiaan Andin. Gerald yang melihat putrinya tidak berhenti terisak akhirnya membawa Andin kedalam pelukan nya. "Mulai sekarang kamu jangan pergi lagi ya nak, tetap tinggal di rumah paspor sangat khawatir dengan kesehatan mu di luar sana". Andin mengangguk ia menyadari kesalahannya yang selalu melawan kepada papah nya.....
*AFTER YOU*
SesiSafitriLiani

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Fiksi Remaja"Jangan pernah hadir jika hanya sebatas singgah, hati ku sudah kau curi setelah kau dapat kau pergi tanpa kembali" -Rasti. Memberikan kesempatan kepada laki-laki hanya sebuah kebohongan. Mereka akan pergi ketika sudah berhasil membuat wanitanya lul...