6. Praktek Sidang

8 1 1
                                        


*AFTER YOU*

Rasti tertarik dengan sebuah buku bersampul hitam di ujung rak buku ia berjalan mendekati nya, dari warna nya saja buku itu sudah menarik perhatiannya.
"Sorry sepertinya kamu lebih tertarik dengan buku ini?" Ucap seorang yang berdiri di hadapannya lalu memberikan buku bertuliskan "Epidemiologi Kesehatan Reproduksi".
"Maaf saya salah tempat seperti nya om, saya kira ini rak novel" ucapnya sambil mengembalikan buku tersebut.
"Wah mbak seperti tertarik dengan warna cover buku ini ya? Tanyanya sambil tersenyum sedangkan Rasti sangat malu karena baru saja ia melakukan kecerobohan tidak membaca tanda bahwa memasuki lorong bidang ilmu lain, kebiasaan melihat benda berdasarkan sampulnya terlalu mendarah daging di mata Rasti. Ia langsung saja beralih dari tempat tersebut dan memilih mencari buku yang mungkin akan dia beli lagi, sedangkan seseorang tadi hanya diam melihat respon Rasti dan melanjutkan aktivitasnya.

"Sepertinya rupa ku terlihat tua, sampai gadis itu memanggil ku om" ucap Matthew Sayersz laki-laki yang di jumpai Rasti.

....

"290k mbak
"Oh iya mas!"

Berjalan sedikit menuju parkiran sambil membalas pesan Andin yang memintanya untuk menemani kegiatannya.

Andin bff (Massage)
"Lo di mana si pit, udah keburu kering nunggu lo semua ni anak-anak"

                           "Sabar dikit, gue balap!"

Ia memakai helm hitam miliknya setelah memastikan motor bebeknya sudah aman dan langsung menuju ke Andin.

Selama merantau Rasti dulunya tidak pernah di perbolehkan untuk membawa kendaraan terlebih dengan kecelakaan yang dulu pernah di alaminya sewaktu SMA, dengan membuat orang tuanya sangat panik sehingga awal kuliah ia sangat mengandalkan aplikasi online untuk memesan ojek ke kampus dan tempat yang ingin di kunjungi. Namun ketika semester sibuk dan di penuhi oleh banyaknya praktikum dan mengejar koas, ia berusaha meyakinkan orang tuanya untuk bisa naik motor kembali dengan berharap untuk lebih bebas beraktivitas dan menghemat pengeluaran nya, walaupun alasan tersebut terdengar masuk akal dan keluarganya sedikit memberikan kesempatan, tapi tidak lepas dengan komunikasi yang harus ia sampaikan kepada orang tuanya ketika ingin keluar.

Pukul menunjukkan 14.06 WITA, suasana ruang sidang masih di warnai perdebatan oleh PH (Penasehat Hukum) tergugat dan JPU (Jaksa Penuntut Umum) yang tidak ingin kalah terkait pembelaan nya.

"Yang mulia klien kami tidak merasa memiliki rekening atas nama Lasti Widodo dan bukti yang di sampaikan oleh JPU terkesan tidak relevan dengan keadaan yang sesungguhnya yang mulia hakim!"

"Bapak penasehat hukum, saya belum memberikan anda waktu untuk menanggapi jadi tolong dengarkan dulu apa yang di sampaikan jaksa!"

"Yang di sampaikan oleh jaksa terlalu di buat-buat yang mulia!"

"Saya ingatkan untuk tenang!"

Rasti memberi aba-aba bahwa ia telah selesai merekam semuanya yang mengisyaratkan bahwa skenario sidang sudah waktunya di selesaikan.

"Galak amat yang mulia haha " ia mengejek Nicky yang memerankan yang mulia hakim dengan sangat menjiwai.

"Elahhh gue lupa dikit tadi kepanjangan amat si Andin ngetik skenario, bagian dia doang cuma dikit dikit amat!" Andin dalam praktek tersebut berperan menjadi hakim anggota yang hanya memandu sumpah tersangka dan dialog nya hanya sedikit, dia memang sengaja tidak memberi tahu kepada Nicky bahwa dialog miliknya sangat berperan karena peran paling utama.

"Yaudah kali, yang penting udah kelar ni praktek"

Kelompok Andin terdiri dari 11 anggota 3 di antaranya Rasti kenal karena Andin selalu mengajaknya jika pergi nongkrong bersama teman kuliah nya atau menemani untuk kerja kelompok, jadi tidak heran jika Rasti cukup akrab dengan Nicky, luci dan Reva. Rasti bukan hanya sekedar datang untuk menonton saja, melainkan membantu kelompok Andin untuk memegang kamera karena akan di dokumentasikan sebagai nilai ujian akhir semester yang akan menentukan nilai mereka lulus atau tidaknya nanti.

"Akhirnya masa-masa begadang gue bisa kelar" ucap Reva yang memerankan tersangka.

" Eh neng, perasaan dialog tersangka paling singkat dibandingkan yang lain, kenapa lo yang bersyukur banget heran gue" lanjut Andin sambil memakan pisang goreng di atas kursi.

"Kan gue begadang doa untuk lo semua biar lancar ngafalnya lah "

Teman-temannya hanya mengiyakan ucapan Reva dan tidak lupa mengabadikan momen dengan melakukan foto bersama untuk bahan update Instagram dengan caption "si paling anak sidang".

*AFTER YOU*
SesiSafitriLiani

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang