*AFTER YOU*
.....
"Dek bangun, tidur Mulu". Tidak terasa Rasti telah sampai ke kampung halamannya, selama perjalanan darat ia habiskan untuk tidur dan bangun saat istirahat untuk makan dan sekarang sudah sampai di depan rumahnya."Hoamm, Abang cocok jadi supir nyetir nya oke banget". Rasti memberikan dua jempolnya.
"Dasar putri tidur, ayo cepat turun udah di tunggu ibu". Samudera menurunkan barang-barang milik Rasti, sedangkan Rasti telah berlarian masuk ke dalam rumah nya.
"Assalamualaikum ibu!" Panggil nya mencari keberadaan ibu tercinta nya.
"Eh wa'alaikumsalam, anak ibu sudah sampai" mereka berpelukan melepas kerinduan nya.
"Astaga! Adek harusnya mandi dulu kan baru perjalanan jauh, bisa aja bawa virus di jalan!". Jelas ayahnya khawatir.
"Sana ke kamar mandi cepat terus turun makan ya".
Rasti hanya tertawa dan langsung bergegas menuju kamarnya yang terletak di atas lantai dua.
"Wahh, selalu bersih dan rapih" ia merebahkan dirinya atas kasur empuk itu. Kamar bewarna hijau, warna kesukaannya barang-barang masih tersusun rapih di tempatnya ia pun bersiap ingin mandi, namun ia lupa kopernya masih di bawa. Ia pun keluar kamar dan memanggil Kakanya dari palkon lantai dua.
"Minta tolong di anterin sampe atas dong kopernya". Tak lupa iya memberikan senyuman manisnya untuk membujuk abangnya yang tengah mengangkat koper tersebut.
Selesai mandi Rasti menggunakan stelan piyama tidurnya bewarna coklat lalu bergegas untuk turun makan bersama.
"Laper deh, masak apa Bu?" Di meja makan hanya terlihat abangnya yang tengah membantu ibu menyiapkan makanan sedangkan ibunya tengah memasak di dapur.
"Ibu masak banyak" jawaban samudera yang tidak menjelaskan.
"Ayo duduk, jangan pada berdiri" ibu Rasti berjalan sambil membawa sebuah mangkuk besar yang berisikan sup.
"Wah enak banget, ayah mana?" Tanya Rasti.
"Se pulang dari masjid, ada undangan langsung ke rumah pak RT ada acara katanya".
Rasti hanya mengangguk ia pun langsung menyantap masakan ibunya, baginya tidak ada makanan yang enak selain masakan yang di buat oleh ibu, ibunya memang sangat pintar memasak sedari SD ia selalu di bawakan bekal oleh ibu dan selalu bersemangat untuk menghabiskan nya. Begitupun dengan abangnya, mereka berdua merupakan penggemar berat masakan ibu, terlebih saat kemarin samudera menghabiskan 2 Minggu perjalanan dinasnya di luar kota yang mengakibatkan ia sangat kangen dengan masakan ibunya.
"Seandainya ibu bisa di bawa ke kosan ku, pasti nggak bakalan kekurangan gizi" ucap Rasti yang langsung di hadiahi jitakan dari abangnya.
"Kalo ibu kamu bawa, sudah pasti yang marah ayah" jawab samudera yang langsung membuat mereka bertiga tertawa.
...
Berbeda dengan Rasti, Andin tengah terduduk di sebuah taman. Malam telah tiba tapi ia belum bergegas untuk pulang sekedar untuk membersihkan diri, pengakuan ibu sambungnya membuat ia merasa menjadi seorang pembunuh ibu kandungnya sendiri."Mah, Andin nggak papa kok kalo mati saat itu, setidaknya Andin nggak hidup sendiri sekaran".
Ia membenamkan wajahnya di atas meja, orang-orang yang ia anggap sebagai keluarga tidak pernah memberitahukan hal yang sebenarnya. Ia memang salah karena menjadi anak yang nakal dan selalu mengecewakan papanya akibat tingkah laku nya. Berbeda dengan Alice yang selalu di puji akibat prestasi yang ia raih.
Drttt, drtt.
Andy (Calling)Andin melirik telepon miliknya yang bergetar di atas meja, ia tersenyum kecut melihat nama pacarnya yang dua bulan ini sibuk dengan pekerjaannya.
"Lo telfon gue paling mau marah akibat foto yang di sebar nenek sihir itu" batinnya . Ia mematikan panggilan dari Andy. Saat ini ia hanya butuh ketenangan, melihat taman yang terlihat sepi dan tenang. Hubungan nya dengan Andy sudah berlangsung lama sejak mereka duduk di kelas 11 SMA saat itu Andy merupakan ketua OSIS di SMA Andin dan Alice, Andy memang sangat menyayangi Andin namun ia sangat sibuk dan beberapa bulan terakhir akibat projek penulisan bukunya yang akan di terbitkan.
.....
Handphone Andin tidak bisa di hubungi, Matthew yang mendapatkan info dari neneknya bahwa Andin siang tadi keluar rumah sambil menangis dan penuh emosi pun khawatir dengan keadaan adiknya itu. Selepas menyelesaikan kewajibannya di rumah sakit berencana akan menghubungi Rasti dengan bekal nomor WhatsApp yang di berikan oleh neneknya, ia yakin jika Rasti tau alamat Andin tinggal saat ini.Rasti "Massage"
"Permisi,
saya Matthew kakaknya Andin, boleh saya minta alamat Andin?"Matthew berharap jika Rasti cepat membalas pesannya.
"Oh iya kak, sebenarnya sih Rasti nggak mau di kasih tau kak alamatnya "
Matthew mengerutkan keningnya.
"Ada hal penting rasti"
Rasti tak langsung memberikan alamat tersebut, melainkan menghubungi Andin namun handphone milik Andin tidak tersambung. Ia pun langsung memberikan nya karena menurutnya Andin tidak akan marah jika kakaknya berkunjung.
" Jln. Mawar. No 29. **** Kak"
Selepas berterimakasih karena mendapat alamat tersebut, Matthew pun bergegas menuju alamat milik Andin.Di tempat lain Andin bergegas untuk pulang ke kosannya, hari ini ia rasa sangat capek dan butuh istirahat, rencananya besok pagi, ia akan pergi ketempat peristirahatan terakhir mamanya.
Setibanya di kosan ia melihat ada mobil berwarna hitam terparkir di depan kamar nya.
"Andin kamu kenapa?" Matthew melihat penampilan Andin terlihat lesu. Andin tak menjawab pertanyaan Matthew ia fokus membuka kunci kamarnya.
"Andin !" Ucap tegas Matthew. Pintu Andin terbuka dan iya berniat ingin masuk namun di cegat oleh Matthew.
"Andin capek hari ini, mending kakak pulang dan nggak usah repot-repot cari Andin lagi. Oh iya ini kunci mobil Andin, kartu Andin dan kakak bisa kasih semuanya ke papa". Ucapnya.
"Pipi kamu merah Andin" Matthew melihat raut wajah Andin yang masih ia sembunyikan dari balik topi Hoodie nya.
"Andin Mau istirahat kak!, Bisa nggak sih ngertiin Andin sekali aja" Andin langsung masuk dan membanting pintu kamarnya, ia sudah kehabisan kesabaran. Sedangkan Matthew terlihat khawatir dengan adiknya, ia tidak tau apa yang sudah terjadi hari ini sehingga adiknya begitu sedih. Ia memutuskan kembali lagi besok dan memberi waktu kepada Andin untuk istirahat dan berharap besok adiknya kembali seperti semula.
*AFTER YOU*
SesiSafitriLiani

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Teen Fiction"Jangan pernah hadir jika hanya sebatas singgah, hati ku sudah kau curi setelah kau dapat kau pergi tanpa kembali" -Rasti. Memberikan kesempatan kepada laki-laki hanya sebuah kebohongan. Mereka akan pergi ketika sudah berhasil membuat wanitanya lul...