*AFTER YOU*
"Eh Arga!". Rasti terlihat kaget dengan kehadiran Arga di depan kosnya padahal ia tidak membuat janji untuk bertemu hari ini.
"Aku belum telat ternyata hehe" ucap Arga menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Samudera baru melihat laki-laki tersebut, sepengetahuannya Rasti hanya memiliki teman dekat Andin.
"Bang kenalin Arga teman ku". Arga mengulurkan tangannya, kemudian di sambut baik oleh samudera.
Setelah memasukkan koper Rasti samudera memasuki mobil sedangkan Rasti masih di luar tengah berbicara dengan Arga.
"Lo ngapain pagi-pagi ke sini?" Tanya Rasti.
"Aku mau kasih ini". Arga memberikan sebuah paper bag bewarna hijau kepada Rasti.
"Wihhh, apa ni?". Ucap Rasti penasaran.
Arga hanya membalasnya dengan senyuman, sedangkan Rasti berpamitan untuk pulang kampung."Gue pergi dulu ya, ntar Abang gue ngamuk kalo lama" Rasti melakukan tos bersama Arga.
"Hati-hati ti!" Rasti mengangguk dan berjalan memasuki mobil.
"Ternyata ada yang udah punya pacar" ucap samudera melirik adik.
"Cuma temen kok!" Jelasnya lalu memasang penutup mata karena ia akan melanjutkan tidurnya selama perjalanan.
...."Kamu emang anak nggak tau diri ya!"
"Plak!" Satu tamparan terdengar keras dari ruang kerja laki-laki paru baya itu."Bisa dengerin penjelasan Andin dulu nggak sih!" Ucap Andin sambil memegang pipi kanannya yang terasa panas.
"Penjelasan apa lagi!, Kamu mabuk mabukan di club sampai foto ini ada di tangan papa sekarang masih kamu bohong?!". Lembaran foto yang memperlihatkan Andin yang tengah meminum alkohol dan berfoto bersama lawan jenis dengan pose yang tidak layak terlihat berhamburan di lantai. Sewaktu ayahnya menelpon ingin berbicara serius dengan nya, ia tidak menyangka akan di marahi dan di maki seperti sekarang akibat ulahnya yang karena menghadiri acara ulang tahun salah satu temannya beberapa hari yang lalu.
"Coba kamu dewasa sedikit Andin!, Jangan bikin malu papa terus" Gerald memijat keningnya akibat sedikit pusing melihat tingkah putri satu-satunya itu.
"Maaf pah" ucap Andin tak berani menatap papanya.
"Kamu harus belajar banyak dengan Alice" ucapan Gerald tersebut sontak saja membuat Andin tak suka dengan nya Karena selalu membandingkan dirinya dengan Alice yang tak lain adalah musuhnya. Andin bergegas meninggalkan ruangan papanya tanpa berpamitan.
"Andin!, Papa belum selesai!" Teriak Gerald yang di abaikan oleh Andin. Andin bergegas masuk ke dalam mobilnya ia berniat untuk pergi menenangkan diri.
Alice (Massage)
"Gimana Kaka ku?, Pasti lagi nangis karena di bentak papa ya? Hahaha"Andin sudah menduga papa mendapatkan foto tersebut pasti karena ulah nenek lampir yang pura-pura baik yaitu Alice.
"Lo memang perempuan gila !"
Andin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah orang tua nya, ia berniat ingin menjambak rambut Alice mengenai foto miliknya tersebut. Ia memang tidak munafik dengan apa yang terjadi di pesta tersebut, Alice pun melakukan hal yang sama dan Andin tidak mengurus urusan Alice.Hari ini bahkan Andin tidak ingat bahwa Rasti akan pulang kampung padahal ia berjanji ingin mengantar di depan kos milik Rasti.
Tak butuh waktu lama Andin sampai di depan rumahnya, ia memarkirkan mobilnya lalu bergegas memasuki rumah untuk mencari Alice. Yang di cari ternyata berada di pinggir kolam renang sambil membaca buku.
"Maksud Lo apa Anji**!" Ucap Andin langsung melemparkan buku milik Andin ke dalam kolam". Alice yang melihat kelakuan Andin langsung saja naik pitam".
"Lo memang lon** Andin!" Jelasnya sambil melipat tangan di depan dada.
"Gue nggak pernah ngusik hidup lo, walaupun lo udah ngambil semua hak gue mulai dari papa gue, Abang sampai semua kasih sayang mereka udah lo ambil dan gue nggak peduli!, Tapi lo selalu ganggu hidup gue wanita gila!" Teriak Andin emosi.
"Selama Andy masih sama lo, maka hidup lo tidak akan tenang baby girl". Alice mengelus pipi Andin, yang langsung di hadiahi tamparan oleh Andin.
"Plak!"
"Aww"
Tamparan Andin begitu kuat hingga menyisakan warna kemerahan di pipi Alice."ANDIN!" Bukan Alice yang berteriak, namun Margaret yang merupakan ibu sambung Andin dan ibu kandung Alice.
Margaret menghampiri kedua wanita muda itu, ia melihat bahwa pipi anaknya sangat merah akibat tamparan dari Andin.
"Kamu kasar sekali Andin!, Ibu mu pasti menyesal telah memberikan kamu ginjal nya dengan kamu yang sangat liar ini".
"Deg" hati Andin Ter iris mendengar ucapan Margaret, yang ia tau ibunya meninggal akibat penyakit lain saat mereka sama-sama di rawat dulu.
"Maksud Tante apa?" Andin meminta penjelasan.
"Kamu seharusnya berkaca Andin dengan tingkah kamu yang sangat liar, padahal ibu mu mengusahakan kamu untuk hidup lebih lama, ternyata usahanya terlihat sia-sia malang sekali" jelas Margaret terlihat sinis menatap Andin. Ia memang tidak suka dengan tingkah anak sambungnya itu, sebelum Andin memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal sendiri, ia selalu di buat pusing dengan seringnya ia menghadap ke sekolah serta mengganti peran suaminya untuk menjadi wali Andin akibat ulah dan kenakalan Andin. Sehingga saat Andin memutuskan untuk tinggal sendiri ia sangat senang dan tidak pernah menyampaikan bujukan yang ti pesan kan oleh suaminya untuk mengajak Andin pulang ke rumah.
"Tante bohong!" Tanpa sengaja air mata Andin terjatuh begitu saja.
"Miris, bahkan kamu seperti membunuh ibu mu sendiri Andin!".
Alice yang mendengar semua penjelasan ibunya sungguh merasa senang, ia tidak menyangka bahwa selama ini Andin hidup karena donor ginjal dari ibunya.
"Dasar anak tidak tau diri".
"Cucu saya kenapa Margaret?!" Ucap Luisa yang tak lain adalah nenek Andin.
Margaret kaget dengan kemunculan mertuanya, ia berharap bahwa Luisa tidak mendengar apa yang ia utarakan dari tadi.
Luisa menghampiri Andin ia melihat wajah Andin basa dengan air mata, sedangkan Andin langsung saja bergegas pergi dari rumah itu tanpa memperdulikan panggilan neneknya, hatinya remuk akibat penjelasan yang ia dengar dari ibu sambung itu. Ia tidak menyangka bahwa orang-orang membohonginya mengenai kematian ibunya, ia hanya di beritahu bahwa ibunya meninggal karena penyakit yang di deritanya sejak lama, bahkan ia hanya menghadiri pemakaman ibunya melalui video call karena ia masih di rawat saat itu.
"Ma, maafin Andin" ucapnya mengendarai mobil miliknya.
*AFTER YOU*
SesiSafitriLiani

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU
Ficção Adolescente"Jangan pernah hadir jika hanya sebatas singgah, hati ku sudah kau curi setelah kau dapat kau pergi tanpa kembali" -Rasti. Memberikan kesempatan kepada laki-laki hanya sebuah kebohongan. Mereka akan pergi ketika sudah berhasil membuat wanitanya lul...