17. Pulang?

2 0 0
                                    

*AFTER YOU*

"Lihat kelakuan adik mu!" Gerald meletakkan beberapa lembar foto di meja ruang kerjanya, malam ini Matthew di panggil untuk menemui papanya di ruang kerja yang berada di kediaman mereka. Di sana tidak hanya terdapat mereka berdua melainkan terdapat Margaret yang sedang menenangkan suaminya.

"Andin nggak mungkin seperti ini pah". Matthew berusaha tidak mempercayai bukti yang ada di hadapannya, ia merasa bersalah karena kurang mengawasi Andin dengan pergaulannya di luar sana.

"Anak itu susah di atur, entah dimana dia tinggal sekarang!". Gerald meninggalkan Matthew di ikuti Margaret.

Saat ibunya meninggal dunia, hanya Andin yang selalu di titipkan oleh ibunya dulu. Ia bahkan baru mengetahui jika adiknya sudah lama tidak tinggal bersama orang tuanya melainkan memilih untuk tinggal sendiri.

....

Pagi ini tidak secerah hari lain, terlihat seorang wanita tengah duduk di atas nisan yang berada di sebuah pemakaman keluarga. Ia memakai Hoodie bewarna hitam di padukan dengan celana yang senada begitupun dengan masker yang menutupi raut wajahnya.

"Mah, kangen tau" di taburkan nya mawar merah kesukaan mamanya semasa hidup. Mama Andin bernama Nuril, ia merupakan perempuan yang memiliki sifat yang lembut dan menyayangi keluarganya, dulu ia sangat senang dengan bunga mawar merah, karena di setiap akhir pekan ia selalu meluangkan waktu untuk merangkai bunga dengan tangan nya sendiri kemudian menghias ruangan di rumah nya. Beda dengan saat ini, mamanya telah pergi tepat saat dia mendapatkan donor ginjal yang cocok dengannya.

"Andin" ucap Matthew berjalan mendekati nya.

Andin yg semula terduduk langsung bangun dari duduknya. Ia berniat ingin pergi namun tangan Matthew lebih dulu menahan nya. Matthew membawa adik kesayangannya kedalam pelukan ia memang marah dengan kenakalan adiknya, tapi ia tidak tega melihat adiknya menangis di depan nisan mamanya.

"Maafin Kaka ya dek, nggak selalu ada buat kamu". Andin yang mendengarnya semakin terisak dalam diam.

Matthew sudah mengira jika Andin pasti akan ke makam mamanya, karena Andin sangat dekat dengan mamanya. Matthew berencana ingin melihat tempat tinggal adiknya, ia ingin banyak berbicara dengan Andin sehingga ia memutuskan untuk mengajak Andin pergi bersamanya.

"Untuk kamu nggak bawa mobil, jadi bisa sama Kaka" ucapnya sambil menutup pintu mobil.

"Antar Andin pulang kak"

Setiba di kosan Andin, Matthew melihat sekeliling tempat tinggal adiknya, menurut tidak begitu buruk masih terbilang layak dan bagus dengan setiap kamarnya yang luas walaupun tidak seluas kamar adiknya di rumah.

"Sejak kapan kamu tinggal sendiri?". Pertanyaan Matthew mengalihkan fokus Andin dari leptopnya.

"2 tahun lalu"

Matthew merasa sedikit kaget, selama itu adik kecilnya pergi dari rumah dan papanya tidak mengetahui tempat tinggal anaknya.

"Kaka nggak akan bahas mengenai foto kamu itu, cuma Kaka kasih kesempatan kamu untuk berubah dan nggak boleh nakal lagi, kamu perempuan Andin". Matthew terdengar serius.

"Andin nggak akan pulang walaupun Kaka paksa, selama ada si nenek sihir itu". Jawabnya Santai.

"Kaka nggak bisa ngawasin kamu kalo kamu nggak tinggal di rumah".

Andin sedikit teringat dengan perkataan Alice kemarin mengenai Andy. Alice akan terus mencari kesalahan jika ia masih bersama Andy. Senyum Andin berubah, ia sedikit ingin memancing Alice jika tinggal bersama lagi, otak Andin memunculkan banyak rencana rencana yang akan ia gunakan untuk membuat saudara tirinya itu cemburu.

"Aku harus menganggap Alice sebagai adik mu Andin" ucap Matthew yang selalu melihat Alice sebagai orang baik.

"Aku pulang, tapi tidak dengan menganggap Alice baik seperti yang Kakak dan papa pikirkan.

*AFTER YOU*
SesiSafitriLiani

AFTER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang