33. Betrayer

1.4K 95 14
                                    

"Mwo? Kabur dari penjara??" seru Johnny

"Nde, daepyonim. Barusan Na daepyo memberi kabarnya, dia tak berhasil menahan. Karna ada yang berusaha menolong Mr. Kim" jelas Hunno

Hunno memberikan hasil rekaman, benar apa yang Yuta bilang. Ada orang yang menyelamatkannya, tapi itu bukan anak buah Yuta. Dia seperti mengenal anak buah siapa itu.

"Kenapa aku seperti mengenal, anak buah siapa ini? Anak buah Yuta tak seperti ini" gumam Johnny

"Daepyonim, ada yang berkhianat. Salah satu dari partner kerja anda" ungkap Hunno

"Siapa? Kau tau?" tanya Johnny

Hunno mengangguk. Jika dia berbicara sedikit saja, habis dia saat ini. Jadi akhirnya Hunno memilih untuk mengetik nama dari pengkhianat itu di iPad milik Johnny

"Shit!" gerutu Johnny

"Daepyonim, maafkan saya. Saya tak bisa menolong apa apa, selain memberi informasi. Maafkan saya daepyonim" ucap Hunno

Selesailah begini. Orang itu berhasil membuat Hunno dengan kemampuannya lumpuh hanya dengan satu ancaman, yaitu keluarganya. Kalau begini, tak ada cara lain selain mengikuti arus permainannya seperti apa.

"Damn it. Terserah kau, aku akan ikuti permainanmu. Yang penting, kau tak menyentuh istri dan anak anakku" gumam Johnny

Sementara Mark, tadinya dia ingin membawa kopi yang diminta suaminya. Namun berakhir menguping, ditambah lagi saat dia ingin masuk.

"Kali ini apa lagi, Tuhan? Masalah apa lagi sampai Hunno minta maaf" batin Mark

Jadi, akhirnya Mark menaruh kopi itu dimeja dekat pintu. Lalu pergi menemui kedua anaknya yang tengah belajar bersama, mumpung hari weekend juga kan. Sementara Chenle dan Jisung terheran melihat Mark seperti terburu buru dan mengunci pintu.

"Mom, what happen?" tanya Chenle

"Mansion kita akan dibantai, baby-deul. Mommy minta tolong, jangan mengeluarkan suara sedikitpun. Tidak ada yang boleh tau mommy mengamankan kalian disini" jelas Mark

Lampu dimatikan, laptop dan ponsel juga di nonaktifkan. Mark dengan segera membawa kedua anaknya duduk di sofa lalu memeluk keduanya itu dengan erat.

BOOM!

"Mom, takut. Seperti suara bom" keluh Jisung

"Mommy juga, baby. Tunggu sebentar lagi, jangan sampai ketahuan" pinta Mark

Kurang lebih 39 menit, kerusuhan yang disebabkan oleh anak buah orang itu akhirnya menjadi diam. Mereka semua pergi dari rumah itu, dengan ponselnya. Mark melihat keadaan dengan CCTV yang tersambung dengan ponselnya, terlihat mansion mewah itu sangat berantakan dan tak ada satupun yang ada didalam mansion itu.

"Mommy, lalu kita harus bagaimana?" tanya Jisung

"Pertama tama, kita harus pergi. Tidak ada yang bisa kita percaya, baby. Mommy membawa dompet mommy dan daddy, ada banyak uang cash. Kita harus pergi mengungsi pergi ke Busan, mengungsi ke hotel daddy disana" jelas Mark

Dengan penuh hati hati, Mark membawa kedua anaknya pergi dari mansion itu. Dengan menggunakan masker beserta hoddie, paling tidak agar mereka tak diketahui. Tak bisa menggunakan mobil, takutnya lokasi mereka akan terdeteksi. Dengan taksi umum, mereka bertiga berhasil pergi dari kawasan komplek perumahan elit itu. Jisung yang paling takut disini, Chenle takut. Tapi tidak setakut Jisung.

Mark sebenarnya takut, tapi jika dia menyalurkan perasaan itu pada kedua anak kembarnya. Mereka malah semakin takut, ya. Kurang lebih 27 menit, mereka sampai di stasiun untuk pergi menuju Busan. Namun sebelum itu ponselnya bergetar, jantungnya sudah panas dingin. Apakah dia diintai? Dengan segera Mark melihat ponselnya, siapa yang menghubunginya.

Beloved Mrs Seo [JOHNMARK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang