"Kuroo, mulai sekarang kau tidak akan bekerja sendiri lagi."
Lelaki yang di panggil Kuroo itu sontak menoleh ke pintu ketika mendengar suara yang masuk dengan mulus ketelinganya. Di dapatinya lelaki jangkung bersurai silver yang kerap di panggil Lev.
Salah satu alisnya terangkat satu ketika mendengar perkataan atasannya itu. "Kenapa? Lagi pula aku sudah terbiasa bekerja sendiri. Dan kalian tak kunjung memberikanku partner." nada heran dan bingung terdengar jelas di perkataannya.
Lev menghela nafasnya kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Aku bilang seperti itu karena kau akan segera me dapatkan partner, bodoh!"
Helaan nafas terdengar dari lelaki bersurai hitam jabrik itu. "Kau serius akan hal ini? Terakhir kali kau memasangkanku dengan seseorang dan dia terbunuh dalam misi pertamanya."
"Setidaknya kau harus memberikanku partner yang berguna, agar dia tidak mati dengan sia-sia di tengah misi." Kuroo menatap Lev dengan tatapan lempengnya.
"Lagi pula aku bisa melakukannya sendiri. Tanpa partner sekalipun."
"Kau memang bisa melakukannya. Tetapi dengan cara paksa. Dan Yaku menginginkan kau melakukannya dengan cara yang halus." Lev berkata sambil menyipitkan matanya dan bergidik ngeri atas perkataan Kuroo.
"Heh...... Dia terlalu merpotkan."
"JUSTRU KAU YANG MEREPOTKAN! BERKAT CARA PAKSAMU ITU KITA JADI HARUS BEKERJA EXSTRA UNTUK MEMBERSIHKANNYA!" Lev meninggikan suaranya karena kesal dengan bawahannya itu.
Sementara Kuroo malah tersentak kaget beberapa detik dan menghela nafas lelah. "Baiklah baiklah. Aku akan lebih halus lain kali. Jadi dengan begini apakah kau percaya padaku?"
Perempatan siku muncul di dahi Lev akibat Kuroo yang masih bersikukuh agar tidak memberikannya pasangan.
"Tidak."
"Dan ini adalah perintah dari Yaku! Jadi kau harus mengikutinya!"
Setelah berkata seperti itu Lev membalikkan badannya dan melambaikan tangan, seolah menyuruh seseorang yang berada di luar itu masuk kedalam apartemen Kuroo.
Dan tak lama datang seseorang bertubuh pendek. Ya... Setidaknya lebih pendek dari mereka berdua. Wajahnya sangat datar, seperti enggan untuk berinterkasi dengan siapapun. Dan dia memiliki rambut sebahu dengan gradasi hitam-pirang. Matanya bewarna kuning keemasan, tampak sangat terang. Seolah bisa menyala di dalam ruangan yang gelap.
Ketika dia masuk, keheningan melanda ruangan itu. Kuroo masih sibuk memperhatikannya sementara Lev menunggu respon Kuroo.
Setelah puas memperhatikan orang yang dia duga akan menjadi partner-nya. Kuroo pun beralih menatap Lev dan berkata dengan enteng.
"Perempuan?"
"Jaga mulutmu, aku laki-laki bodoh!"
Kuroo menatapnya kembali ketika dia berkata seperti itu. Dapat Kuroo lihat wajahnya sedikit kesal akibat Kuroo yang mengatakan bahwa dia adalah perempuan.
Kuroo menyipitkan matanya mendengar itu seolah tidak percaya perlahan pandangannya turun hingga akhirnya terpaku pada dadanya yang rata. Menyaksikan itu membuat Kuroo berpikir ah dia benar. Ya, seperti itu cara otak Kuroo bekerja.
Perlahan Kuroo memejamkan matanya, mencoba untuk menajamkan indra penciumannya. Mencoba mencari-cari aroma apa yang dikeluarkan lelaki yang baru saja menginjak kamarnya ini.
"Manis, dan kurasa dia omega?" batin Kuroo ketika ia memejamkan matanya.
"Ekhem." Lev berdehem pelan untuk memecahkan keheningan serta kecanggungan di sana. "Baiklah, aku akan memperkenalkannya."
"Dia adalah partner barumu, dia dari cabang." Lev berkata sambil melirik kearah orang itu sekilas.
Kuroo berhenti memejamkan matanya ketika mendengar itu. Perlahan kelopak matanya terbuka dan menampilkan netra coklat yang menatap lempeng sosok yang ada di depannya.
"Kenma, Kozume Kenma." dia berkata tanpa membungkukkan badannya atau memberi rasa hormat kepada Kuroo.
"Kuroo Tetsurou." Kuroo berkata dan beralih menatap Lev.
"Dari cabang? Kau serius?" tanyanya dengan tampang yang tak percaya.
"Tentu saja. Jangan karena dia dari cabang kau mengira dia tidak bisa apa-apa! Dia akan sangat berguna. Dia tidak akan membuatmu menjalankan misi dengan cara paksamu itu." Lev berkata sambil pergi keluar dari apartemen itu tanpa permisi.
Kuroo yang menyaksikan itu hanya mendesah pelan kemudian kembali menatap Kenma. Mencoba memperhatikan Kenma lagi dari atas sampai bawah. Mencoba memastikan apakah dia benar-benar berguna seperti yang Lev katakan atau tidak.
"Jadi? Apa yang membuat Yaku membawamu ke pusat?" Kuroo bertanya langsung keintinya. Tanpa basa-basi terlebih dahulu. Dan tanpa memikirkan perasaan Kenma.
Kenma mengedikan bahunya. "Aku juga tidak tahu."
"Jujur saja, kau tidak terlihat meyakinkan dan aku tidak menyukaimu." Kuroo berkata dengan enteng. "Kuharap kau tidak akan menghambatku selagi misi."
Alis Kenma terangkat satu mendengar itu. Ada sedikit rasa tidak terima di dirinya ketika dia mendengar Kuroo meremehkannya.
"Bukankah harusnya aku yang mengatakan itu? Mengingat kau tidak bisa melakukan semuanya dengan benar." Kenma berkata dengan sedikit penekanan diakhir kalimatnya.
Kuroo menyipitkan matanya tak suka mendengar itu. "Heh.... aku tidak benar katamu?"
Kenma mengangguk. "Ya, apakah kau tidak mendengarnya?"
Kuroo berhenti menyipitkan matanya dan menjauh dari Kenma. "Aku mendengarnya. Lebih baik kau bersiap, kita ada misi tiga puluh menit lagi."
"Dan jangan berteriak tolong ketika aku sedang melaksanakan misiku, ya...." Kuroo berkata sebelum akhirnya pergi meninggalkan Kenma.
"Ya, kita lihat saja siapa nanti yang akan berteriak tolong, Kucing Hitam." Kenma berkata dengan nada yang sedikit sinis. Rasa tidak suka terlihat jelas di matanya.
Ini info:
-gak jelas
-mengandung informasi gadungan
-tidak masuk akal
-intinya gak jelas
-makasih🙏
-ketik satu untuk L for Lwah kok ilang?