Kenma mengambil termometer yang tadi ia selipkan diantara ketiak Kuroo. Ketika dia melihatnya matanya membulat karena terkejut dengan angka yang ada di sana.
39.2 °C
Itu bukan panas yang cukup tinggi, setidaknya bagi Kenma.
Dan dia tidak terkejut akan hal itu.
Lalu apa yang membuatnya terkejut?
Kenma menyingkirkan termometer itu dari pandangannya dan menatap Kuroo yang sedang memejamkan matanya dengan gelisah itu.
"KUROO, KAU BISA DEMAM?!" ya, itu yang membuat Kenma terkejut.
Kuroo Tetsurou, si Kucing Hitam dari Nekoma. Orang yang bisa membunuh tanpa pandang bulu. Saat ini terbaring lemah di kasurnya akibat terserang demam.
~
Kenma mendorong pintu kamar Kuroo dengan pelan. Dia membawa sebaskom air hangat dan kain bersih yang ia gunakan untuk mengompres dahi Kuroo. Berharap bahwa demamnya bisa segera sembuh dan Kuroo bisa beraktifitas lagi seperti biasanya.
Tentu saja Kenma melakukan ini karena terpaksa.
Sebenarnya, Kenma tidak ingin merawat Kuroo yang sedang sakit seperti ini. Ini sangat merepotkan dan kemungkinan terburuknya Kenma juga dapat tertular demam karenanya. Katakan saja Kenma jahat karena tidak mau merawat partner misinya sendiri. Tetapi memang seperti itulah kenyataannya.
Lalu mengapa dia malah merawat Kuroo saat ini?
Tentu saja karena dia merasa bahwa....
KUROO TERKENA DEMAM ITU KARENA SALAHNYA.
Tidak-tidak maksudnya bukan sepenuhnya salah Kenma. Kenma tidak ingin mengakui bahwa itu adalah sepenuhnya salahnya. Sama sekali tidak ingin!
Tetapi, dia merasa sedikit bersalah karena Kuroo. Tetapi benar-benar sedikit!
Pasalnya, semalam ketika mereka selesai melaksanakan misi. Mereka menuju perjalanan pulang dan hari itu hujan deras dan sialnya ban mobil mereka bocor dan mengakibatkan mereka tidak bisa berjalan kemana pun.
Awalnya mereka mau memanggil montir untuk datang dan memperbaiki atau meminta mobil yang lainnya. Tetapi mereka tidak mendapatkan sinyal di sana.
Alhasil, Kuroo turun dan memperbaiki mobil itu tanpa menggunakan jas hujan atau pun payung sementara Kenma malah leha-leha di dalam mobil.
Setelah selesai Kuroo tidak mengganti pakaiannya dan malah langsung menjalankan mobilnya. Dan tentu saja dia tidak mematikan ac mobilnya dan membiarkan dirinya yang basah kuyup terkena ac.
Nah, mungkin inilah sebabnya dia bisa terjangkit demam seperti ini.
Kenma meletakkan baskom itu di meja yang ada di sebelah ranjang Kuroo. Dia memeras pelan kain itu kemudian menempelkannya pada dahi Kuroo.
Ketikaa Kenma sedang mengompres Kuroo, dapat Kenma lihat Kuroo membuka matanya kecil dan menatap Kenma.
"Tsu... kki..." dia berkata sambil menatap Kenma dengan mata yang memerah dan sangat berkaca-kaca.
Kenma yang mendengar suara Kuroo hanya bisa menjawab. "Ada apa dengan Tsukkimu? Kau bertengkar dengannya?"
Kuroo menggeleng pelan, "Tsukki......" ada jeda cukup lama ketika Kuroo memanggil namanya. "Aishimasu....."
Kenma menganggukkan kepalanya ogah-ogahan mendengar itu kemudian mundur satu langkah dari Kuroo. Memperhatikannya dengan intens.
"Kita tidak memiliki obat, jadi aku akan keluar dan membelinya." Kenma memberitahu Kuroo bahwa ia akan keluar. Khawatir ketika ia keluar Kuroo malah memerlukan sesuatu dan malah berjalan sendiri keluar dari apartemen.
Kenma membalikkan badannya ketika menyaksikan Kuroo tak kunjung merespon dalam beberapa detik. Dia memaklumi hal itu. Mengingat kondisi Kuroo sedang tidak baik, jadi itu tidak masalah.
Grepp
"Ja... jangan tinggalkan aku....." Kuroo berkata dengan suara yang pelan dan lemah.
Kenma merasakan pergelangan tangannya terasa panas berkat Kuroo yang memegangnya. Mencoba menahannya agar tidak meninggalkannya sendiri.
"Aku keluar untuk membelikanmu ob-"
Brukk...
"A-aku.... Tidak mengizinkannya....." Kuroo menarik Kenma hingga Kenma berbaring di sebelahnya. Perlahan Kuroo membawa Kenma kedalam pelukannya.
"Aku..... Tidak mengizinkanmu meninggalkanku sendirian disini....." saat ini Kenma dapat merasakan nafas Kuroo yang terasa panas di lehernya. "Tsukki......" perlahan kelopak mata Kuroo kembali tertutup guna menyembunyikan netra coklatnya dan suara dengkuran halus terdengar darinya.
Tetapi, meskipun ia tertidur ia tidak melepaskan Kenma dari pelukannya dan malah mengeratkannya.
Kenma yang ada di situasi itu hanya menghela nafasnya dan mengeluarkan ponselnya. Mencoba menghubungi Lev untuk membawakannya obat turun panas dan beberapa barang lainnya.