Kenma menatap Kuroo yang baru saja memejamkan matanya lagi setelah ia meminum obat. Kenma memperhatikan wajah Kuroo yang terlelap itu dengan lekat seolah enggan mengalihkan pandangannya dari wajahnya.
Ketika dia sedang memperhatikan Kuroo tiba-tiba saja percakapannya dengan Lev kembali terputar diotaknya.
Flashback on
Kenma mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar perkataan Lev. Mulutnya terbuka kecil karena terkejut dengan apa yang dia katakan.
Sepasang...
ALPHA?!
Apa maksudnya ini?
"Se-sepasang alpha? Bagaimana bisa?" tanya Kenma tak percaya.
Lev tertawa ketika melihat reaksi Kenma. "Aku sudah menduga kau akan bereaksi seperti itu."
"Ya... Aku tidak tahu kenapa itu bisa terjadi, tetapi kurasa Kuroo tidak menyadari bahwa Tsukishima adalah seorang alpha sejak awal mereka berpacaran."
"Dan dia menyadarinya ketika mereka putus. Itu pun karena Tsukishima yang memberitahunya."
Kenma mengerjap sekali lagi saking tak percayanya dengan pendengarannya sendiri.
Bagaimana bisa seperti ini-tidak. Maksudnya—
BUKANKAH ALPHA ITU BISA MEMBEDAKAN MANA YANG OMEGA MANA YANG BETA DAN MANA YANG ALPHA HANYA DARI PHEROMONNYA, YA?!
Bahkan omega dan beta pun bisa melakukan itu, Kenma yakin!
Tetapi... Ada apa dengannya?
Mengapa dia bisa-bisanya tidak menyadari bahwa kekasihnya adalah seorang alpha?
"Bagaimana bisa dia tidak menyadarinya? Apakah dia benar-benar bodoh?!"
Lev mengangguk setuju mendengar itu. "Aku sepemikiran denganmu ketika mendengar ceritanya."
"Tetapi, kurasa bukan karena itu dia tidak menyadarinya."
"Ah salah. Kurasa dia menyadarinya, tapi dia menolak fakta bahwa Tsukishima adalah seseorang yang satu jenis dengannya." Lev meraih kembali cangkir kopi itu kemudian mengguncangnya pelan. Mencoba mengaduk kopi itu tanpa menggunakkan sendok.
"Kau tahu, kan bahwa ketika orang jatuh cinta orang akan menjadi buta dan tuli?"
"Menurutmu, diantara buta dan tuli itu. Kuroo masuk yang mana?"
Kenma menghela nafasnya. Mencoba menenangkan dirinya ketika mendengar cerita yang sedikit tidak masuk akal ini. "Kurasa dia masuk yang buta."
Lev terkekeh kemudian menggeleng. "Salah."
"Dia termasuk kedalam orang yang melumpuhkan seluruh indranya agar dia tidak menyadari siapa orang itu yang sebenarnya. Kuroo adalah orang yang seperti itu."
"Dia menutup mata, telinga, hidung, mulut bahkan hatinya sendiri agar dia tidak menyadari bahwa Tsukishima adalah seorang alpha. Dan karena hal itulah dia juga tidak menyadari resiko dari perbuatannya."
"Ketika Tsukishima meninggalkannya dia akan merasa sangat sakit dan kehilangan karena telah melakukan semua itu."
"Kuroo terlalu dalam mencintai Tsukishima sehingga dia tidak tahu caranya untuk kembali kepermukaan."
Lev tersenyum kemudian meneguk kopinya. "Kurasa itu cocok untuk menggambarkan dirinya."
Flashback off
"Tsukki.... Aku...." tangan Kuroo bergerak. Meraba-raba kasur kosong yang ada disebelahnya seolah mencari sesuatu.
Kenma perlahan mendekat kearah kasur yang Kuroo raba itu. Perlahan tangan kecilnya bergerak untuk meraih tangan Kuroo yang masih asyik meraba kasur itu dengan sedikit panik.
Grepp
Kenma meraihnya.
Dia meraih tangan Kuroo dan ketika dia meraihnya dia merasakan Kuroo yang meremas kuat tangannya seolah mengatakan 'jangan tinggalkan aku'.
"Men... cintaimu......"
Kuroo terlalu dalam mencintai Tsukishima.
Terlalu dalam mencintai Tsukishima.
Terlalu dalam.
Terlalu dalam.
"Terlalu dalam hingga tidak tahu caranya kembali kepermukaan, ya?" perlahan Kenma menempelkan kepalanya pada kasur itu. Membiarkan Kuroo meremas tangannya kuat-kuat hingga akhirnya matanya perlahan terpejam.
"Kurasa dia memang orang bodoh yang tidak tahu batasan ketika mencintai seseorang." Kenma berkata sambil menutup matanya.
"Pantas saja kau tidak memiliki mate." Kenma berkata pelan sebelum akhirnya terlelap dalam posisi yang sama.