Kuroo menghentikan mobilnya di sebuah bangunan besar dan mewah. Ini adalah tempat tinggal targetnya kali ini.
"Oy, kita sudah sampai." ujar Kuroo kepada Kenma yang tengah duduk di sebelahnya sambil memangku laptop.
Kenma mengalihkan pandangannya mendengar itu kemudian mengangkat satu alisnya. "Lalu?"
Dahi Kuroo mengkerut heran mendengar pertanyaan itu keluar dari mulutnya. Lalu? Lalu katanya?! Kenapa dia menanyakan itu?!
"Apa maksudmu? Turun dan segera lakukan tugasmu. Bantu aku agar aku tidak terkena jebakan yang dipasang di rumah itu." jelas Kuroo dengan sedikit kesal.
"Huh...... Kau sangat manja sampai tidak bisa menghindari semua jebakan itu sendiri, ya?" Kenma berkata sambil menekan tombol Enter pada keyboard laptopnya.
"Aku sudah mematikan semua jebakan yang ada di sana. Kau bisa masuk dengan damai sekarang."
Mata Kuroo membulat, sedikit terkejut dengan perkataannya. Jika ini sungguhan ini sangat mengagumkan.
"Ku harap kau tidak berbohong dengan perkataanmu itu." Kuroo berkata dan mengambil pistol yang ia letakkan di kursi penumpang. Tak hanya itu, dia juga mengambil belati dan beberapa granat serta flashbank.
Mata Kenma merotasi mendengar itu seolah malas dengannya. "Aku tidak akan berbohong." Kenma merongoh saku bajunya kemudian mengeluarkan earphone tanpa kabel dan memberikannya kepada Kuroo. "Gunakan ini."
Alis Kuroo terangkat heran mendengarnya. "Untuk apa aku menggunakannya?"
"Aku akan memandumu dari sini agar kau tahu situasi di dalam sana. Aku sudah membajak semua kamera cctv yang ada di rumah itu. Dan aku juga sudah mendapatkan cetak biru rumah itu dan menyelidikinya."
Kuroo sedikit terkejut mendengar penjelasan Kenma. Wow, dia cepat tanggap ternyata, ya? Bahkan lebih dari apa yang Kuroo harapkan.
Kuroo rasa dia akan sedikit berguna kali ini.
Ya, itu pun jika dia bisa bertahan di misi-misi yang akan mereka laksanakan.
Kuroo bergerak untuk mengambil earphone itu dan menggunakannya. "Kurasa kau bisa sedikit diandalkan." Kuroo berkata kemudian membuka pintu mobil dan turun.
"Dan jangan berteriak tolong, itu akan mengganggu konsentrasiku." Kuroo menutup pintu mobil tepat setelah berkata seperti itu. Sementara Kenma hanya tersenyum kesal berkat perkataannya.
Oh ayolah, dia fikir Kenma sebegitu parahnya, kah?
Lupakan tentang itu, sekarang dia harus fokus pada misinya.
Kenma segera memakai earphone-nya untuk mendengar apa yang Kuroo katakan. Pandangannya juga tertuju pada layar laptop yang dipangkunya. Layar itu menampilkan Kuroo yang tengah berdiri di depan pagar yang besar itu tanpa bersembungi. Dia sepertinya sangat yakin dengan kemampuannya.
"Ada delapan penjaga di pintu masuk dan mereka semua membawa pistol FN di kantong mereka. Pistol itu berisi 20 peluru dan mereka membawa cadangannya sebanyak 10 peluru." Kenma mulai menjelaskan tanpa mengalihkan pandangannya.
Sementara itu Kuroo yang mendengar hanya menganggukkan kepalanya. Meskipun baginya itu tidak berguna karena dia akan langsung membunuh orang-orang itu.
"Aku juga dapat perintah dari Yaku, kau hanya boleh membunuh bos mereka. Mereka tidak boleh di bunuh."
Kuroo mendelik tak suka ketika Kenma melanjutkan perkataannya. Mempersulit pekerjaannya saja.
"Ya ya, terimakasih atas informasinya."