"Kuroo! Di belakangmu!" Yamamoto berteriak cukup kencang ketika dia baru saja menyaksikan ada seseorang yang membawa linggis di belakang Kuroo dan ingin memukulnya. Orang itu berjarak sangat dekat dengannya. Bahkan hanya beberapa centi lagi sebelum linggis itu memukul lehernya.
Bughhh
BRAKK
Dorr
Kuroo dengan cepat berbalik dan menendang orang itu hingga akhirnya ia jatuh di tanah dan menembak kepalanya. Sebenarnya dia menyadari orang itu. Toh Kenma juga biasanya akan memberitahukannya ketika orang itu berada tepat dibelakangnya.
Kuroo menatap Yamamoto dengan tatapan lempengnya. "Itu yang terakhir?"
Yamamoto mengangguk. "Kurasa iya."
"Baiklah kalau begitu kita bisa pulang sekarang." Kuroo berkata dan berjalan terlebih dahulu keluar dari sana dan menuju mobil.
Sesampainya di mobil Kuroo dan Yamamoto segera berjalan pulang dengan Kuroo yang mengemudi.
"Bekerja denganmu sangat enak Kuroo! Ini sangat mudah di selesaikan!" Yamamoto berbicara diiringi tawa ringannya sementara Kuroo hanya menanggapinya dengan anggukan.
Hingga akhirnya terlintas sebuah pertanyaan di otak Kuroo. Kenapa Yamamoto harus di pasangkan dengannya?
"Kenapa kau di pasangkan denganku?" tanya Kuroo sambil menatapnya heran.
"Kenapa? Bukankah sudah jelas untuk menggantikan Kenma yang mengambil cuti?" Yamamoto kembali menjawab sekaligus bertanya dengan tampang yang tak kalah heran.
"Ya... Kau benar. Tetapi maksudku—alasan lebih rincinya?"
Yamamoto menggeleng tanda tak tahu akan hal itu. "Aku tidak tahu... Kurasa yang mengetahui itu hanyalah Yaku dan juga Lev." jelas Yamamoto.
Yamamoto menyenderkan punggungnya pada kursi penumpang. "Dan juga aku sedikit terkejut dengan kabar bahwa Kenma hamil."
"Ya—kau benar aku ju-" perkataan Kuroo tertahan ketika otaknya mulai memproses apa yang Yamamoto katakan.
Tunggu.
Apa katanya tadi?
Kenma?
KENMA HAMIL?!
CKITTTT
Kuroo segera menginjak rem dengan kasar ketika ia sadar akan perkataan Yamamoto. Berkat tindakannya itu Yamamoto terhuyung ke depan bahkan hampir menubruk dashboard mobil jika saja dia tidak mengenakan sabuk pengaman.
"Hah?! Apa maksudmu dengan Kenma hamil?!"
Yamamoto menatap Kuroo dengan heran. "Apa maksudku? Ya sesuai yang kukatakan, Kenma hamil."
"Kabar itu sudah beredar belakangan ini diantara para anggota. Ku dengar salah satu anggota ada yang ingin melapor kepada Yaku, namun ia mendengar bahwa Yaku sedang melakukan panggilan telfon dengan Kenma dan sesaat setelahnya Yaku memekik kencang bahwa Kenma hamil." Yamamoto menjelaskan secara rinci apa yang ia ketahui kepada Kuroo.
Kuroo terdiam mendengar itu. Matanya membulat tak percaya saking terkejutnya. Bahkan mulutnya terbuka kecil ketika mendengar semua penjelasan Yamamoto.
Apa maksudnya dengan ini?
Kenapa?
Kenapa dia mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan seperti ini?
"Kabar ini sudah beredar sekitar empat bulan lalu. Kau tidak mengetahuinya?"
Ya, Kuroo tidak mengetahuinya.
Kuroo benar-benar tidak mengetahui hal ini.
Dia tidak mengetahui apapun tentang Kenma.
Apapun.
Bahkan hal sebesar ini pun Kuroo tak mengetahuinya.
Padahal, Kenma partner-nya sendiri. Bisa-bisanya Kuroo tidak mengetahuinya.
Brengsek. Kuroo merasa seperti hanya ia yang di tinggalkan di sini.
Kuroo rasa....
Dia benar-benar tidak mengenal Kenma lebih dekat bahkan dia tidak mengetahui apapun tentang lelaki puding itu.
•••••
BRAKK
"YAKU! JELASKAN PADAKU APA MAKSUD DARI SEMUA INI!" Kuroo berteriak dengan kencang ketika dia baru saja memasuki ruangan Yaku.
Yaku yang mendengar pintunya di dobrak paksa dan teriakan itu tentu saja tersentak kaget dan menatapnya kesal.
"Hah? Apa maksudmu? Lagi pula seharusnya kau mengetuk terlebih dahulu!" kesal Yaku dengan tingkah Kuroo.
Kuroo tidak mendengar perkataannya. Dia malah terus mendekat pada Yaku hingga akhirnya berhenti di hadapannya dan menatapnya tajam dan mengintimidasi.
"Jelaskan padaku! Apa maksud kabar angin yang mengatakan bahwa Kenma hamil!" Kuroo berujar dengan penekanan di tiap katanya.
Sementara Yaku malah menghela nafas. Sedikit takut dengan tatapan tajam dan mengintimidasi yang Kuroo berikan padanya.
"Baiklah baiklah, aku akan mengatakannya." Yaku berkata sambil menatap Kuroo dengan serius.
"Seperti yang kau dengar dari kabar itu."
"Kenma hamil."
"Dan itulah alasan mengapa dia mengambil cuti selama beberapa bulan terakhir."
Mata Kuroo membulat sempurna ketika dia mendengar pengakuan Yaku. Raut terkejut terpampang jelas di wajahnya. Hatinya berdegup kencang mendengar itu. Dan apa-apaan ini? Mengapa.... Kuroo malah terasa dikhianati?
"Sudah, kan? Hanya itu yang ingin kau ketahui?" tanya Yaku.
"Siapa.... Siapa yang menghamili Kenma?!" tanya Kuroo.
Yaku menggeleng. "Aku tidak tahu Kuroo.... Aku tidak tahu akan hal itu."
Kuroo menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan, mencoba menyembunyikan rasa terkejutnya meskipun hatinya masih berdegup kencang.
"Lalu... Dimana dia tinggal sekarang? Kau tahu itu, kan?!"
"Ya, aku tahu...." Yaku mengambil secarik kertas kemudian mulai menuliskannya di sana. "Kau ingin mengunjunginya?" Yaku bertanya sambil memberikan kertas itu pada Kuroo.
Kuroo mengangguk dan mengambil cepat kertas itu. "Aku harus mengunjunginya!" Kuroo segera berlari meninggalkan Yaku di sana.
Sementara Yaku malah menghela nafas kasar dan mengusap wajahnya. "Tidak ada gunanya untuk mengelak lagi, kan?"