"Jadi, kenapa kita harus menyamar seperti ini?" Kuroo bertanya sambil menekan tombol lift menuju ke lantai paling atas.
Kenma yang sedang merapihkan rambutnya malah mengangkat satu alisnya heran. "Kenapa? Tentu saja agar kita bisa menyelinap masuk, bodoh. Kau ingat, kan bahwa kita akan memasukan ini ke dalam minuman?"
Mata Kuroo berotasi malas mendengar itu kemudian helaan nafas terdengar darinya. "Ini merepotkan." dia berkata sambil sedikit melonggarkan dasi yang ia kenakan.
"Ini tidak semerepotkan itu. Sudahlah kau hanya perlu diam dan ikuti rencananya."
Ting!
Pintu lift terbuka tepat setelah Kenma berkata seperti itu. Keduanya menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya melangkah keluar dengan senyuman yang mengembang di wajah mereka.
Tentu saja ini hanyalah senyuman palsu.
"Huh.... Benar-benar ada penjaga ternyata." Kuroo berkata pelan sambil merongoh sakunya dan mengeluarkan kartu identitas serta selebaran undangan yang telah Kenma siapkan.
Dia menunjukkannnya kemudian diperbolehkan masuk, begitu pula Kenma.
Setelah mereka memasuki ruangan itu, dapat mereka lihat banyak sekali orang-orang yang sudah hilang kesadarannya akibat mabuk dan mengonsumsi narkoba secara berlebihan. Keadaan ruangan saat ini sangat kacau balau.
Kenma mendesis menyaksikan itu. "Mereka sepertimu ketika mabuk."
Kuroo meliriknya tajam kemudian melangkah menjauh darinya. "Brengsek, tutup mulutmu."
Kuroo berkata dan pergi kearah yang berlawanan dengan Kenma. Dan mereka pun mulai mencari target yang akan mereka bunuh itu.
Ya, meskipun mereka akan membunuh semua yang ada di lantai ini.
~
Sudah dapat tiga puluh menit sejak mereka berpisah. Dan Kenma telah menemukan targetnya. Dia menatap orang itu cukup lama sebelum akhirnya meraih segelas wine yang ada di meja lalu mencampurnya dengan obat yang telah ia siapkan.
Setelah merasa obat itu telah tercampur rata, Kenma memanggil seorang pelayan dan menatapnya dengan lembut.
"Bisakah kau berikan minuman ini pada orang yang di sana? Ah tentu saja aku akan memberikanmu tip." Kenma berkata dengan lembut dan menyodorkan sejumlah uang dan memberikan segelas wine itu.
Pelayan itu mengikuti perkataan Kenma. Dia segera menuju orang yang Kenma maksud dan memberikan wine itu. Kenma yang menyaksikan orang itu sudah menerima gelas darinya segera pergi meninggalkan tempat itu dan menuju ke sudut ruangan.
Di dapatinya Kuroo yang sedari tadi meraba tembok seperti orang bodoh. Kenma yang menyaksikan itu hanya menatapnya jijik kemudian mendekat kearahnya.
"Kau seperti orang bodoh, kau tahu?" Kenma berkata sambil menekan tembok yang berjarak 50 cm dari tembok yang sedang Kuroo raba.
Dan tepat setelah Kenma menekan tembok itu, tembok itu berbalik dan mengeluarkan dua buah pistol dan dua buah belati.
Kuroo yang menyaksikan itu hanya bisa tersenyum kesal. Sial, padahal sedari tadi dia sudah mencarinya. Tetapi kenapa Kenma malah menemukannya dengan mudah?!
"Aku tahu bahwa pistol berada di sini."
"ARG-"
DUARRR