Ceklek
Kuroo membuka pintu kamar Kenma dengan lembut. Dia menyelipkan kepalanya diantara pintu itu dan menatap Kenma yang masih menyelimuti dirinya. Hanya kepala puding dan kakinya saja yang ia tunjukkan.
Kuroo menghela nafasnya menyaksikan itu. Jujur, dia sedikit enggan untuk membangunkan Kenma. Mengingat dia semalam memuntahkan isi perutnya di kepala Kenma dan membuat kaki Kenma tergelincir.
Meskipun Kuroo merasa tidak bersalah. Tetapi dia kasihan dengan kondisi partner-nya ini. Jika dia seperti ini terus bisa-bisa Kuroo akan kerepotan di misi selanjutnya, kan?
Tangan Kuroo perlahan bergerak untuk mendorong pintu itu hingga akhirnya terbuka lebar dan dia pun mulai melangkah masuk kearah Kenma yang sedang tertidur pulas di sana.
Setibanya di samping ranjang Kenma dia memperhatikan wajah Kenma yang tertidur. Kuroo akui bahwa wajah Kenma itu sedikit menyenangkan untuk dipandang. Jika saja dia tidak memancing emosi Kuroo secara terus menerus Kuroo pasti sudah benar-benar mengakui itu.
Tangan Kuroo bergerak untuk memegang bahu Kenma kemudian mengguncangnya pelan. Berusaha membangunkan Kenma dengan lembut agar tidak memulai perdebatan di pagi-pagi buta seperti ini.
"Kenma, bangunlah. Kau tidak lupakan bahwa kita harus melapor misi semalam?"
Kuroo hanya menerima dengkuran halus sebagai balasan atas pertanyaannya. Membuatnya mendesah lelah kemudian berjongkok tepat di sampingnya dan memperhatikan wajahnya dari dekat.
"Kenma...." Kuroo memelankan suaranya.
Dia mendekatkan bibirnya pada telinga Kenma. Berniat membisikkan Kenma sesuatu.
"Bangun atau aku akan membuang pudingmu yang memenuhi kulkas itu."
Kuroo menarik bibirnya lagi setelah berkata seperti itu. Dia berhenti berjongkok kemudian mundur tiga langkah. Mencoba menunggu reaksi Kenma atas bisikannya.
Biasanya, Kenma akan langsung bangun.
Tetapi, kali ini dia tidak melakukan itu.
Kuroo berdecak sebal karena hal itu tidak berhasil. Dia bergerak untuk mengambil senapan yang tergeletak di meja. Dia mengeluarkan peluru senapan itu kemudian mengarahkannya ke kepala Kenma.
DORR
Suara itu menggema di kamar-apartemen milik Kuroo dan Kenma. Tentu saja yang melakukan ini adalah Kuroo. Dan sesaat setelahnya, Kenma segera membuka matanya lebar-lebar dan berusaha bangkit dari posisi tidurnya. Meskipun ia tidak berhasil karena kakinya masih terasa sakit.
Kuroo yang menyaksikan reaksi Kenma sesuai dengan yang ia harapkan hanya bisa tersenyum miring. Dia meletakkan senapan itu kembali ketempat semula.
"Sudah selesai bermimpi, Tuan Kozume?" Kuroo berkata diiringi nada ejekan diakhir kalimatnya.
Kenma yang mendengar itu hanya melemparkan tatapan tajamnya dan mengendus sebal.
Sial, Kuroo mengganggu tidur nyenyaknya.
"Mengapa kau membangunkanku pagi-pagi seperti ini?! Kita tidak ada misi hari ini!" Kenma berkata dengan nada sebalnya.
Kuroo menyipitkan matanya mendengar itu kemudian maju satu langkah agar lebih dekat dengan Kenma.
"Hah? Kau lupa bahwa hari ini kita harus melapor rincian misi kemarin?!"
Kenma ikut menyipitkan matanya mendengar itu. "Dan apakah kau tidak membuka ponselmu?! Yaku mengatakan bahwa kita tidak perlu melakukannya!"
Kuroo mengerjap beberapa kali mendengar itu. "Eh?"
Jika memang seperti itu...
MENGAPA DIA HARUS BANGUN PAGI-PAGI BUTA DAN REPOT-REPOT MEMBANGUNKAN KENMA?!