20.

651 98 2
                                    

"Wah.... Dia benar-benar demam saat ini." Lev berkata sambil menatap wajah Kuroo dari dekat. Wajahnya terlihat tidak tenang dan sedikit memerah.

Kenma yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian menyodorkan tangannya kepada Lev. "Dan bisakah kau menolongku terlebih dahulu agar aku bisa lepas dari pelukan menjengkelkan ini?" tanya Kenma dengan sedikit nada kesal.

Ayolah. Sudah tiga puluh menit dia berada di dalam posisi seperti tanpa berubah sedikitpun.

Lev terkekeh pelan kemudian mengangguk. Lev segera melepaskan tangan Kuroo yang melilit pinggang Kenma. Dia juga menurunkan kaki Kuroo agar tidak melilit paha Kenma lagi.

Ketika Lev telah berhasil menyingkirkan semua itu Kenma segera bangkit dari posisinya dan menjauh dari Kuroo.

Lev tertawa ringan menyaksikan Kenma yang tampak kesal ketika Kuroo memeluknya. "Wajahmu tampak kesal Kenma."

"Tentu saja, dia memelukku terlalu erat."

Tawa ringan Lev kini berubah menjadi sebuah kikikan geli berkat perkataan bawahannya itu. Dia menyodorkan kantung plastik putih yang ada di tangan kanannya kepada Kenma dan membiarkan Kenma mengambilnya.

"Ini titipanmu."

Kenma meraih plastik itu dan melihatnya. "Terimakasih."

Lev mengangguk kecil dan kembali menatap Kuroo. "Tampaknya kalian sudah semakin dekat ya sampai bisa berpelukan seperti itu."

Mata Kenma merotasi malas mendengar itu. "Pelukan apanya? Dia hanya menarikku tiba-tiba dan menjadikanku gulingnya."

"Tetapi kau tidak membantah hal itu. Bukankah itu namanya pelukan?"

"Hah? Tentu saja tidak! Itu bukanlah pekukan! Dia hanya menjadikanku gulingnya!" bantah Kenma dengan keras.

"T-tsukki....."

Suara pelan dan halus itu membuat atensi dua orang yang ada di dalam ruangan itu menuju kearahnya.

Tatapan Lev perlahan berubah menjadi lembut ketika mendengar Kuroo mengatakan itu tanpa sadar.

"Eh? Dia masih menyebut namanya.... Ku kira dia sudah melupakannya." ujung bibir Lev terangkat tipis ketika dia mengatakan itu. Menatap Kuroo yang tengah tertidur dengan tatapan lembut bercampur sendu.

Kenma yang mendengar perkataan Lev yang seolah mengetahui siapa sosok Tsukki itu tentu saja heran.

"Melupakannya? Kau mengenal orang bernama Tsukki itu?"

Lev terkekeh pelan mendengar pertanyaan Kenma dan beralih menatapnya. "Aku tidak mengenalnya tetapi aku mengetahui sedikit tentangnya."

"Bisakah kau memberitahuku? Aku sedikit penasaran. Kuroo selalu menyebut nama itu ketika dia tidak sadar." pinta Kenma.

Mata Lev sedikit membulat mendengar itu, sesaat setelahnya tawa nyaring lepas dari mulutnya dan memenuhi ruangan itu. "Sial... Melupakannya bagaimana? Kau saja masih selalu menyebutnya. Kuroo Kuroo, sepertinya kau sangat mencintainya, ya?"

~

Kenma meletakkan secangkir kopi yang dibuatnya di meja yang ada di hadapannya. Dia menghempaskan bokongnya dengan lembut pada sofa yang berhadapan dengan Lev kemudian menatap Lev dengan tatapan penasarannya.

"Jadi Lev, apa maksud perkataanmu di dalam tadi?" tanya Kenma tanpa mengalihkan pandangannya dari Lev.

Lev terkikik geli mendengar itu kemudian menatap Kenma dengan lembut. "Begini, apakah kau tahu bahwa Kuroo memiliki mantan kekasih?"

Kenma menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak mengetahui itu."

"Baiklah kalau begitu kurasa aku bisa menceritakannya sedikit." Lev bergerak meraih cangkir kopi yang ada dihadapannya kemudian meneguknya perlahan hingga kopi itu tersisa setengah. Dia meletakkannya kembali dan menatap Kenma. Mengambil nafas dalam-dalam kenudian menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya dia memulai bercerita.

"Dulu, tepatnya lima tahun yang lalu. Kuroo memiliki seorang kekasih. Nama kekasihnya adalah Tsukishima Kei dan dia memanggilnya dengan sebutan Tsukki. Ya... Anggap saja itu adalah panggilan sayang yang Kuroo berikan padanya." Lev mulai menjelaskan dengan perlahan.

Dan Kenma tidak mengeluarkan sepatah katapun. Hanya mendengarkannya dalam diam dan dengan tenang.

"Dan kurasa hubungan mereka hanya terjalin sangat singkat. Sekitar lima bulan jika aku tidak salah ingat, dan setelah itu mereka berpisah." Lev berkata sambil menyenderkan bahunya pada punggung sofa.

"Berpisah? Kenapa mereka berpisah?"

"Ini terdengar sedikit konyol menurutku." Lev tertawa kecil sebelum dia berkata. "Mereka berpisah karena mereka berdua adalah seorang alpha."

Partner • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang