33.

726 94 4
                                    

"Gugurkan saja."

Kenma yang tadinya mengepalkan tangan kuat-kuat seketika langsung berhenti melakukannya saking terkejutnya dengan perkataan Kuroo. Dia yang tadinya menunduk dan tidak berani menatap Kuroo kini menatapnya dengan mata yang penuh dengan amarah dan kekesalan.

Brengsek.

Kuroo benar-benar lelaki brengsek yang pernah Kenma temui.

"Gugurkan?!" Kenma melangkah mendekat kearahnya.

"Gugurkan katamu?!" dia berhenti tepat di hadapan Kuroo dan menatap langsung ke matanya. Perlahan tangannya bergerak dan mencengkram kuat kerah baju Kuroo.

"KAU PIKIR AKU TIDAK MENCOBA MELAKUKANNYA?!"

"KAU PIKIR SUDAH BERAPA BANYAK OBAT YANG AKU MINUM DEMI MENGGUGURKAN ANAK INI!"

"SUDAH BERAPA BANYAK?!"

Kenma memekik kencang tepat di hadapan Kuroo.

Iya, Kenma tahu apa yang dia katakan dan yang dia lakukan salah.

Tetapi memang seperti itulah kenyataannya.

Kenma menelan banyak obat demi menggugurkan anak yang ada di dalam perutnya itu.

Dan dia tidak ingin mendengar ide yang memuakkan itu dari laki-laki brengsek yang ada di depannya ini.

"AKU SUDAH MENCOBA BANYAK HAL UNTUK MENGGUGURKANNYA! AKU SUDAH MELAKUKAN BANYAK CARA! BANYAK TEMPAT SUDAH KU DATANGI UNTUK MENGGUGURKAN ANAK INI."

"TAPI..... Tapi..... Tapi....." suara Kenma perlahan melemah, dia tidak lagi berteriak kencang seperti sebelumnya. Cengkeramannya pada kerah baju Kuroo yang tadinya sangat kuat kini perlahan melonggar hingga akhirnya tangannya terjatuh bebas.

"Anak ini..... Anak ini.... Dia tetap ada di dalam perutku.... Dia.... Dia... Dia tidak mau keluar dari sana!!" Kenma berkata sambil menundukkan kepalanya. Menyembunyikan air mata yang mulai mengalir bebas membasahi pipinya.

Kuroo yang menyaksikan itu tertegun. Dia tidak menyangka semua yang terjadi dengan Kenma akibat ulahnya. Bahkan dia tidak mengingatnya sama sekali. Terlebih.....

Kenma sudah berusaha untuk menggugurkan anak itu sebelum Kuroo mengatakan ide bodohnya.

Kuroo merasa.....

Kenma seperti orang yang putus asa saat ini.

Kuroo menuntun tangannya untuk memegang bahu Kenma yang bergetar akibat menangis itu. Dia meremas pelan bahu Kenma untuk menenangkannya.

"Kenma..... Kurasa.... Kita harus menunggu dan membiarkan anak itu hidup." Kuroo berkata dengan pelan. Dia benar-benar tidak paham dengan dirinya. Bahkan perkataan itu keluar tanpa ia sadari.

Kenma menepis tangan Kuroo yang ada di bahunya. "Kenapa kau mengatakan itu setelah kau melakukan ini padaku?!"

"Kau bahkan tidak mengingat perlakuanmu padaku. Kau bahkan tidak menemaniku ketika aku mengalami masa sulit karena mengandung anakmu ini!"

"Brengsek brengsek brengsek!!!"

Kenma menjambak rambutnya sendiri, dia tampak frustasi saat ini. Tatapan matanya tampak kosong tetapi air mata terus keluar dari sana. Bahkan mulutnya tak henti-henti membicarakan perilaku Kuroo yang menyakiti hatinya.

"Ketika kau melakukannya kau bahkan tidak menyebut namaku!"

"Kau hanya menyebut nama Tsukki Tsukki Tsukki. Sementara yang sedang kau tiduri bukanlah Tsukki-mu itu!"

"Apakah kau sadar apa yang kau lakukan?! Ketika kau melakukannya kau bahkan tidak merasa bahwa kau sedang melakukan hal itu denganku Kuroo!! Sama sekali tidak!!!"

"Brengsek, aku merasa seperti jalang yang di bayar hanya untuk memuaskanmu malam itu dan keesokan harinya kau bertingkah seperti biasa. Tidak mengingat dan menghiraukan semua itu."

"Keparat.... Aku.... Aku.... Aku.... Aku... Aku benar-benar ingin membunuhmu, Kuroo." kali ini tatapannya berubah menjadi sendu. Berbanding terbalik dengan perkataannya.

"Tapi.... Tapi.... Aku tidak bisa....." kaki Kenma terasa lemas hingga akhirnya dia terduduk lemas di lantai. Tangannya yang sedari tadi menjambak rambutnya kian terlepas dan tergeletak bebas di lantai.

"Aku... Aku...." Kenma tidak melanjutkan perkataannya. Tangisnya makin pecah ketika dia terduduk lemas ke lantai.

Kuroo yang menyaksikan itu tentu saja merasa bersalah dan tidak tega. Dia mendekat kepada Kenma kemudian menatapnya dengan tatapan yang penuh rasa bersalah.

"Kenma...."

"Apa yang harus kulakukan untuk menebus semua ini?" suara Kuroo terdengar bergetar ketika dia mengatakan itu. Tatapan bersalahnya perlahan berubah menjadi tatapan linglung ketika menyaksikan wajah Kenma yang masih terus menangis.

Kenma menggeleng sambil tersedu-sedu. "T-ti-tidak... Ad-a.... K-kau... T-t-tidak bi-bi-sa.... Menebusnya... B-b-brengsek...."

Kuroo ikut menggeleng. "Pasti..... Pasti ada yang bisa kulakukan untuk menebus ini....."

Kenma menggeleng, masih mencoba menolak niat Kuroo untuk menebus apa yang sudah ia lakukan.

Untuk apa?

Untuk apa menebusnya?

Toh jika ia menebusnya tidak akan merubah apapun.

Tidak akan merubah fakta bahwa Kuroo telah meniduri Kenma hingga ia mengandung.

Tidak akan mengubah rasa sakit dan penderitaan yang Kenma alami sampai saat ini.

"Kenma....." tatapan linglung Kuroo perlahan berubah menjadi tatapan lembut dan penuh dengan kasih sayang. Mencoba meyakinkan Kenma bahwa dia siap melakukan apapun untuk menebus tindakannya.

"Apapun..... Apapun untuk menebusnya...." Kuroo berkata lirih sambil menghapus jarak diantara mereka.

Tangis Kenma malah makin menjadi ketika mendengar Kuroo meskipun begitu dia tetap berusaha untuk berbicara.

"Peluk......" Kenma berkata lirih.

"Peluk aku....."

"Peluk aku seperti kau memeluk Tsukki-mu itu."

"Peluk aku seolah kau tidak mau kehilanganku."

"Peluk aku seperti pasangan lain yang saling mencintai."

"Peluk aku seolah-olah kau mencintaiku."

"Peluk aku..... Aku.... Aku—"

"Aku memelukmu." Kuroo berkata sambil menarik Kenma kedalam pelukannya dan memeluknya erat. Berharap agar ini bisa menebus apa yang telah ia lakukan.

"Aku..... Tidak akan membiarkanmu pergi tanpa izin dariku lagi."

"Aku... Aku tidak akan melepaskanmu dan membiarkanmu menanggung ini sendirian lagi. Tidak akan...." Kuroo makin mengeratkan pelukannya ketika mengatakan itu dia menempelkan kepalanya pada kepala Kenma. Mencoba menikmati kehangatan pelukan yang sedang mereka lakukan.

"Brengsek..."

"K-kau... Kau.... Kau seharusnya tidak... Mengatakan itu..." tangan Kenma perlahan bergerak dan membalas pelukan Kuroo. Memeluk Kuroo dengan sama erat dengannya.

"Kau tidak pantas mengatakan itu setelah semua yang kau lakukan..." dia meremas baju Kuroo dengan kuat ketika dia memeluknya.

"Kau.... Kau manusia brengsek, dan aku membencimu."

Tidak.

Bukan itu yang ingin Kenma katakan.

"Ya, aku manusia brengsek. Dan kau berhak untuk membenciku." Kuroo mengiyakan perkataannya dan makin membawa Kenma dalam pelukan eratnya.

Tidak.

Kenma tidak membencimu.

Ada perasaan lain yang lebih besar dari rasa benci itu.

Perasaan yang hangat dan lebih lembut dari perasaan benci.

Dan jika tidak salah....

Nama perasaan itu adalah cinta?

Partner • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang