"Tsukki.... Aku mencintaimu..."
Kenma berdecak pinggang menyaksikan Kuroo yang mengigau sambil terus menerus menyebutkan nama Tsukki dan mengatakan bahwa dia mencintai atau menyayanginya.
Kenma mengerlingkan pandangannya kearah lain. Menatap sekelilingnya dengan tatapan kesal bercampur dengan menjijikan.
Kamar Kuroo sangat berantakan.
Pistol, belati, peluru, senapan, granat, flashbank, baju kotor, baju bersih, tergeletak di mana-mana.
Dia menghela nafasnya menyaksikan itu. Ayolah bukankah ini sedikit keterlaluan?
Kenma membungkuk kemudian mengambil bantal yang tergeletak bebas di lantai. Dia mengambilnya dan segera mengarahkan bantal itu ke wajah Kuroo.
Tentu saja bukan untuk memukulnya, Kenma tidak sejahat itu.
Grepp
Kenma menempelkan bantal itu pada wajah Kuroo kemudian menekannya dengan kuat. Mencoba menekan hidung serta mulut Kuroo agar dia tidak mendapatkan pasokan oksigen.
Selang beberapa detik setelah Kenma melakukan itu. Dia mendapatkan reaksi sesuai yang diharapkannya.
"EMMMHH!! EMMHH!! BRENG-HMPPPBHH." terdengar jelas bahwa Kuroo sedang berusaha mati-matian untuk bertahan hidup di bawah sana.
Kakinya meracau tak karuan. Tangannya memukul-mukul udara dan sesekali menarik udara yang ada di sekitarnya seolah meminta pertolongan.
Sementara Kenma malah tersenyum penuh kemenangan menyaksikan reaksi itu. Sekali lagi, Kenma ingin menekan bantal itu dengan kuat. Namun, belum sempat ia melakukannya. Kuroo malah meraih bantal itu dan menepisnya dengan kuat.
Sehingga bantal itu terlempar asal dan membuat Kenma menjauh darinya beberapa langkah.
A, Kenma melupakan satu hal.
Kuroo adalah alpha dominan, dan. Kekuatannya sangat berbeda jauh dari Kenma.
Tepat setelah bantal itu menyingkir. Kuroo segera merubah posisinya menjadi duduk dan meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
Wajahnya memerah dan keringat bercucuran di wajahnya. Matanya membulat akibat terkejut dengan hal yang baru saja dialaminya.
Oh, jadi seperti ini rasanya sekarat. Ya, kira-kira itu yang Kuroo pikirkan saat ini.
Setelah merasa cukup meraup oksigen, Kuroo beralih menatap Kenma dengan tatapan tajamnya. Dia mengeluarkan aura yang mencengkam ketika menyaksikan Kenma yang menatapnya dengan tatapan lempeng dan tidak bersalah itu.
Kenma bergidik ngeri ketika merasakan aura mencengkam yang mulai mengelilingi kamar itu. Tak hanya aura yang mencengkam, Kenma juga merasakan aroma maskulin yang memenuhi tenggorokannya. Bagaimanapun juga, Kuroo adalah alpha dan Kenma adalah omega. Status keduanya sudah sangat berbanding terbalik.
Dan ada kalanya, Kenma merasa sedikit takut kepada Kuroo. Meskipun itu hanya sedikit, benar-benar sedikit. Bahkan Kenma sampai tidak menyadari bahwa ia takut dengan Kuroo saat ini.
Perlahan ujung bibir Kenma terangkat keatas dan membentuk sebuah senyuman yang lembut tetapi juga mengejek. Matanya ikut tertutup seiring dengan ia tersenyum hingga akhirnya membentuk seperti bulan sabit.
"Selamat pagi, Kucing Hitam dari Nekoma~" Kenma berkata dengan nada main-mainnya. Terlihat jelas dia mengejek Kuroo saat ini.
Kuroo yang mendengar itu segera mengambil belati yang ada di sebelahnya kemudian melemparnya kearah Kenma dengan cepat.
"BRENGSEK! KAU INGIN MEMBUNUHKU, HAH?!"
Dia memekik kencang tanpa menyadari bahwa tindakannya barusan juga bisa membuat Kenma terbunuh.