06.

848 117 0
                                    

"Baiklah, mari kita lanjut ke barang yang selanjutnya!" Kuroo berkata sekali lagi dengan suara yang lantang.

Pandangannya mengerling kesana-kemari mencoba mencari posisi orang yang Lev katakan padanya itu. Hingga akhirnya matanya menangkap sesuatu yang di carinya.

"Ah, itu dia." dia membatin dan menyeringai tipis.

Perlahan seringai tipisnya berubah menjadi sebuah senyum lembut yang di paksakan agar dirinya terlihat ramah. Tak lama bibirnya mulai terbuka seolah dia ingin melanjutkan perkataannya.

"Bisa kalian tebak kali ini apa yang akan kami tunjukkan?" Kuroo bertanya pada para pengunjung. Mencoba berinteraksi agar terlihat lebih ramah.

"Aa, sebelum itu saya akan memberitahu bahwa kali ini bukanlah manusia yang akan kami tunjukkan."

Mendengar perkataan Kuroo, semua pengunjung melempar tatapan bertanya-tanya.

"Eh? Lalu apa yang mereka tunjukkan? Kalian pasti berpikir seperti itu, kan? Baiklah, langsung saja kami tunjukkan barang kami selanjutnya!!" Kuroo berkata sambil menunjuk ke sebelah kanannya.

Dan tak lama Kenma keluar sambil membawa sebuah kotak akrilik bening.

Ya, itu yang seharusnya terjadi.

Kuroo mengerjap beberapa kali karena Kenma tak kunjung keluar tepat setelah ia berkata. "E-eh... Mohon maaf, sepertinya dia tidak mendengarnya. Mari saya ulangi lagi."

Kuroo berdehem pelan untuk menckba menenangkan dirinya. "Baiklah, ini dia barang kita selanjutnya... Barang langka yang katanya hanya di produksi satu kali setiap seratus tahun sekali!!"

Kuroo mengulang perkataannya dan sekali lagi menunjuk ke seblah kanannya. Bahkan lampu yang tadinya menyorot dirinya kini menyorot kearah yang dia tunjuk.

Meskipun arah itu kosong melompong dan tidak ada siapapun atau apapun di sana.

Kuroo tersenyum kesal menyaksikan itu. "Kenma, sialan......" dia bergumam sambil berjalan kearah belakang panggung tanpa mengucap satu katapun.

SRAKK

Dia menarik tirai yang membatasi panggung dan area belakang panggung itu dengan keras dan penuh kekesalan.

"Kenma! Kau tidak mendengar-" kalimat Kuroo tertahan ketika menyaksikan Kenma yang tersungkur di lantai sambil menggeliat tak karuan.

"-ku?" dia melanjutkan perkataannya dengan pelan ketika menyaksikan kondisi Kenma.

Wajahnya memerah padam dan matanya berkaca-kaca. Rambutnya yang tadinya tertata rapih kini sudah tidak beraturan. Bahkan beberapa kancing bajunya ada yang terbuka akibat Kenma yang meremasnya terlalu kuat.

Dan aroma manis seperti vanilla memenuhi indra penciumannya.

Kuroo terpaku menyaksikan pemandangan itu. Ada sebuah sisi dalam dirinya yang bangkit dan meracau tidak jelas ketika menyaksikan kondisi Kenma.

"Sa-kitt...." Kenma merintih sambil terus menggeliat tak karuan.

Mendengar rintihan Kenma membuat Kuroo sadar akan pikirannya. Dia segera mendekat kepada Kenma dan memegang pergelangan tangannya.

"Kau heat?" Kuroo bertanya dengan nada yang sedikit khawatir. Dapat Kuroo rasakan tangan Kenma yang sangat panas ketika di sentuh olehnya.

Kenma yang mendengar itu menatap Kuroo dengan mata berkaca-kaca dan wajah memerahnya. Perlahan kepalanya bergerak keatas kebawah seolah-olah mengiyakan perkataannya.

Kuroo berdecak sebal melihat respon Kenma. Ayolah, dia sangat merepotkan jika sedang heat. Terlebih dia tidak memiliki seorang mate yang bisa membantunya.

Lalu bagaimana jika dia heat?

Tentu saja Kenma akan meminum obat supperstannya untuk menekan masa heatnya itu.

"Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi? Dan di mana obatmu itu?!" Kuroo berkata sambil terus menatap lekat wajah Kenma yang sudah memerah dan bercucuran keringat itu.

"Ha-bis...."

Bodoh itu juga ada batasnya.

Ingin rasanya Kuroo meneriakkan hal itu kepada Kenma saat ini.

Tetapi itu percuma, karena tidak akan membuat keadaan Kenma membaik.

Tanpa banyak bicara Kuroo segera menghapus jaraknya dengan Kenma. Tangannya ia selipkan diantara leher serta lutut Kenma kemudian dan tanpa aba-aba dia menggendong Kenma ala bridal style dan pergi dari sana.

Meninggalkan pelelangan itu tanpa sepatah katapun dan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi padanya jika Yaku mengetahui ini.

Tetapi itu tidak penting.

Yang penting adalah...

Bagaimana caranya agar dia bisa menahan dirinya untuk tidak menerkam Kenma sampai dia mendapatkan obat itu.

Partner • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang