Kenma tidak melakukan kesalahn apapun.
Dia yakin akan hal itu.
Kenma menyilangkan kedua tangannya sambil menatap pintu apartemennya dengan tatapan datar, tetapi ada sedikit rasa khawatir di sana.
Sudah dua hari berlalu. Dan entah kenapa....
KUROO TAK KUNJUNG PULANG SEJAK DIA PERGI MELAKUKAN MISI TERAKHIR!
Kenma yakin benar-benar yakin, bahkan sangat yakin. Seingatnya sebelum mereka berpisah dia tidak melakukan hal yang membuat Kuroo marah.
Lalu mengapa dia pergi dan tak kunjung kembali?
Kenma pun tidak tahu akan hal itu.
Dia menghela nafasnya ketika mimikirkan itu semua. Kenapa dia harus memikirkannya? Bukankah itu tidak penting? Bisa jadi dia ada urusan di luar sana dan karena itu lah dia belum kembali.
Kenma mengangguk kecil atas pemikirannya itu.
JDERRR
Dia tersentak kaget akibat suara petir yang sangat kencang tiba-tiba masuk ke dalam telinganya dan tepat sesaat itu hujan langsung turun membasahi bumi.
Kenma yang menyaksikan itu malah menatap air hujan yang turun dalam diam. "Ku harap Kucing Hitam itu ingat bahwa supermarket menyediakan payung." gumamnya sambil terus menatap air hujan itu.
Tok
Tok
Kenma yang mendengar suara ketukan itu menyerngit heran. Dia tahu itu Kuroo. Tetapi yang membuatnya heran adalah....
Kenapa Kuroo harus mengetuk pintu? Dia kan membawa kunci.
"Sebentar."
Meskipun memikirkan hal itu Kenma tetap bangkit dari duduknya dan berjalan kearah pintu.
Dia berhenti tepat di hadapan pintu kemudian meraih gagang pintu itu lalu membukanya.
Ketika pintu itu telah terbuka lebar Kenma dapat merasakan aroma petrichor yang menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya. Dan dia juga melihat Kuroo yang berdiri dengan ogah-ogahan di hadapannya. Bahkan dia sampai memegang tembok untuk membantunya tetap berdiri.
"Kau mabuk?" tanya Kenma sambil kembali berjalan masuk.
"Aku?" bukannya menjawab, Kuroo malah kembali bertanya sambil menutup pintu dan berjalan tepat dibelakang Kenma.
Kenma yang mendengar itu mengangguk kemudian membalikkan badannya. "Ya, kau selalu pergi ke bar selama dua hari berturut-turut?"
Kuroo mendongakkan kepalanya menatap Kenma dengan tatapan yang berbeda. Matanya yang biasanya sangat lempeng dan datar kini sangat berbeda. Netra coklat itu memancarkan tatapan sayu yang penuh dengan hasrat dan gairah.
Perlahan kaki Kuroo bergerak maju, mencoba mendekat kepada Kenma.
"Aku..... Selalu di sampingmu, Tsukki......." Kuroo berkata dengan suara yang pelan dan menggoda.
Kenma yang mendengar itu menyerngit heran. "Kau masih mabuk? Berapa banyak botol yang kau minum?"
Kuroo berhenti tepat di depannya kemudian mencondongkan badannya kearah Kenma, membuat Kenma mundur satu langkah hingga badannya menubruk pintu kamar Kuroo.
Kuroo mendekatkan mulutnya pada telinga Kenma sehingga Kenma dapat merasakan nafasnya yang sedikit tidak beraturan. "Aku.... Tidak mabuk Tsukki....." Kuroo menjilat telinga Kenma tepat setelah dia selesai berkata.
Kenma yang telinganya di jilat dengan tiba-tiba tentu saja terperanjat kaget. Dia mendorong tubuh Kuroo agar menjauh darinya. Meskipun itu percuma karena tenaga Kuroo lebih kuat darinya.