Law Is Law

88 14 14
                                    

" SUSAN?! " Ujar ku terkejut.


Susan berlari kearahku dan sedikit membungkuk sebelum memelukku.


" Tilas picked me up and told me about what will happen to you " Ujar Susan sedih. Aku tersenyum dan menggegam tangan nya.


" You'll come back here if only i die, huh? " Ucap ku bercanda.


" Don't talk like that... " Ujarnya sambil menunduk.


Aku mengeratkan genggaman ku dan menatapnya.


" I'm all right... Trust me " Ucap ku pelan.


Lalu Peter berjalan kedepan ku dan menatap ku.


" How? " tanya Peter kepadaku.


Aku hanya tersenyum tipis kepadanya. Peter mengalihkan pandangan nya kepada Eustace, Eustace hanya bisa menunduk dan menggeleng.


Lucy dan Susan melihat ku lalu menangis dan memeluk Peter. Begitupun Millie dan Edmund.


Tiba-tiba Mr. Lorr seorang penasehat Narnia yang baru menghampiri kami dan membungkuk kepada kami.


" My Queen... Forgive me... Your time is almost running out. Decisions can be changed while there's still time. But, My Queen still has to be prepared for... " Ucap Mr. Lorr ragu.


" I understand... Thank you Mr. Lorr " Jawab ku sambil mengangguk dan tersenyum.


Para pelayan ku termasuk Liz menghampiri ku dan membungkuk dengan sedih. Aku mengangguk kepada mereka lalu melihat saudara-saudara ku.


Aku tersenyum kepada mereka dan berjalan menuju kamar ku untuk mengganti pakaian.


Saat memasuki palace, para prajurit Narnia dan Runadelle dan seisinya berlutut kepadaku. Beberapa prajurit ada yang menangis. Aku mengangguk kepada mereka lalu melanjutkan berjalan ke kamar ku.


" If only i could help you, My Lady... " Ucap Liz kepadaku sesampainya aku dan 4 pelayan ku dikamar.


" You can help me out by changing my dress, come on " Jawab ku sambil melihat mereka yang menunduk.


Mereka mengambil dress hitam polos untuk ku, membersihkan wajah ku, dan membuka beberapa perhiasan ku.


Lalu mereka membantu ku mengganti dress dan mengikat rambut ku serta memakai kan mahkota ku.

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---


Peter POV's


Aku sedang berada boardroom untuk menenangkan pikiranku dan membayangkan apa yang akan terjadi kepada Sheeka 15 menit dari sekarang.


Tuk... Tuk... Tuk...


" My King... Lord Vrial.. " Ucap Lord Bash kepadaku.


Aku bersandar, menghela nafasku dan mengangguk mengizinkan nya masuk.


" My King... " Ucap nya sambil berjalan kearah ku.


" What's the matter, My Lord? " tanya ku pasrah.


" The probability[kemungkinan] of Lady Esme being guilty is only five per cent. The High Queen is running out of time, My King... " Jelas nya kepadaku.


Aku mengusap wajah ku frustasi dan menghadap nya.


" Can't you give her some more time? She is the High Queen.. " Tanya ku kepadannya.


" Forgive me, My King... Law is law.. You the Kings and Queens yourself make this law.. " Jawab nya sambil menunduk.


Aku menghela kasarku kasar " So, is Lady Esme being realeased or what? " Tanyaku.


" Yes indeed, My King... " Jawab nya.


Aku menatap nya dan mengangguk pasrah. Lord Vrial membungkuk dan keluar dari boardroom.


---


Sheeka POV's


15 minutes left...


Setelah selsai mereka para dayang ku membungkuk kepada ku sangat dalam dan menangis.


" Thank you.. all of you for being loyal to me all this time " ucap ku kepada mereka.


" It's our honour to be of service, My Queen... " Jawab Liz sambil membungkuk.


Aku tersenyum kepada mereka " You all may go... "


Mereka menunduk lalu pergi dari kamar ku. Aku mengambil kotak dari lemari kaca ku dan mengambil sling ku dipinggang.


Aku membuka kotak tersebut dan meletakkan sling ku didalamnya lalu menyimpan nya kembali di lemari.


" It's my honour to be your owner... " batinku sambil melihat sling ku. Tanpa sadar air mata ku menetes.


Tuk...Tuk...Tuk...


" My Lady, the Lady Esme Wees.. " ucap Liz


Aku mengelap cepat air mataku, mengangguk dan melihat kearah pintu.


" Your Grace... " dia membungkuk kepadaku.


" You're supposed to be in cell " Ucap ku sambil berdiri tegak.


" The possibility of me being guilty[bersalah] is only five per cent, so they released[melepaskan] me... " Jawab Esme bangga.


Aku tersenyum tipis melihatnya.


" Don't feel vistorious[menang] just yet... " Ucap ku sambil berjalan tegak kearah nya. Esme tersenyum licik dan memiringkan kepalanya.


" Indeed, i am dead... But, my siblings wouldn't accept that. Especially Edmund, he will find a way to get justice[keadilan] for me... Sooner or later you will catch up with my death.." lanjut ku sambil tersenyum.


" His Majesty will not have time for that. Once Your Majesty executed, Platican will attack and reclaime Runadelle. And Peter had no power to refuse it, because he's beneath you on this island... " Jelas nya kepada ku.


Aku menatap nya tajam. Lalu pintu kamar ku terbuka lagi.


" Forgive me, My Queen... Everyone is waiting for you, i will escort you.. " Ucap Lord Henry kepadaku.


Aku melihat kearah Esme lalu kembali melihat Lord Henry dan tersenyum.


" It's all right, My Lord... You may go. Lady Esme who will be my companion[pendamping]. Is it Lady Esme? " ucapku kepada Lord Henry lalu kepada Esme.


" Certainly, Your Grace... " Jawab Esme ragu.


" Very well, My Queen... " Ucap Lord Henry lalu membungkuk kepadaku dan pergi.


Esme masih melihat ku dengan bertanya-tanya mengapa aku ingin dia yang menemani ku.


" I know you used to respect me very much " Ucap ku dan menghadap nya.


" Indeed... " Jawab nya masih bingung.


" And i appreciate that... " lanjut ku.


Aku berjalan kedepannya dan menatap nya.


" You must be wondering why i want you to be my companion... Because, I want you to see the people that you respect, die bacause of you. Believe me, you will regret what you have done " Ucap ku sedikit tegas.


Dia sedikit membungkuk kepadaku dan berjalan dibelakang ku.





SUSAN!!!!


Narnia: Fire With Fire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang