04-Dia sangat mencintai almarhumah istrinya

13.9K 714 11
                                    

Fira hanya terdiam dan terus menerus memperhatikan gus Zafi. Rasanya ingin sekali Fira menenangkan gus Zafi tapi dia takut gus Zafi bukannya tenang malah tambah marah dengan nya.

"Secinta itu ya ka? " batin Fira sembari tersenyum getir.

Fira sama seperti gus Zafi, belum ada perasaan cinta yang tumbuh tapi entah kenapa melihat gus Zafi menangisi almarhumah istrinya membuat Fira sangat sakit.

Sangat lama gus Zafi menangis sendirian di kamar itu. Semakin lama tangisan itu terasa sangat memilukan bagi siapapun yang mendengar nya.

Beberapa menit kemudian akhirnya suara tangisan gus Zafi sudah mereda. Fira sedikit mengintip ke dalam untuk melihat kondisi gus Zafi. Ternyata gus Zafi tertidur, mungkin karena kelamaan menangis gus Zafi menjadi sangat mengantuk.

"Biarin dia tidur dulu deh, nanti di bangunin pas mau azan isya, " tutur Fira yang kemudian beranjak dari sana.

Fira sudah berada di dapur untuk memasak lauk makan malam nanti.

"Mau bunda bantu? " tawar bunda Shella yang datang menghampiri Fira.

"Ga usah bun, biar aku aja! Bunda istirahat saja, " sahut Fira sembari tersenyum.

"Hmm, baik lah kalau gitu, " ucap bunda Shella sembari membalas senyum Fira.

"Ngomong-ngomong bunda mau minta maaf ya kalau sikap Zafi ke kamu kurang enak, itu anak sebenarnya baik tapi ya dia masih dalam tahap berduka, " tutur bunda Shella kepada Fira.

"Iya bun, Fira paham kok dengan kondisi ka Zafi sekarang, karena Fira juga pernah merasakan kehilangan, " Fira tersenyum sembari lanjut memasak lauk.

"Makasih ya karena udah ngertiin Zafi, "

"Sama-sama bun, "

Tidak lama setelah itu makanan pun sudah siap di hidangkan di meja makan. Fira segera naik ke atas untuk membangunkan gus Zafi.

"Tok tok tok, "

Fira mengetuk pintu kamar yang sedang di tiduri oleh gus Zafi. Karena tidak ada sahutan, Fira langsung membuka pintu kamar itu dan masuk ke dalam.

"Ka, makan dulu yok! " ucap Fira membangunkan gus Zafi.

Mendengar suara Fira gus Zafi langsung terbangun dari tidurnya. Bukannya mengiyakan ajakan Fira, gus Zafi malah marah.

"Ngapain masuk? Siapa yang nyuruh? " tanya gus Zafi dengan nada ngegas.

"Soalnya tadi aku ketuk pintu kamar tapi ka Zafi ga bangun, " sahut Fira sembari tertunduk.

"Dah keluar sana! Saya bisa sendiri kalau pengen makan! " bentak gus Zafi kepada Fira.

Fira hanya bisa terdiam kemudian langsung keluar dari kamar itu. Saat Fira sudah keluar dari kamar air matanya hampir keluar. Namun, langsung Fira cegah dengan mengusap matanya.

"Loh? Zafi nya mana? " tanya bunda Shella saat melihat Fira hanya sendirian.

"Katanya dia bisa sendiri kalau makan, " sahut Fira sembari pura-pura berusaha baik-baik saja padahal habis di bentak gus Zafi.

"Yasudah kalau gitu, kita makan duluan aja! Masalah Zafi biar bunda yang urus nanti, " bunda Shella mengajak Fira untuk makan duluan.

Setelah semuanya selesai makan. Bunda Shella langsung membawa makanan untuk gus Zafi ke kamar.

"Makan dulu nih! " suruh bunda Shella sembari menaruh piring ke atas laci.

"Zafi gak laper bun, " tolak gus Zafi dengan mata yang masih sembab.

"Makan lah! Apa mau bunda suapin? " tawar bunda Shella sembari duduk di samping gus Zafi.

"Zafi bisa sendiri bun, " sahut gus Zafi dengan raut datar.

"Hmmm, jangan seperti ini terus! Ini sama saja kamu nyiksa diri kamu sendiri Zaf, "

"Kamu pikir Ahza bakal senang dengan kamu seperti ini? Tidak Zaf, justru Ahza bakal ikut sedih ngeliat kamu seperti ini, "

"Sekarang juga kondisinya udah beda, kamu dah punya istri dan kamu harus hargain dia, "

"Jadi coba ikhlasin sekali lagi ya! Terus berusaha dan minta doa agar kamu bisa nerima ini semua, " ucap bunda Shella menasehati gus Zafi.

"Iya bun, tapi Zafi perlu waktu untuk semua ini, " tutur gus Zafi sembari tersenyum kecut.

"Gapapa kalau memang perlu waktu, tapi jangan lama-lama ya! " bunda Shella tersenyum sembari memegang bahu gus Zafi.

"Iya, "

"Dah, sekarang makan dulu! " bunda Shella meletakkan piring berisi makanan ke tangan gus Zafi.

Setelah itu bunda Shella keluar dari kamar. Sementara gus Zafi dengan terpaksa menyuap makanan yang sudah di bawakan oleh bunda Shella.

Beberapa menit kemudian. Gus Zafi selesai makan. Gus Zafi langsung beranjak dari kamar khusus penyimpanan barang almarhumah istrinya itu menuju dapur untuk menaruh piring bekas ia makan.

"Loh? Ngapain kamu di kamar saya? " tanya gus Zafi dengan nada kaget saat melihat Fira ada di dalam kamarnya.

"Maaf ka, aku di suruh bunda, " sahut Fira dengan nada sedikit takut.

"Huff, boleh tidur di sini tapi tidurnya di sofa, " tutur gus Zafi terpaksa mengizinkan Fira untuk tidur di kamarnya.

"Iya ka, " sahut Fira tidak protes.

Hanya ada suara jam dinding yang berdetak di kamar itu karena keduanya sudah terlelap tidur di tempat masing-masing.

Tidak terasa hari pun mulai subuh. Fira bangun lebih dulu di banding gus Zafi.

"Ka, bangun! Udah mau subuh, " Fira membangunkan gus Zafi yang masih terlelap tidur.

Gus Zafi menggeliat kemudian mendudukkan dirinya di kasur sembari mengucek matanya.

Setelah nyawa gus Zafi sudah benar-benar terkumpul. Gus Zafi langsung beranjak ke kamar mandi sementara Fira kembali ke kamar tamu.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00. Gus Zafi yang sudah berpakaian rapi langsung keluar dari kamarnya menuju meja makan.

"Zafi berangkat dulu bun, ayah! " pamit Zafi sembari menyalami kedua orang tuanya.

"Ga sarapan? " tanya bunda Shella kepada gus Zafi.

"Sarapan di kantor aja bun, "

"Eh, tunggu! " cegah ayahnya Zafi saat Zafi hendak berjalan menuju pintu keluar.

"Ada apa yah? " tanya gus Zafi heran.

"Istri mu mau salaman tuh! "

Gus Zafi menatap ke arah Fira sembari mengulurkan tangannya. Setelah Fira bersalaman dengan cepat gus Zafi langsung melepas dan beranjak dari sana.

"Duh, maafin dia ya Fira, " ucap bunda Shella yang merasa tidak enak dengan Fira karena gus Zafi memperlakukannya seperti itu.

"Gapapa bun, " sahut Fira sembari tersenyum.

Setelah itu mereka pun kembali melanjutkan sarapan. Begitu juga dengan gus Zafi yang sudah sarapan di kantor.

"Tumben amat sarapan di kantor gus, " celetuk Arya yang sudah lebih dulu ada di kantor.

"Gapapa, lagi pengen aja, "

"Owalah, " Arya menganggukkan kepalanya.

"Oh iya, setelah ngajar temenin ke makam Ahza ya! " pinta gus Zafi kepada Arya.

"Siap gus, "

Beberapa menit kemudian gus Zafi selesai sarapan roti dan secangkir susu. Karena sebentar lagi bel masuk berbunyi gus Zafi pun langsung menuju kelas, begitu juga dengan Arya.





Happy reading guys

Jangan lupa vote dan komennya guys><

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang