05-kehadiran yang tak di anggap

13.6K 714 31
                                    

Fira sekarang hanya sendirian di rumah. Rasanya sangat bosan tapi gus Zafi tidak mengizinkannya untuk keluar.

"Eh itu ka Zafi mau kemana? " ucap Fira yang melihat gus Zafi hendak pergi dari jendela.

"Mungkin dia ada acara, " ucap Fira lagi kemudian berjalan menuju ruang keluarga untuk melihat televisi.

Sesuai dengan permintaan gus Zafi di pagi hari tadi. Arya pun menemani gus Zafi untuk pergi ke makam Almarhumah istrinya.

Sebelum masuk ke TPU gus Zafi membeli bunga daisy terlebih dahulu karena itu adalah bunga kesukaan Almarhumah istrinya.

"Assalamu'alaikum Za, saya datang, " ucap gus Zafi saat sudah berada di hadapan makam Almarhumah.

"Saya bawa in bunga kesukaan kamu nih, sesuai dengan janji saya akan terus ngasih bunga kesukaan kamu setiap hari, " gus Zafi tersenyum getir sembari menaruh bunga itu di batu nisan.

"Za, maafin saya ya sekali lagi! "

"Ayok datang ke mimpi saya, kamu gak kangen sama saya? " air mata gus Zafi mulai turun.

Gus Zafi terus menerus berbicara di hadapan makam Almarhumah istrinya sembari menangis. Sementara Arya hanya bisa terdiam dan ikut merasakan sesak mendengar ucapan gus Zafi kepada Almarhumah istrinya.

"Emm, saya pulang dulu ya! Nanti besok saya akan datang lagi, " pamit gus Zafi setelah puas curhat kepada Almarhumah istrinya.

Sebelum gus Zafi dan Arya beranjak dari sana. Mereka mendoakan Almarhumah terlebih dahulu.

Selama di perjalanan gus Zafi hanya melamun sembari melihat kendaraan lalu lalang di jendela mobil. Arya sangat ingin mengajak gus Zafi bicara. Namun, sepertinya kurang tepat untuk mengajak gus Zafi bicara sekarang. Alhasil Arya hanya fokus menyetir mobil.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai kembali di komplek Pesantren. Gus Zafi langsung turun dari mobilnya kemudian masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum, " salam gus Zafi saat masuk ke rumah.

"Wa'alaikumsalam ka, " sambut Fira yang langsung menghampiri gus Zafi.

Fira ingin bersalaman kepada gus Zafi. Namun, dengan segera gus Zafi menyingkirkan tangannya dan langsung meninggalkan Fira.

Fira hanya bisa tersenyum sembari menarik tangannya kembali. Bohong rasanya kalau Fira bilang baik-baik saja saat mendapatkan perlakuan itu, tapi apa daya? Memang seperti ini konsekuensi yang harus ia terima.

"Ka, makan siang dulu! " suruh Fira sembari mengetuk pintu kamar gus Zafi.

Gus Zafi membuka pintu kamarnya. Dan lagi-lagi gus Zafi berlalu begitu saja di hadapan Fira. Gus Zafi seakan-akan selalu menganggap kehadiran Fira itu tidak ada.

"Bunda sama ayah kemana? " tanya gus Zafi datar saat berada di meja makan.

"Katanya mau ke rumah saudara ka, " sahut Fira sembari mengambilkan nasi untuk gus Zafi.

"Ini nasinya ka, " Fira menyerahkan sepiring nasi ke arah gus Zafi.

Tanpa mengucapkan apapun gus Zafi langsung memakan makanan siangnya dengan buru-buru, karena gus Zafi tidak mau melihat Fira lama-lama.

Paham dengan gus Zafi yang tidak suka akan keberadaannya. Fira langsung menjauh dari hadapan gus Zafi.

"Yasudah lah, aku ke kamar aja kalau gitu, " batin Fira sembari menghembuskan nafasnya.

Beberapa menit kemudian gus Zafi selesai makan, ia langsung mencuci piring bekasnya agar cucian tidak menumpuk. Setelah itu barulah ia kembali lagi masuk ke dalam kamar.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang