35-sudah saatnya untuk menceritakan semuanya

9.1K 607 35
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00. Pagi. Fira sudah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan keluarganya.

Saat Fira tengah memotong bawang untuk nasi goreng. Fira melamun dan rasa kesalnya terhadap orang yang sudah mengkhianati nya semakin besar.

"Fira, awas! " ucap gus Zafi dengan nada sedikit tinggi dan langsung menyingkirkan pisau yang ada di tangan Fira.

"Kalau lagi memotong itu jangan ngelamun Fira, ini hampir aja pisau kena jari kamu, " omel gus Zafi dengan raut khawatir.

"Maaf, " sahut Fira singkat.

"Ada apa? Lagi ada masalah? Ayo dong cerita sama saya! " gus Zafi memegang kedua bahu Fira sembari menatap intens ke arah Fira.

"Gapapa kok, " Fira menurunkan tangan gus Zafi dari bahunya.

Fira kemudian melanjutkan memasak nasi goreng tanpa memperdulikan gus Zafi yang sedari tadi bertanya ada mulu. Gus Zafi hanya bisa pasrah saat Fira tak menghiraukan nya sembari berjalan menuju meja makan.

"Ini sarapannya udah jadi, " ucap Fira setelah beberapa saat sembari menaruh piring nasi goreng ke meja makan.

"Loh? Kamu ga sarapan? " tanya gus Zafi saat melihat Fira hanya menyiapkan sarapan untuknya dan kedua orang tua gus Zafi.

"Males, " sahut Fira yang sedari tadi sudah tidak mood.

"Ga boleh gitu, sini saya suapin! " ucap gus Zafi menahan Fira yang hendak pergi dari sana.

"Ga mau ka! " tolak Fira sembari melepaskan tangan gus Zafi.

"Kamu kenapa Fira? " sambung bunda Shella dengan raut bingung.

"Gapapa bunda, cuman lagi ga pengen sarapan aja, " sahut Fira sembari tersenyum.

"Makan dikit lah Fir, nanti kamu sakit, " bujuk gus Zafi dengan raut melas.

"Iya deh iya, " sahut Fira terpaksa karena tak kuat melihat wajah melas gus Zafi.

Setelah itu mereka pun sarapan bersama-sama sampai selesai. Seperti biasa Fira mencuci piring bekas sarapan sebelum ia kembali ke kamar.

"Aku izin pergi ya! " izin Fira saat di dalam kamar.

"Kemana? " sahut Gus Zafi kepada Fira.

"Mau ketemu sama teman ku doang, "

"Sendiri? Saya anter aja ya? " tawar gus Zafi yang sedikit khawatir kalau Fira pergi sendiri.

"Ga, aku bisa sendiri kok, " tolak Fira dengan raut datar.

"Jangan lah! Terakhir kamu pergi sendiri ujung-ujungnya apa? Berantem kan? " larang gus Zafi sembari memegang kedua bahu Fira.

"Engga loh, aku cuman pengen ketemu teman ku, ga pengen berantem juga, "

"Izinin ya, plisss! " izin Fira dengan tangan memohon dan raut melas.

Karena tak tega, akhirnya gus Zafi pun mengizinkan Fira untuk pergi. Mendengar gus Zafi mengizinkannya pergi, Fira langsung berangkat saat itu juga.

"Aman gak ya? Jadi takut saya, " batin gus Zafi khawatir.

"Semoga aman deh, Ya Allah lindungi istri hamba, " ucap gus Zafi berdo'a kemudian langsung berangkat ke kelas.

Fira sudah berada di dalam taksi. Fira menyuruh supir taksi itu agar lebih ngebut, karena Fira benar-benar sudah sangat ingin menghajar musuh dalam selimutnya itu.

"Brukhhh, "

Fira menendang pintu Markas saat ia sudah sampai di sana. Fira langsung berjalan menuju si pengkhianat itu.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang