13-tanda-tanda akan luluh?

13K 718 22
                                    

Gus Zafi merebahkan dirinya membelakangi Fira. Tidak ada pembicaraan antara keduanya saat itu. Fira terus melihat ke arah gus Zafi yang tengah membelakangi nya sembari duduk di lantai samping kasur.

Sebenarnya gus Zafi ingin menyuruh Fira agar duduk di kasur. Tapi lagi-lagi ke gengsian gus Zafi yang lumayan tinggi itu membuat gus Zafi tidak mau berbicara.

"Ka, tidur kah? " celetuk Fira tiba-tiba. Dengan cepat gus Zafi menggelengkan kepalanya.

"Oh, kira in tidur, " Fira menganggukkan kepalanya.

"Ka Zaf mau sesuatu? " tawar Fira kepada gus Zafi.

"Tidak, " sahut gus Zafi tanpa membalikkan badannya ke arah Fira.

"Yasudah, tapi kalau butuh sesuatu bilang ya, "

"Iya, "

"Aduh! " rengek gus Zafi secara tiba-tiba.

"Kenapa ka? " tanya Fira dengan raut panik.

"Gapapa, " sahut gus Zafi berbohong padahal sebenarnya kepalanya sangat sakit sekarang.

"Ga boleh gitu, bilang apa yang sakit?"

"Kepala saya, " jawab gus Zafi dengan suara serak.

"Boleh aku pijitin? " tawar Fira dengan raut kasian melihat gus Zafi kesakitan.

Karena gus Zafi tak kuasa menahan pusingnya. Akhirnya mau gak mau gus Zafi mengiyakan tawaran Fira.

Sebelum Fira duduk di kasur Fira sudah meminta izin terlebih dahulu kepada gus Zafi. Saat gus Zafi mengizinkan barulah Fira duduk di kasur.

Ga ada angin ga ada hujan tiba-tiba gus Zafi merebahkan kepalanya di pangkuan Fira. Fira seketika langsung terdiam, detak jantung nya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.

"Mimpi apa aku? Bisa-bisanya sekarang ka Zaf merebahkan kepalanya di pangkuan ku, " batin Fira sembari kegirangan.

Fira mulai memijat kepala gus Zafi sembari melihat ke arah gus Zafi yang tengah menutup matanya. Gus Zafi menikmati pijitan Fira yang ternyata lumayan enak.

Saat Fira memijat kepala gus Zafi tiba-tiba gus Zafi membuka matanya sehingga terjadi eye contact antara keduanya. Fira langsung berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain karena Fira paling tidak bisa di tatap gus Zafi sedekat ini.

"Ada apa? " celetuk gus Zafi saat Fira mengalihkan pandangan.

"Gapapa, ngapain sih pakai buka mata segala? " sahut Fira tanpa melihat ke arah gus Zafi.

"Serah saya lah, ini kan mata saya, "

"Masalahnya jantung ku ga aman di tatap kamu sedeket ini ka, " batin Fira sembari menggigit bibirnya.

"Emm, gimana kepalanya? Masih sakit? " Fira berusaha mengalihkan pembicara.

"Sudah mendingan, " sahut gus Zafi yang kembali menutup matanya.

Fira mengintip apakah gus Zafi masih membuka mata atau sudah menutup matanya kembali lewat ujung matanya. Setelah melihat gus Zafi sudah kembali menutup matanya barulah Fira berani memandang wajah gus Zafi lagi.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang