23-asal usul panggilan beruang

12.4K 732 43
                                    

Beberapa saat kemudian akhirnya gus Zafi dan Fira selesai memasak. Sebelum makan gus Zafi dan Fira sholat zuhur terlebih dahulu karena sudah azan zuhur.

"Mau jamaah? " tawar gus Zafi kepada Fira.

"Boleh, " Fira menganggukkan kepalanya.

Setelah itu gus Zafi dan Fira pun sholat berjamaah. Di sepanjang sholat Fira menahan dirinya agar tidak menangis karena terharu. Namun, saat selesai sholat, tangis Fira langsung pecah.

"Heh, kok nangis? " tanya gus Zafi dengan raut khawatir.

"Aku terharu, akhirnya kamu mau sholat berjamaah sama aku ka, " ucap Fira sesenggukan.

"Ya ampun! Kira in kenapa tiba-tiba nangis, " gus Zafi tersenyum sembari menghapus air mata Fira menggunakan tangan.

"Maafin saya sekali lagi ya! " ucap gus Zafi meminta maaf.

Fira mengangguk sembari memeluk gus Zafi. Gus Zafi pun hanya tersenyum sembari mengusap kepala Fira yang masih pakai mukena.

"Sudah nangis nya ya! Kita makan dulu yok! " ajak gus Zafi dengan lembut.

"Iya, " Fira sudah melepas pelukannya.

Setelah membereskan mukena dan sajadah. Gus Zafi dan Fira pun keluar bersama untuk menuju meja makan.

"Bunda, " sapa gus Zafi sambil memeluk bundanya dari belakang.

"Mulai deh kamu Zafi, " sahut bunda Shella sembari tersenyum.

"Hehe, oh iya! Ayah mana? " tanya gus Zafi saat melihat ayahnya tidak ada di meja makan sambil duduk di kursi makan.

"Lagi ngisi acara tausiah ayah mu, " sahut bunda Shella sembari mengambil lauk yang sudah di siapkan oleh Fira di meja makan.

"Ohh, " gus Zafi menganggukkan kepalanya.

Semakin ke sini semakin banyak perubahan sikap gus Zafi terhadap Fira. Contohnya seperti sekarang, gus Zafi tidak sama sekali melarang Fira mengambilkan nasi dan lauk untuknya, padahal sebelumnya gus Zafi paling anti akan hal itu.

"Terimakasih istri ku, " celetuk gus Zafi yang membuat bunda Shella langsung tersedak.

"Lah? Aku kan bilang itu ke Fira, kenapa bunda yang keselek, " ucap gus Zafi sembari tertawa kecil.

"Kaget, soalnya udah lama ga ngeliat kamu bucin, " tutur bunda Shella sembari tersenyum.

Fira sedari hanya bisa terdiam dan ikut tersenyum mendengarkan interaksi antara anak dan bundanya itu.

"Yasudah lah, ayok makan! " ajak bunda Shella yang langsung di angguki oleh gus Zafi dan Fira.

Suasana meja makan terasa sangat hangat. Tidak ada lagi terdengar huru hara perdebatan antara Fira dan gus Zafi saat makan bersama. Bunda Shella sangat merasakan perubahan ini, ia merasa lega karena sekarang anaknya sudah mulai seperti semula.

Suara kursi yang berdecit membuat Fira yang tadinya tengah asik memakan makanannya mendongakkan kepalanya untuk mengetahui titik suara yang ternyata adalah dari kursi gus Zafi yang sudah selesai makan.

"Ga mau nambah ka? " tawar Fira kepada gus Zafi.

"Engga ah, entar saya gemuk, kalau saya gemuk terus kamu gak suka sama saya lagi gimana? " tutur gus Zafi sembari tersenyum sambil berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

"Apapun keadaannya tetep suka kok, " sahut Fira sembari menyunggingkan bibirnya.

"Kamu aja makannya di banyakin! " gus Zafi mencolek hidung Fira sembari tersenyum kemudian pergi dari sana lebih dulu.

Dou Z(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang