13. GAK JADI MARAH

185 11 0
                                    

Happy reading ✨

*******

"Di rumah 'kan?"

"Iya, aku di rumah."

"Lo gak bohongin gue?"

Suara dengkusan dari sebrang sana terdengar jelas di indera pendengaran Revan yang membuat dia tersenyum geli. "Buat apa aku bohong sih?"

Revan tertawa kecil tanpa suara agar Zea tidak mendengar kalau dia sedang tertawa membayangkan wajah kesal cewek itu. "Ya siapa tau lo mau bohong sama gue?

"Iiihhh, aku gak bohong Revannnn!"

Sialan! Kenapa nada suara Zea merengek menggemaskan seperti itu? "Ada jadwal girls time sama Anabelle gak?" tanya Revan seraya memasukan beberapa susu strawberry dan cokelat ke dalam keranjang belanjaannya. Saat ini, Revan berada di supermarket. Membeli jajanan untuk Zea.

"Engga, Bella lagi pergi ke acara pernikahan sepupunya."

Revan mengangguk samar. "Oke, gue ke rumah lo." ucapnya tanpa mendengar jawaban Zea.

Revan melepaskan Airpods miliknya dari telinga kanannya dan menaruh benda itu ke dalam hoodie putihnya. Revan menenteng keranjang merah yang berisikan camilan-camilan dan juga minuman-minuman ke arah kasir.

"Belakang lo cogan anjir!" bisikan dari cewek-cewek remaja di depannya terdengar jelas di indera pendengarannya karena cewek-cewek itu berada di depannya.

"Anjing, cogan beneran."

"Lo kira cogan bohongan apa?"

"Ck, lo kan biasanya sering bohongin gue tentang cogan!"

"Ya elah, cogan beneran. Lo gak liat gue nyampe melongo liat tuh cogan?"

"Ish! Iya-iya. Mudah-mudahan dia masa depan gue."

"Masa depan lo, pala lo! Itu gue duluan ya yang ngeliat, jadi dia harus jadi menantu Mama gue!"

"Kayak dia mau aja sama lo!"

"Ya emang dia mau sama lo!"

"Eh anjir-"

Revan berdeham singkat membuat kedua cewek itu yang tadinya berdebat kecil menoleh ke belakang malu-malu. "Bisa maju? Di belakang masih ada antrian buat bayar ke kasir."

Ucapan Revan membuat kedua cewek meringis malu, mereka kira, Revan akan mengajak mereka untuk kenalan, ternyata tidak. Dengan perasaan sedikit malu, mereka akhirnya maju untuk membayar belanjaan mereka.

Revan kemudian maju, tidak butuh waktu sampai dua menit di kasir, dia langsung keluar dari supermarket dengan tangan kanannya yang menenteng kantong belanjaan.

Revan menaiki motor besarnya, saat hendak memakai helm, deringan serta getaran pada ponselnya di hoodie membuat dia kembali menaruh helm. Nama 'Ezancuk' tertera di sana.

"Lo dimana? Gue ke apart lo tapi gak ada yang buka." Suara berat Eza menyapa telinga Revan.

"Gue di supermarket, ya pantes gak dibukain, gue kan di luar anjir!" jawab Revan kesal.

"Yey Babang Repan bawa banyak jajanan."

"Gue gak ke apartemen, mau ke rumah Zea." balasnya. "Lo balik aja sono!" usirnya. Bukannya Revan kejam, tapi Eza ke apartemennya hanya menumpang menghabiskan stok makanan dan isi kulkasnya saja. Sebenarnya tidak masalah, masalahnya ada di Eza yang tidak mau membereskan sampah-sampah bungkus makanan yang berserakan, yang mengharuskan Revan sendiri yang membereskannya.

REVAZE [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang