Diruang tengah terdapat enam orang di sana, Zea yang niat belajar bersama Bella di rumah cewek itu, namun ketambahan orang. Siapa lagi kalau bukan Revan dan ketiga sahabatnya, tadinya Agas enggan ikut tapi ketiga cowok itu terus memaksa dan akhirnya Agas pun ikut belajar di rumah Bella. Entah apa yang merasuki Revan sehingga cowok itu ikut belajar, biasanya juga dia akan melemparkan banyak alasan ketika disuruh belajar, tapi sepertinya jangan terlalu percaya deh dengan Revan. Kalau Eza dan Azka yang pasti ingin numpang makan.
"Darrel ikut seleksi olimpiade lagi gak ya?" monolog Bella, cewek itu menghembuskan napasnya. Tahun lalu dia tidak berhasil mewakilkan sekolahnya di bidang Kimia karena Darrel mendapatkan nilai sangat bagus, dan berakhir ia tidak mengikuti lomba tersebut, tapi tahun ini ia akan berusaha keras untuk bisa lolos seleksi.
"Jangan mikir yang lain, lo fokus sama apa yang mau lo capai, semangat!" Zea yang mendengar ucapan pelan Bella langsung memberikan semangat pada sahabatnya.
Setelah jam istirahat kedua tadi, Mading begitu ramai yang ternyata info lomba olimpiade antar sekolah. Dan besok adalah seleksi pertama dimulai. Bella sangat antusias dengan olimpiade kali ini, dia sangat berharap kalau dia yang akan mewakili sekolahnya tahun ini.
Bella memeluk Zea, "makasih, Ze. Lo juga ya, semoga lulus lagi. "Zea tersenyum, tangannya menepuk punggung Bella.
"Heh Anabelle! Ngapain lo peluk-peluk cewek gue?"
Bella melepaskan pelukan itu, dia mendelik kesal. "Ganggu aja lo!" desis Bella kembali membaca buku.
"Terserah!" Revan mengabaikan desisan Bella, cowok itu menaruh kepalanya di atas lipatan tangan, Revan mengahadap wajah cantik Zea dari sini. "Elus-elusin dong, Ze." pinta Revan, cowok itu mengambil satu tangan Zea lalu ia taruh di atas kepalanya, Zea hanya menurut, cewek itu tetap fokus membaca buku dengan tangan satu yang sibuk mengusap-usap rambut hitam Revan. Terbukti 'kan? Revan tidak belajar.
Di samping Revan terdapat Agas yang membaca buku, dan Airpods yang menempel di indera pendengarannya, cowok itu tampang tenang. Disebelah Agas, ada duo pengrusuh yang menonton YouTube sambil mengemil, kedua orang itu padahal sudah menghabiskan tiga toples yang berisi camilan milik Bella, tapi keduanya tak menghentikan aksi nyemilnya.
Bella menghembuskan napasnya kasar, dia memijat pelipisnya, dia pusing karena tidak menemukan jawaban soal kimia-nya. "Lo jangan nyusahin gue dong, kimia!" gerutunya pelan, walaupun Bella suka kimia bukan berarti dia bisa menjawab semuanya ada kalanya dia lupa dengan rumus atau salah hitung.
"Kenapa?" suara bariton itu membuat Bella menegakan kepalanya untuk melihat sang pemilik suara yang kini menatapnya.
"Ini, gue belum nemu jawabannya. Pusing," adu Bella mencebik kesal. Tanpa diminta Agas berpindah duduk tepat di samping cewek berbando itu.
"Tenangin pikiran lo dulu, biar lo gampang nyelesaiin soalnya." ucap Agas yang diangguki Bella mengerti.
********
Keempat remaja yang tengah asik berbicara itu menoleh saat indera pendengarannya masing-masing menangkap suara langkah, keempat cowok itu menatap ke arah sumber suara yang ternyata suara langkah milik rumah ini.
Agas mengecek jam ditangannya tujuh belas lewat lima puluh menit, cowok itu berdiri yang membuat ketiga remaja tersebut menoleh ke arah Agas. "Udah sore, pulang." Agas menghentikan langkah Bella yang hendak ke dapur, cowok itu berpamitan diikuti Eza dan Azka. "Gue pamit pulang, Bel."
"Gue juga ya Anabelle. Kapan-kapan gue kesini lagi buat ngabisin makanan di rumah lo"
"Kagak tau diri lo!" sentak Eza.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAZE [Segera Terbit]
Genç KurguRevan dan Zea, perpaduan yang sangat cocok. Revan dengan keminusannya dan Zea dengan nilai plus di mata orang-orang. Sebenarnya tidak semenyenangkan itu berpacaran dengan seorang Revan bagi Zea, karena: 1. Revan yang cemburuan. 2. Revan yang posesif...