Happy reading ✨
*******
"ZEA!"
Zea menoleh ke arah sumber suara seusai meletakan helmnya di jok motor Revan, Zea meringis saat Bella berlari ke arahnya namun tertabrak siswa yang membuat cewek itu terjatuh.
"Sorry, Bel." cowok itu mengulurkan tangannya untuk membantu cewek berbando itu berdiri, tanpa basa-basi Bella menerima uluran tangan itu.
"Thanks."
"Apa sih, Revan." Zea menyingkirkan tangan Revan yang menutupi kedua netranya, Revan memutar bola matanya setelah Zea berbicara seperti itu.
"Lo terlalu lama liat tuh cowok!" Revan berdecak kesal. Revan melangkah meninggalkan Zea yang memasang ekspresi wajah bingung, Zea menoleh ketika Bella menepuk pundaknya pelan. Kedua remaja itu berjalan meninggalkan parkiran bersama.
"Cowok lo?" tanya Bella menyeritkan keningnya, pasalnya dia tadi melihat Revan, tapi sekarang cowok nyebelin itu hilang entah kemana, lagipula biasanya ada Zea pasti ada Revan.
Zea mengedikan bahunya tidak tau kemana cowok itu pergi. "Gak tau, tiba-tiba pergi. Btw, lo luka?" Kedua netra milik Zea meneliti tubuh sahabatnya.
"Engga, cuma pantat gue sakit." Bella mengusap bokongnya dengan menampilkan deretan giginya yang rapi.
"WOY MINGGIR!"
Teriakan itu membuat atensi beberapa murid menatap ke sumber suara, salah satunya Zea dan Bella. Di depan sana, beberapa meter dari keduanya Eza dan Azka sedang berlari menghindari wanita paruh baya yang tampak kesulitan untuk mengejar dua murid nakalnya, karena kedua cowok itu terlalu cepat berlari. Kedua mata dua remaja itu melotot kala kedua cowok itu berlari ke arah mereka.
BRUK!
"EZA, AZKA!" teriak Bella kesal.
Sial! Mereka berempat jatuh, Zea dan Bella yang tadinya ingin menghindar dan memberikan akses untuk Azka dan Eza lari namun naas, belum sempat kedua cewek cantik itu menghindar, kedua cowok itu sudah lebih dulu sampai dan terjadilah tabrak-menabrak.
"KENAPA LO GAK MINGGIR!" omel Azka mengusap bokongnya yang terasa sakit.
Keempat remaja tersebut berdiri. Bella yang tidak terima omelan Azka menendang tulang kering cowok itu yang mengakibatkan cowok tersebut meringis kesakitan. "LO JUGA KENAPA GAK LEWAT JALAN LAIN!" Bella berdecak kesal karena dua kali jatuh.
"Heh lo-"
"Ayo ikut Ibu!" ucapan Eza langsung terpotong, Bu Dewi menjewer telinga kedua muridnya.
"Bu, aww... Sakit Bu." rengek Eza berusaha melepaskan tangan Bu Dewi dari telinganya yang sudah memerah karena terkena jeweran dari guru BK SMA Taruna Bangsa.
"Iya, Bu. Sakit." sahut Azka, sepertinya Azka yang lebih sial hari ini karena di kejar Bu Dewi, jatuh bertabrakan, kakinya yang ditendang Bella, dan mendapatkan jeweran dari Bu Dewi tercintahhh.
Bu Dewi tidak merespon kedua muridnya, wanita itu menyeret keduanya pergi.
"Lo gakpapa?" tanya Bella meringis pelan karena sikutnya luka, sepertinya terkena batu.
"Perih," jawab Zea sambil menunjukkan telapak tangan kanannya yang tergores.
Bella tersenyum, dia merangkul pundak Zea menggiring cewek itu untuk jalan. Cewek itu berniat untuk ke UKS. "Bisa bolos." bisik Bella tersenyum senang.
********
"Mau gue bantu? Kayaknya lo sedikit kesusahan bawanya?" tawar Darrel pada Zea yang membawa setumpuk buku yang lumayan tebal, Zea mengangguk menerima tawaran dari Darrel, lagipula telapak tangannya masih perih karena luka memang tidak seberapa namun masih terasa perihnya. Setelah selesai dari toilet, Zea yang tidak sengaja bertemu Bu Sari di koridor membuat cewek itu diminta tolong oleh guru itu, dia dimintai tolong untuk membawa buku-buku ke perpustakaan, dan berakhir lah dia membawa setumpuk buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAZE [Segera Terbit]
Fiksi RemajaRevan dan Zea, perpaduan yang sangat cocok. Revan dengan keminusannya dan Zea dengan nilai plus di mata orang-orang. Sebenarnya tidak semenyenangkan itu berpacaran dengan seorang Revan bagi Zea, karena: 1. Revan yang cemburuan. 2. Revan yang posesif...