Revan keluar dari kamar mandi setelah bersih-bersih. Cowok dengan kolor bermotif kuda poni tanpa atasan yang memperlihatkan otot-otot perutnya yang terlihat samar. Revan merebahkan tubuhnya di kasurnya, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Satu tangan merayap ke nakas mengambil ponselnya. Revan membuka ponselnya yang langsung mendapatkan notif dari Zea.
Revan reflek terbangun dari tidurnya, cowok itu terduduk. Zea melihatnya?
Jari Revan mendial nomor Zea, hanya berdering, mungkin saja, cewek itu benar-benar marah dan tidak berniat membalas chat atau menjawab telpon darinya. Revan menghembuskan napasnya, kini jari-jarinya mengetik di room chat Zea.See? Hasilnya tetap sama. Revan berpikir, apa dia harus ke rumah Zea saja untuk menjelaskan? Zea butuh istirahat. Cowok itu mengacak-acak rambut kasar, dia melemparkan ponselnya asal.
Revan beranjak, dia mengambil asal kaos yang ada di lemari. Cowok itu melangkah keluar kamar, saat Revan keluar dari kamarnya, dia langsung disambut dengan suara-suara yang mengusik. Suara Papa dan Mamanya yang berada di ruang kerja, di ruangan itu tidak kedap suara, jadi dia bisa mendengar jelas keributan kedua suami-istri tersebut.
Revan memilih mengabaikan itu, dia kembali berjalan dan menuruni anak tangga. Revan membuka lemari pendingin setelah dia sampai di dapur, dia meminum air yang berada di tumbler khusus untuknya dari Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAZE [Segera Terbit]
Teen FictionRevan dan Zea, perpaduan yang sangat cocok. Revan dengan keminusannya dan Zea dengan nilai plus di mata orang-orang. Sebenarnya tidak semenyenangkan itu berpacaran dengan seorang Revan bagi Zea, karena: 1. Revan yang cemburuan. 2. Revan yang posesif...