"Repan."
"Sttt, Repannn!"
"REPAN!" teriak Azka kesal.
"Azka! Kenapa kamu berisik?" tegur Bu Rachel pada Azka.
"Itu, Bu, mau-"
"Mau minta jawaban tuh, Bu!" sahut Eza.
"Bukan anjing!"
"Azka! Nilai kamu saya kurangi!" ucap Bu Rachel. "Kembali mengerjakan! Yang lain juga."
Azka mengacak rambutnya kesal, dia menatap Eza yang berada dibelakangnya dengan sinis, kemudian menatap Revan yang ada di pojok bersandar sambil menggaruk-garuk ketiaknya. "Temen Dajjal semua!"
Revan tersenyum miring ketika dia melihat Azka yang masih saja mencoba meminta jawaban pada yang lain. "Bu!" panggilnya membuat Bu Rachel menoleh ke arah Revan. "Azka mau nyontek Agas, Bu!" adunya dengan raut wajahnya yang di buat lugu.
"Azka! Nilai kamu akan saya kurangi lagi, sekali lagi kamu meminta contekan, lembar jawaban akan saya ambil!"
Azka mengacungkan jari tengahnya pada Revan yang di balas finger heart oleh Revan sambil tersenyum manis. "Liat lo!"
Walaupun tempo hari mereka bertengkar tapi mereka tetap akan kembali seperti semula, memang mereka kesal dengan Revan yang memutuskan Zea tanpa alasan, tapi mau bagaimana lagi, yang menjalin 'kan Revan dengan Zea, mereka hanya mengikuti alur cerita mereka saja. Mereka juga berdo'a kalau Zea dijauhkan lagi dengan cowok seperti Revan yang awalnya bucin tapi malah brengsek seperti itu.
Bahkan Azka dan Eza berdo'a kalau Revan akan gamon dengan Zea dan memohon meminta balikan.
"Bu! Udah bell, ya udah selesai boleh keluar?" tanya Eza.
Azka menoleh kebelakang. "Lo udah? Anjing lo!" umpat Azka kesal. Oke, memang ini salahnya karena di grup mereka sudah membuat kesepakatan kalau tidak menyontek untuk hari ini, dan sayangnya Azka semalam tidak belajar.
"Berisik lo!" omel Cla kesal karena konsentrasinya terganggu.
"Yang sudah boleh di kumpulkan dan silahkan keluar kelas, yang belum Ibu kasih lima menit untuk menyelesaikannya!" titah Bu Rachel pada seluruh murid yang ia awasi saat ini.
Eza keluar dari kursinya, dia melewati Azka. "Yang no 15 b itu, 17 c." ucapnya seraya kembali berjalan.
Azka yang mendapatkan jawaban langsung menyilangkan huruf yang di sebutkan Eza tadi. "Beneran 'kan tadi?" tanyanya pada Eza yang sudah ingin keluar.
"Gak tau, cuma asal ngomong doang gue, hehehe." Eza langsung keluar dengan Revan dan Agas.
Azka berdecak. Dia melirik sampingnya yang kebetulan ada Bianca. "Bi, 30 apa?"
Bianca melirik sinis. "Mikir sendiri dong!" Bianca berdiri dan pergi begitu saja.
"Ah, gue do'ain lo punya pacar kayak gue!" gerutunya.
*****
Bella melirik Zea sebentar. "Ze?" panggilnya.
Zea fokus membuka lembaran buku yang ia pinjam di perpustakaan. "Hmm? Kenapa?" sahutnya menoleh sekilas ke arah Bella.
Bella menatap para cowok yang ada di tengah lapangan bermain bola, Bella tidak tau apakah para cowok-cowok itu sudah belajar tadi malam atau tidak peduli dengan nilai mereka makanya mereka lebih memilih bermain daripada belajar. "Sebenarnya gue sama Agas, pacaran." ucapnya pelan.
Zea reflek menoleh. Kedua sudut bibirnya membentuk kurva, "kapal gue berlayar?Sejak kapan?"
"Baru-baru ini kok." balasnya yang setelahnya dia berdeham karena mengingat malam dimana dia mendengar percakapan Revan dan Agas.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAZE [Segera Terbit]
Teen FictionRevan dan Zea, perpaduan yang sangat cocok. Revan dengan keminusannya dan Zea dengan nilai plus di mata orang-orang. Sebenarnya tidak semenyenangkan itu berpacaran dengan seorang Revan bagi Zea, karena: 1. Revan yang cemburuan. 2. Revan yang posesif...