14. WITHOUT ZEA

191 14 2
                                    


Happy reading ✨

****

"Semangat Agas! Lo menang harus traktir!" celetuk Eza dengan antusias.

Azka mengangguk. "Bener, wajib menang lo, biar lo traktir kita." balasnya.

Agas menatap keduanya datar. "Lepasin tangan gue." ucapnya pada Eza yang sedari tadi memegang lengannya. Cowok itu menyengir dan langsung melepaskan tangan Agas.

Hari ini anak-anak olimpiade akan pergi, masih ada waktu sekitar sepuluh menit sebelum mobil yang anak-anak olimpiade serta guru-guru yang ikut berangkat. Dan Agas memilih untuk ke toilet sebentar, tapi saat dirinya ingin ke parkiran, Azka, Eza, serta Revan menahannya.

"Nih, roti sama susu buat Zea. Gue nitip, kalau ada agenda atau acara gitu, biasanya Zea suka lupa sarapan." Revan memberikan roti dan susu strawberry pada Agas.

"Gue gak?" tanyanya yang seraya menerima roti serta susu di tangan Revan.

"Lo bisa beli sendiri!" ketusnya. "Oh iya, jagain Zea, takut dia lirik-lirik cowok lain. Jagain Zea kalau dia di godain buaya!"

Agas berdeham malas, tanpa berpamitan, cowok itu langsung melangkah mendekati mobil anak-anak olimpiade.

"SEMANGAT BABANG AGAS!"

"HWAITING, HWATING AGAS OPPA!"

"KALAU DI SANA ADA MAKANAN, BUNGKUS BUAT KITA AGAS HYUNG!"

Agas memutar bola matanya malas mendengar suara ketiga sahabatnya yang berteriak histeris. Mereka memang selalu berlebihan dan selalu membuat merasa malu karena banyak anak-anak yang baru datang menatap ke arah mereka.

"Sudah lengkap?" tanya Bu Mega pada peserta olimpiade dan guru-guru yang ikut.

"Sudah, Bu!"

"Oke, langsung saja kita berangkat, sebelum itu, kita berdo'a sesuai kepercayaan masing-masing." Pak Wili menginstruksi semua untuk berdo'a, dan kemudian mereka berdo'a sesuai kepercayaan masing-masing. "Do'a selesai. Kita masuk ke dalam mobil."

Mereka masuk ke dalam mobil Pak Wili, ada empat peserta yang mewakili sekolah dan Pak Wili juga Bu Mega yang ikut serta menemani murid didik mereka. Pak Wili berada di kursi pengemudi, lalu Bu Mega berada di kursi penumpang sebelah kursi pengemudi, kemudian ada Bella dan Zea di belakang, juga ada Agas dan Alfa di belakang dua remaja itu.

"Oh iya, kalau belum ada yang sarapan, ada roti di bagasi. Alfa tolong ambilkan, dan Agas tolong ambilkan botol mineral dan bagikan." ucap Bu Mega yang langsung di lakukan dua remaja itu.

Alfa mulai membagikan roti pada teman-teman dan guru-guru itu, lalu Agas juga membagikan air pada yang lain, tanpa melupakan roti dan susu strawberry yang Revan berikan untuk Zea.

"Dari cowok lo." ucapnya saat melihat Zea menoleh ke belakang dengan raut bingung.

Zea tersenyum. "Oke, makasih." Agas berdeham singkat.

****

"KANGEN ZEA!"

Azka dan Eza sibuk mengemil kripik singkong yang mereka beli di kantin tadi, mereka hanya menatap Revan yang menggerutu, berteriak sendiri, bahkan mereka sudah menghabiskan tiga plastik kripik pisang. Sebenarnya mereka juga jengah melihat Revan seperti orang gila karena baru beberapa jam Zea pergi. Untung saja mereka ada di roftoof, jadi Revan tidak merusak image-nya di depan murid sekolahnya, juga Azka dan Eza yang tidak malu-malu sekali karena kelakuan Revan.

"Bulol banget!" cibir Azka.

Bruttttttt

"Anjing!" Azka mengumpat seraya menjauh dari Eza. "Lo ngentut 'kan? Bangsat! Bau bangke!" Azka mengeluarkan nama-nama kebun binatang pada Eza yang hanya tersenyum polos sambil menikmati kripik pisang.

REVAZE [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang