Part 1 - Everything for Elsa

191K 4.8K 35
                                    

(REPOST)

"Dear future husband,
Here's a few things
You'll need to know if you wanna be
My one and only all my life" (suara penyanyi)

Menghempaskan tubuh dari kursi hitam miliknya, Jerry keluar dari ruangan kayu yang berukuran sedang--dimana menjadi tempat kekuasaannya di restoran milik bisnis keluarga.

"Ohhhhh.....
Take me on a date
I deserve it, babe
And don't forget the flowers every anniversary
'Cause if you'll treat me right
I'll be the perfect wife
Buying groceries
Buy-buying what you need" (suara penyanyi)

Sambil menarik ujung kera kemejanya keatas, Jerry menghentakan sepatu mulai menelusuri lorong sampai tubuhnya berhenti di tempat keramaian restaurant.

"Tunggu..." cegatnya pada salah satu pelayan yang membawa nampan berisi masakan andalan di restaurant ini. "Apa itu sebuah nyanyian? Atau radio?" lanjutnya lagi pada sang pelayan.

Sebentar si pelayan sempat mengerjapkan mata mendengar pertanyaan atasannya sebelum akhirnya tersenyum mengerti. "Seseorang yang sedang menyanyi, Tuan," jawab pelayan menyengir sembari menggerakan kakiknya ke kiri dan ke kanan mengikuti alunan dari lagu teesebut.

Jerry melotot tajam. "Sejak kapan aku membiarkan penyanyi masuk ke restaurant ini?" suara yang ia keluarkan terdengar membentak.

Pelayan langsung berhenti bergerak dan diam di tempat seperti patung ketika mendengar amarah sang bos

Sekilas pelayan itu berdehem, mencondongkan wajahnya kedepan untuk membisikan sesuatu.

"Nona Alexa, Tuan..."

Sontak Jerry langsung naik pitam.
Jerry sangat mengenal watak dari kakaknya yang menyebalkan itu. Alexa selalu bersikap sesuka hatinya dan selalu bertindak semena-mena terhadap sesuatu yang bukan menjadi Hak-nya.

Dengan penuh rasa kesal, Jerry segera menghampiri Alexa yang sedang asyik duduk disalah satu kursi sambil mendengarkan dendangan lagu dari sang penyanyi bersama anak laki-lakinya, bocah berusia enam tahun.

"Alexaa !" seru Jerry.

Alexa mendongak, lalu berdiri. "Jerry, adikku...." dan dengan sesuka hatinya lagi, Alexa memeluk tubuh Jerry begitu saja.

Satu lagi yang paling Jerry beni. Ia tak suka diperlakukan layaknya anak kecil yang selalu menangis setiap kali terjatuh dan kehadiran Alexa yang memeluknya membuat perasaan jadi tenang. Kini semua telah berubah, tak lagi sama. Bahkan Jerry sudah berusia hampir kepala tiga!

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jerry sarkasme--melirik sekilas ke arah Dannis yang terlalu fokus memandang si penyanyi. Saking fokusnya, tatapan bocah Alexa itu seserius seperti sedang menonton pertandingan bola yang akan melakukan tendangan pinalti.

"Tentu saja sedang mengunjungi restaurant kita. Ingat Jerry, ini adalah bisnis keluarga."

"Kau salah, Alexa. Ini restaurant keluarga yang menjadi tanggung jawabku sepenuhnua, bukan tanggung jawabmu. Dan alangkah baiknya lagi, jika kau memilih untuk diam dirumah mengurus suamimu dari pada menghabiskan waktu berkunjung kemari."

Alexa langsung mengerutkan hidungnya, kedua tangannya menyilang di dada. Mungkin dia akan bereaksi dengan mulut bawel yang paling Jerry benci sepanjang masa.

"Suamiku bekerja. Jadi aku bisa pulang kerumah jika Martin sudah pulang bekerja. Lalu, apa masalah mu wahai Tuan sok berkuasa?" cibirnya dengan gaya menantang.

"Pelayan bilang, kau menjadikan restaurant ini seperti tempat karoke ya?"

Si nenek lampir, um-- maksudnya kakak Jerry menaikan sebelah alisnya tampak tidak senang dengan perkataan adiknya barusan.

Dear, Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang