"Mommyyy..... ayo cepat pergi, aku sudah telat !!!!!!!" elsa berteriak kencang dari arah ruang tamu. Gadis kecil itu duduk di atas sofa menghadap ke televisi yang memunculkan tayangan kartun Spongebos squarepants disetiap pagi.
"Iya sweetheart , mommy datang..." emma menarik nafasnya panjang ketika melirik dirinya sendiri dari arah cermin. Pantulan anting-anting kecil dengan bentuk mutiara lingkaran kecil saling mengait di telinga kiri dan kanannya.
Setelah kembali memastikan kalau tidak ada yang salah dengan penampilannya dihari ini, emma meraih tas pegangan diatas meja riasnya dan melenggang keluar dari kamar.
elsa yang tadinya menatap serius ke tlevisi jadi berbalik arah ke arah mommy yang setengah berjongkok untuk mengenakan sepatu hak tinggi.
"Woaaaahh, mommy cantik sekali." ia menggoda sambil mengacung kedua jempol didepan.
"Benarkah mommy cantik? bagaiman penampilan mommy?" emma bertanya sekali lagi pada gadis kecilnya. Hanya ingin memastikan kalau blazer biru dongker dan rok putih pensil yang ia kenakan hari ini sangat cocok di tubuhnya. emma berputar di tempat..
"Cuma mommy yang paling cantik didunia ini." elsa mengangguk dengan tatapan polos yang menggemaskan. Menekan tombol off di remote televisi, gadis kecil itu langsung melompat kelantai turun dari atas sofa. Berlari kecil kearah emma dan memeluk tubuh emma dengan lingkaran kecil tangannya yang bahkan tak sampai melingkar.
"Baiklah. kalau begitu mari kita berangkat gadis kecil ku, sebelum kamu terlambat..."
"Siap ibu ratu..." gumam elsa dengan nada humor yang dibuat buat sambil menyengir geli mengadahkan kepalanya keatas hanya untuk menatap tubuh ibunya dari bawah sini.
Setelah adegan drama yang membuat dirinya sendiri gemas, ia langsung meraih pergelangan elsa dan menggandeng anaknya berjalan bersama keluar dari dalam rumah.
***
Emma berlari kencang menelusuri pintu masuk perusahaan yang kini menjadi tempat pertamanya bekerja. Setelah menyetujui tawaran kerja itu, katy memberi beberapa perintah pada emma tentang apa-apa saja yang harus ia lakukan besok ketika masuk dihari pertama kerja.
Emma terlihat begitu gugup, Ya... tentu saja dia sangat gugup. Bagaimana tidak, tanpa harus mengikuti tes wawancara dulu, dirinya sudah langsung diterima bekerja diperusahaan yang besar dan megah sejenis 'Dixon inc' ini. Tak tanggung tanggung direkomendasikan pula..
Dan sialnya, karena kewalahan menjadi single mother di pagi hari. Dia jadi telat menuju ke Dixon inc hampir dua puluh menit dari jam kantor yang telah ditetapkan.
Melihat pintu lift yang berjarak dua puluh detik dari jangkaunya yang hampir tertutup, emma langsung berlari sekuat tenaga sampai suara 'Klek' muncul dari sepatu hak tingginya yang patah. Tapi dirinya masih sanggup berlari menyentuh ujung pintu lift yang benar benar hampir saja tertutup.
Oh syukurlah...
emma sedikit bernafas lebih legah dengan nafas yang ter-engah engah melangkah terpincang-pincang memasuki lift.
"Oh sial!" Dia mengutuk dirinya sendiri dan sepatu hak tinggi yang ia beli dengan harga murah dipasar tradisional. Ternyata sepatu itu tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh penjual. Sungguh menyebalkan sepatu murahan ini...
"Mendapatkan hari yang buruk nona?"
emma berhenti mengerutuki sepatu murahan yang terlepas dari kaki kanannya, dan menoleh kearah sumber suara. Dimana, tanpa ia ketahui dan ketika lift sudah tertutup. Ada seorang laki laki dengan jas hitam elegan dan sepatu mahal tidak murahan, berdiri tepat disebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Future Husband
RomansCatatan penulis: Cerita ini sangat banyak kesalahan. Jadi yang mau niat baca boleh tapi harap maklum. Masih dalam tahap REVISI, bersabarlah kalau ingin membaca hasil yang bagus.