Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Beruntung karena elsa sudah tertidur dengan nyenyak dan tampak tenang didalam kamarnya.Jerry keluar dari kamar elsa setelah memastikan gadis kecil itu tertidur dengan lelap.
Diluar, ia melihat emma sedang duduk di kursi makannya sambil menundukan kepala diatas meja.
"Apa kau baik baik saja...?" kemunculan suara jerry disekitarnya. Membuat kepala emma terangkat keatas. Ia melihat pria itu menggeser kursi untuk duduk tepat disebelahnya.
"Aku baik..." emma mengangguk, ada senyuman masam yang melengkung dibibirnya. Lalu dia menyodorkan sebuah gelas kosong dan botol air pada jerry. "Mau minum?" tawarnya.
Jerry langsung mengambil air dari emma yang ia tuangkan sendiri kedalam gelas"Elsa sudah tidur. Dia tidur dengan sangat nyenyak..." kata jerry setelah meneguk air sampai ketenggorokan.
"Terimah kasih sudah membantunya tidur, jerry..." balas emma dengan tulus. Ia memperhatikan jakun jerry yang naik turun ketika menelan air. "Kau membenci anak kecil. Bagaimana bisa elsa begitu menyukaimu?" lanjutnya lagi dengan seringai geli ketika mengingat, setiap kali jerry berusaha menghindari dannis. Keponakannya sendiri..
"Ya , kau benar.." jerry meletakan gelasnya diatas meja sampai menimbulkan suara dentingan.
"Tapi sejak bertemu dengan putrimu. Segalanya berubah..." Ia menyunggingkan senyuman miring . "Kau ingat ketika aku berkata , ada seorang anak kecil yang aku sukai?""Dan itu anakku. Benarkan ?"
Jerry mengangguk mantap. Ia kembali tertawa ringan memperlihatkan gigi putih bersihnya dihadapan emma."Aku sama sekali tidak menyangka kalau kau memiliki anak selucu elsa..."
"Dan aku pun bersyukur memiliki elsa..." emma tersenyum tulus.
Lalu hanya keheningan yang terjadi disekitar mereka. Emma terus memutar mutar ujung gelasnya dengan jari membentuk suatu lingkaran.
"Elsa sudah menceritakan semuanya padaku..." ujar jerry memulai percakapan mereka kembali. Emma langsung menatapnya dengan dahi mengerut.
"Tentang?" tanya nya bingung.
"Tentang daddy nya yang sudah dipanggil tuhan. Dia juga bilang kalau angel-ku tidak pernah bertemu dengan daddy-nya... Lalu dia memohon padaku agar mau menjadi daddy-nya.." jerry mengeluarkan tawa lagi yang dibuat buat , agar suasana diantara mereka tidak begitu cangggung.
"Terkadang elsa memang suka berprilaku konyol. Selama bertahun tahun ia tidak pernah membahas ingin memiliki daddy. Tapi semua pemikirannya berubah sejak bertemu dengan mu..."
Alis jerry melengkung keatas.."Benarkah?"
Emma mengangguk yakin. Memang seperti itulah yang terjadi. Disetiap ada kesempatan, elsa selalu saja menceritakan tentang paman tampannya. Dan itu adalah jerry.."Ya. Dan aku tidak tau apa yang istimewa darimu.."
Emma melengkungkan bibirnya untuk tersenyum masam. Dia sampai menggeleng gelengkan kepala.Maksudnya, emma selalu saja berfikir 'bagaimana bisa seorang pria yang membenci anak anak seperti jerry ini .. Disukai oleh gadis kecil-nya?' Dan begitu pula dengan jerry, yang menyayangi elsa dengan tulus..
Bibir jerry ikut melengkung tersenyum , ia puas hanya memperhatikan senyuman indah dari bibir emma.
"Bolehkah aku tau, apa yang terjadi dengan suami mu?" lanjut pria itu lagi. Pertanyaan yang dikeluarkan jerry membuat mulut emma mengering. Dan itu merubah pandangan jerry jadi menyesal, mungkin emma tidak ingin membahas masalalu-nya itu.
"Oh, maafkan aku em. Jika kau tidak ingin-----"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Future Husband
Storie d'amoreCatatan penulis: Cerita ini sangat banyak kesalahan. Jadi yang mau niat baca boleh tapi harap maklum. Masih dalam tahap REVISI, bersabarlah kalau ingin membaca hasil yang bagus.