Setelah hampir memakan waktu berjam jam di hari pertama-nya bekerja. Beruntung karena pekerjaan pemula nya tidak terlalu banyak. Ia pulang bekerja dengan tepat waktu sesuai dengan ketentuan di jam perusahaan, pukul Lima sore.Ketika berhasil mengebut dikemacetan ibu kota, Emma sampai dengan selamat dirumahnya. Dia cemas hanya memikirkan elsa, karena ini pertama kalinya emma meninggalkan elsa sendirian dirumah.
"Sweetheart. Mommy pulaaang......" Menutup pintu dengan cepat, emma melangkah memasuki rumahnya yang tampak renggang. Melepaskan sepatu yang dipinjamkan katy tadi dilantai. Dengan kaki telanjang , emma berjalan mendekati dapur, meletakan kantong belanjaan yang sempat ia beli dijalan sebelum sampai kerumah.
"Mommy....." Suara elsa yang muncul membuat ketakutan emma menghilang. Dia cemas hanya memikrkan anak semata wayangnya tinggal dirumah sendiran.
Elsa berdiri di depan pintu kamar sambil menguap dan menggaruk garuk kepalanya sampai rambut berwarna cokelat sebahu miliknya berantakan.
"Hai sayang, apa kamu menunggu mommy terlalu lama sampai tertidur?"
Elsa menggeleng cepat, kemudian melangkah mendekati emma sambil memeluk tubuh emma erat. Tubuh elsa yang kecil, membuat kepalanya hanya setinggi paha emma."Tidak. Bibi karin bilang kalau mommy sedang bekerja mencari uang untuk biaya sekolah ku. Jadi tidak apa apa jika mommy pulang lama.."
Oh sungguh, mendengar ujaran putri kecilnya yang baru berusia lima tahun dengan bijak ini membuat dirinya tersentuh.Sebelum emma memulai pekerjaan barunya, ia sempat meminta pertolongan pada karin. Tetangga lamanya yang berusia seumuran denganya, yang juga memiliki keluarga utuh. Seperti suami juga kedua anak yang usianya lebih tua dua tahun dan tiga tahun dari elsa.
Tetangganya juga tidak keberatan membantu emma untuk menjemput elsa sepulang sekolah. Beruntung karena anak mereka berada disekolah yang sama..
"Apa kamu lapar?" emma mengubah topik pembicaran. Dia hanya tak ingin larut dalam kesedihan setiap kali mendengar elsa berujar bijak seperti tadi.
Elsa melepaskan pelukannya dari emma, dia mundur selangkah untuk mengangkat kepalanya menatap mata emma dari bawah sini.
gadis kecil itu mengangguk. "Apa yang mommy bawa?""Mommy membelikan pizza untuk mu.." emma mengangkat kantong belanjaan yang tadinya sudah berada diatas meja dapur. Dia mempertontonkan nya pada elsa yang langsung tersenyum ceria ingin bertepuk tangan senang..
itu salah satu makanan favoritnya"Apa itu pizza dengan keju?" tanya elsa
"Ya, pizza dengan keju.." emma membalas.
"Tanpa sosis?""Ya, tanpa sosis dan keju yang banyak seperti pesanan tuan putri. Ayo naik kekursi dan makan pizza ini sebelum dingin..."
Elsa mengangguk menyetujui, kemudian berusaha naik keatas kursi sebelum emma menggendong tubuh mungilnya untuk membantu anaknya duduk dikursi Makan kecil.***
Sekitar pukul delapan malam. Emma memulai pekerjaan lainnya sebagai penyanyi disebuah restoran yang kemarin ia kunjungi. Emma bernyanyi disana tiga malam dalam seminggu. Tentu saja dia tidak akan melepaskan pekerjaan menjadi seorang penyanyi itu dengan mudah, selain hobby-nya.. menjadi penyanyi juga bisa menambah uang untuk tabungan elsa dimasa depan.
Untuk malam ini, emma menitipkan elsa di tempat katy. Ia tidak ingin membawa anaknya ikut bekerja dengan dirinya terkecuali elsa libur sekolah. Emma juga tidak tega meninggalkan elsa sendirian dirumah jika sudah malam seperti ini.
Dan sepertinya elsa sangat mendukung karir mommy-nya, dengan bijak lagi elsa berkata kalau dia bisa mandiri tanpa ditemani terus terusan dengan emma. Lagi lagi hal itu membuat hatinya tersentuh..
![](https://img.wattpad.com/cover/41143250-288-k946028.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Future Husband
RomansaCatatan penulis: Cerita ini sangat banyak kesalahan. Jadi yang mau niat baca boleh tapi harap maklum. Masih dalam tahap REVISI, bersabarlah kalau ingin membaca hasil yang bagus.