Pertemuan Sagara😆🌷

213 98 45
                                    

"Entah takdir atau hanya  sekedar hadir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Entah takdir atau hanya  sekedar hadir."
-Sagara Dirga Dewantara.

"Maafin saya ya," ucap perempuan itu sambil menunduk malu.

Sagara menatap perempuan itu, baru kali ini ia di sangka penjahat oleh seseorang. Walaupun ia sadar akan sikapnya, tapi seumur-umur ia tak pernah di sangka penjahat oleh siapapun. Itu merekanya saja yang takut akan sikap jutek Sagara.

"Iya gapapa," jawab Sagara.

"Kamu mau pulang ya? Biar aku bantu ya," ujar Sagara.

"Gapapa aku bisa sendiri kok," jelas perempuan itu.

"Sudah mau hujan, ga baik juga cewe sendirian di jalan," ucap Sagara.

"Tapi..."

Perempuan itu tidak tau harus menjawabnya seperti apa. Karena ia baru bertemu, dan sedikit heran dengan perlakuan laki-laki di depannya.

"Ayok nanti keburu hujan," jelas Sagara.

"Gapapa?" tanya perempuan itu sambil menatap Sagara.

"Gapapa ayok naik," ajak Sagara sambil menaiki motornya.

Perempuan itu menatap Sagara tak percaya. Ia heran karena jarang ada laki-laki yang mau menolong bahkan sekedar berbicara atau bertanya pun tidak. Mereka selalu meyebutnya lusuh dan miskin, padahal memang ini kenyataannya dan dia hanya bisa menerimanya dengan ikhlas.

Sagara melepas jaket hitam miliknya. "Pakai ini, udara di sini dingin. Pakaian kamu sedikit tipis," ujar Sagara sambil memberikan jaket miliknya.

Perempuan itu menatap Sagara. "Ga-papa? Makasih," jawabnya pelan.

"Sebentar," ucap Sagara sambil memberikan helm miliknya.

Perempuan itu melihat wajah Sagara dengan heran. "Apa ini? Ini punya kamu, nanti kamu gimana?" tanya pelan perempuan itu.

"Ah tidak apa-apa, aku cowo jadi gak masalah kok," jelas Sagara.

Setelah perbincangan mereka, Perempuan itu naik ke motor milik Sagara. Sebenarnya ia sedikit tak percaya semua ini. Sagara menyalakan mesin motornya.

"Pegangan," ujarnya sambil menarik gas motor miliknya.

"Hah? Pegangan? Beneran?" tanya perempuan itu heran.

"Gapapa kalo kamu ga mau, aku ga maksa," ucap Sagara yang menyadari akan sikapnya yang terlalu lancang kepada perempuan yang tidak di kenal ini.

Luka Kita Kala Itu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang