"Kalo di tanya rindu tidak dengan kasih sayangnya yang dulu. Rindu sangat rindu, dimana semuanya terlihat berwarna dan bahagia."
-Vanilla Aletta.Hembusan angin pagi dari jendela kamar menerpa wajah Sagara yang tertidur lelap di tempat tidur miliknya. Sagara menghela nafas pelan, ia membuka matanya dan melihat sekeliling kamarnya.
Sagara beranjak dari tidurnya, ia berjalan menuju jendela kamarnya untuk menikmati angin pagi yang begitu segar.
"Arun pasti lagi jualan," kata Sagara sambil melihat langit pagi.
"Apa gue bantuin aja ya," usul Sagara.
"Tapi...."
"Yaudah deh daripada gue di rumah," ucap Sagara.
Sekarang hari minggu, Sagara tidak ada kegiatan di luar dan di sekolah. Sagara bosan jika harus di rumah lebih tepatnya tidak betah. Ponsel Sagara berdering, Sagara mengambil ponsel miliknya. Nama Vanilla tercantum di layar ponselnya, Sagara menggeser tombol hijau untuk menjawabnya.
"Halo," ucap Sagara.
"Halo Gar, sekarang lo mau kemana rencananya?" tanya Vanilla.
"Kenapa emangnya Letta?" tanya balik Sagara.
"Engga mau ngajak keluar aja," jawab Vanilla.
"Maaf gue ga bisa. Gue mau.."
"Mau apa? Lo mau jalan sama seseorang ya?" tanya Vanilla.
"Lo punya cewe Gar? Kok ga kasih tau gue sih," lanjut Vanilla.
"Engga Letta, gue ga punya cewe," balas Sagara.
"Terus?"
"Gue ada urusan bentar," jelas Sagara.
"Oh yaudah kalo gitu. Gue denger Mama lo udah pulang ya Gar," tutur Vanilla.
"Iya Letta," jawab Sagara.
"Cie selamat Gar," kata Vanilla.
Sagara tertawa kecil, "Iya makasih Letta,"
"Lo gapapa kan Gar?" tanya Vanilla.
" Gue gapapa," balas Sagara.
"Kalo ada apa-apa cerita Gar. Lo jangan pendem semuanya sendiri, kita sahabat lo Gar. Lo bisa cerita ke kita," tutur Vanilla.
"Iya Letta bawel makasih," jawab Sagara.
"Ishh bawel-bawel. Yaudah gue matiin ya," gerutu Vanilla langsung memutuskan panggilan telponnya.
Sagara menaruh ponselnya di meja miliknya. Sagara sebenernya ingin bercerita kepada sahabatnya. Tapi, Sagara tidak mau menyusahkan sahabatnya karena mereka juga memiliki masalah mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Kita Kala Itu
Roman pour AdolescentsAsa yang di jadikan nirwala kini menjadi lara yang amerta. Ketika pemilik nayanika meminta bahagia tapi takdir berkata tidak. Ketika yang di harapkan adalah sebuah kebahagian tapi yang datang malah sebuah luka yang membekas dalam jiwa. _____________...