03.

1.3K 83 17
                                    

"Ouh iya jangan lupa di matiin Sha lampunya." ujar Rizwan sebelum Kiesha benar-benar keluar dari kamarnya.

"Kurang ajar part 2." gumamnya sembari mematikan lampu kamar Rizwan kemudian melangkah keluar.

"Sebelum gue ke kamar gue check Fateh sama Afan dulu lah kasian tadi kena bentak gue juga."

Cklek

"Fateh?" panggilnya sembari berjalan mendekat ke arah adeknya yang seluruh badannya sudah tertutupi selimut.

Kiesha menyibakkan selimut itu dan mendapati tubuh bergetar adeknya, ia yakin dia nangis karena tadi.

"Dek? Udah jangan nangis maafin abang ya, karena emosi kamu juga ikut kena." ucap Kiesha sembari mengelus puncak kepalanya.

"Hiks hiks jangan kayak gitu lagi hiks..."

"Iya ga, udah ya jangan nangis nanti kamu sesek kalau nangis. Kamu jarang nangis tapi sekalinya nangis mesti sesek. Udah ya abang minta maaf."

"I-iya, yaudah abang tidur aja Fateh udah ga apa-apa kok."

"Beneran? Ga sesek kan?"

"Iya bang, ga kok. Abang ga usah khawatir."

"Yaudah kalau gitu abang ke kamar dulu, kamu langsung tidur gihh." ucap Kiesha lalu sebelum keluar ia mematikan lampu kamar adeknya dan menggantinya dengan lampu tidur.

Kiesha keluar lalu masuk ke kamar sebelahnya lebih tepatnya ke kamar Afan.

Cklekk

"Afan?" ucapnya dan berjalan mendekati Afan.

"Ouh udah tidur ternyata syukurlah. Maafin abang ya dek." ucapnya sembari mengusap puncak kepalanya.

Setelah itu ia keluar tetapi sebelum keluar ia melakukan hal yang sama seperti tadi ia sebelum keluar dari kamar Fateh.

***
Paginya mereka sekarang sudah berkumpul untuk sarapan.

"Kamu mau sekolah Rakh?" tanya Rassya.

"Emangnya kamu udah sembuh Rakh?" sahut Rizwan.

"Kalau emang belum ngerasa sembuh total ga usah sekolah dulu dek." ujar Rey.

"Ishh kalian kenapa sih?! Orang Rakha udah sembuh kok, udah sehat."

"Beneran dek?" tanya semua abangnya berbarengan.

"Idihhh kompak bener." ejek Rakha sembari tersenyum jahil.

Mereka semua yang di ejek Rakha sontak saling tatap dan beberapa detik kemudian mereka berenam menyeringai dan kembali menatap si bungsu.

"K-kalian kenapa natap Rakha kayak gitu?" ucap Rakha gugup karena ia merasakan aura yang tidak enak dari para abangnya.

"1" hitung Kiesha.

"2"

"3"

Setelah hitungan ketiga secepat kilat mereka berenam berlari kearah Rakha dan menggelitikinya tanpa ampun yang membuat Rakha sampai jatuh dari kursinya.

"Ahahahaha geli bang, stop hahahaha udah bang geli hahaha."

"Ga bakalan kita ampunin hahaha rasain."

"Udah bang hahaha geli bang stop hahaha ampun bang hahaha geli...."

"Ga akan rasain lu."

"Abang!!" teriaknya menggelegar.

Suatu kebahagiaan bagi mereka berenam  karena berhasil mengerjai adeknya.

"Makanya jangan resek jadi adek." ucap Afan.

"Iya iya sorry. Bang fateh, bang Afan ayo berangkat sekolah entar kita telat lagi."

THE WILLIAM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang