08.

1K 83 5
                                    

Fateh, Afan dan Rakha kini sudah berada di parkiran untuk pulang.

"Bang gue takut." ucap Rakha lirih.

"Hah takut kenapa?" tanya kedua abangnya kompak.

"Takut dimarahin abang yang lain."

"Udah ga apa-apa ada kita kok."

"Tapi nanti kalau kalian ikut di marahin gimana??"

"Yaudah mau gimana lagi, kalau di marahin dengerin."

"Ishh tapi bang gue takut banget sumpah, apalagi sama bang Rey."

"Udah sih pasrah aja di marahin yaudah. Orang salah lu sendiri, siapa suruh ngirim kek gitu di grup udah gitu masih waktu jam pelajaran lagi."

"Ya Allah yaudah deh ayo pulang."

Kini ketiganya mengambil motornya masing-masing dan langsung pulang ke rumah tanpa ada yang mampir kemana-mana, karena kalau ada masalah kayak gini terus ngehindar yang ada masalahnya tambah panjang.

"Bang masuk duluan gih." ucap Rakha mendorong kedua abangnya untuk masuk ke rumah dulu yang mana mereka kini sudah berada di halaman rumah.

"Takut ya?" tanya Fateh sembari menoleh ke Rakha.

"Iyalah, tuh mobil mereka udah ada di rumah semua. Auto di sidang nanti." ucap Rakha sambil menunjuk kearah 4 mobil yang sudah berjajar rapi.

"Buset iya dong udah ada semua, kok gue ga tau ya?" ucap Afan sembari menoleh ke arah yang di tunjuk adeknya.

"Apa yang lu tau?"

"Ga ada."

"Hmm. Udah ayo masuk."

"Ayo."

Mereka bertiga dengan perlahan membuka pintu utama, dan dari sana mereka sudah dapat melihat kelima abangnya sedang berada di ruang tamu.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab kelima abangnya dengan dingin.

"Buset itu muka mereka datar banget. Iya sih ini bener auto di sidang." gumam Afan yang hanya di dengar oleh Fateh dan Rakha.

"G-gue takut bang." lirih Rakha ketakutan bahkan kini tangannya sudah berkeringat dingin.

"Gue kalau gini juga takut njirr, bahkan bang Zayyan yang biasanya humoris aja bisa jadi sedatar itu mukanya."

"Terus gimana bang?"

"Ekhem!" deheman keras dari salah satu abangnya membuat mereka bertiga menoleh.

"Masih mau berdiri di situ terus?" tanya Kiesha dingin.

"Ga bang."

"Yaudah kenapa masih disitu? Sini!"

"Iya." jawab ketiganya kompak lalu dengan perlahan berjalan menghampiri kelima abangnya.

"Kalian bertiga duduk." ujar Rizwan.

"Rakha sini dekat abang, abang mau ngomong." ucap Rey.

"M-mau ngomong apa bang?" tanya Rakha setelah duduk didekat Rey.

"Masih tanya kenapa?"

"Mmm..." Rakha menundukkan kepala, takut akan tatapan yang diberikan oleh Rey.

"Siapa yang nyuruh kamu makan bakso pedes kayak gitu?" tanya Rey to the point.

"Ga ada yang nyuruh, Rakha pengen sendiri."

"Kamu ga inget kemarin lusa?"

"Inget apa bang?"

THE WILLIAM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang