27.

879 83 17
                                    

"Bang pengen pulangggg."

Pagi-pagi di salah satu ruang rawat sudah terdengar rengekan dari si bungsu yang ingin pulang karena tidak betah sudah di rumah sakit selama 3 hari setelah ia sadar dari komanya.

"Abangggg..." rengeknya lagi ketika tidak ada respon dari semua abangnya.

"Apa sih dek?" tanya Fateh.

"Pengen pulang abang."

"Ga boleh dek, lu belum pulih."

"Tapi gue bosen banggg."

"Ga bisa dek, lu harus sembuh total dulu baru bisa pulang." sahut Rey memberi pengertian.

"Aishh Rakha udah sembuh ini, ayolah bang rakha pengen pulanggg..."

"Rakh nurut kenapa, lu itu belum bener-bener pulih. Jadi lu jangan aneh-aneh minta pulang segala." kesal Afan.

"Minta pulang aja masa aneh sih bang, banggggg ayolahhh ishhh gue bosen disini."

Mereka diam tidak berniat merespon.

"Abanggg kok diem semua sihhh, banggg tega banget sih kalian biarin gue mati kebosanan disini."

"Abang ayo pulanggggggg....."

"Bang woi jangan diem aja."

"Abanggggg....."

"RAKHA STOP!!! Jangan ngerengek terus bisa ga?! Turutin kita aja apa susahnya hah?!"

Rakha terdiam saat mendengar bentakan dari abang sulungnya.

"Rakh?"

"Pergi!!"

"Rakha maafin abang." ucap Kiesha menyesal karena sudah membentak sang adek.

"Gue bilang pergi!"

"Tap-"

"Pergi bang!! Denger ga?!"

"Oke maaf abang akan pergi." ucap Kiesha lalu beranjak meninggalkan ruangan tersebut.

"Dek lu kok gitu? Bang Kiesha ga ada niatan buat bentak lu. Ga seharusnya lu ngusir bang Kiesha kayak gitu." protes Afan.

"Kalian juga pergi."

"Ga kita ga akan pergi, sebelum lu maafin bang Kiesha. Bang Kiesha ga sadar dek, dia ga berniat bentak lu tadi."

"Pergi."

"Tapi Rakh-"

"Gue mohon kalian semua pergi, biarin Rakha sendiri disini."

"Mau ngapain lu?"

"Gue pengen sendiri dulu, pergi!!"

"Rakh?"

"Pergi bang!! Lu semua ga budeg kan bangsat?!!!"

"Heh siapa yang ngajarin lu ngomong kasar kayak gitu? Ke abangnya sendiri lagi."

"Ga ada, gue mau kalian pergi bangsat!!"

"Oke fine kita pergi."

"Hmm."

Dengan terpaksa mereka pergi meninggalkan Rakha sendirian di kamar tersebut.

Rakha mengalihkan perhatiannya pada pintu ruang rawat yang baru saja tertutup setelah semua abangnya keluar.

Ia menatap sendu kearah pintu tersebut.

"Maaf bang. Perasaan Rakha ga enak, makanya Rakha pengen pulang."

"Rakha minta pulang karena ada alasannya, ga tau kenapa perasaan Rakha ga enak dari kemarin malam."

"Rakha ngerasa kayak ada sesuatu yang bakal terjadi, tapi Rakha ga tau apa itu."

"Tapi kenapa kalian malah ngelarang Rakha buat pulang??"

"Ini salah Rakha sendiri karena ga bilang sama kalian kenapa Rakha pengen pulang, Rakha ga mau kalian khawatir atau kepikiran dengan itu."

"Maafin Rakha udah ngusir kalian, padahal kalian juga punya alasan kenapa ga ngebolehin Rakha pulang dulu. Rakha tau dan paham kalian ngelarang itu demi kebaikanku sendiri." Monolognya sembari menundukkan kepalanya.

"Hiks hiks sebenarnya Rakha takut bang hiks Rakha beneran mau pulang, Rakha ga mau disini hiks hiks hiks..."

"Tapi Rakha ga akan pulang kalau kalian ga ngizinin. Aku bakal tunggu kalian sampai kalian sendiri yang ngizinin aku buat pulang."

"Rakha tunggu sampai nanti malam bang, aku harap kalian kesini lagi nanti malam."

***
Hari sudah malam tepatnya pukul 10, tapi tidak ada tanda-tanda sama sekali bahwa semua abangnya akan datang. Kalau boleh jujur ia takut karena biasanya entah satu atau dua pasti ada yang menemaninya tetapi lihatlah sekarang, ga ada satupun dari mereka yang balik ke rumah sakit setelah ia usir tadi pagi.

"Bang, kalian dimana?" gumam Rakha lirih sembari menatap pintu ruang rawatnya, berharap salah satu abangnya akan datang.

"R-rakha takut sendirian bang, Rakha mohon kalian balik kesini." monolognya sembari meremas tangannya sendiri.

"Rakha minta maaf, Rakha nyesel udah ngusir kalian."

"Please bang, Rakha takut..."

Cklekk

Mendengar pintu yang terbuka, membuat Rakha langsung mengalihkan pandanganya ke arah suara guna melihat siapa yang datang siapa tahu itu salah satu abangnya. Sayang sekali dugaannya salah, kini yang berdiri di depan pintu masuk ruangannya ternyata seorang paruh baya. Dilihat dari perawakannya terlihat seperti seorang wanita, entah siapa ia tidak mengenalinya karena sosok itu berpakaian tertutup.

Rakha bergetar ketakutan saat melihat sosok di depannya itu perlahan mendekat ke arahnya setelah dengan mudahnya memutuskan cctv yang ada di ruangan tersebut.

"S-siapa anda?" tanya Rakha ketakutan.

"Rakha Danendra Putra William? Nama yang bagus..." ucap sosok tersebut dengan menyeringai.

"Tapi lebih bagus lagi kalau kamu enyah dari dunia ini hahaha...." ucapnya pelan sembari mendekat ke arah Rakha yang terbaring di brankar.

"Abang, Rakha takut, tolongin Rakha please..." gumamnya sangat pelan.

























































~Tbc~
Sebagai awalan aku up segini dulu ya guys
Mentok ini ga ada ide lagi
Oh iya kemungkinan cerita ini sebentar lagi akan tamat ya guyssss

13-01-24

THE WILLIAM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang