24.

929 81 9
                                    

"Kalian diam! Diana please lepasin anak aku."

"Oke aku bakal lepasin asal setelah ini jangan temuin mereka lagi, kalau sampai ketahuan jangan harap anak bungsu kamu selamat di tangan aku." ucapnya sinis sembari mendorong Afan ke arah saudara-saudaranya.

Dengan sigap Rizwan mendekap Afan yang kini masih bergetar ketakutan.

"Hiks hiks t-takut bangg..."

"Ssttt udah ga usah takut, sekarang kamu aman."

"Papa mending pergi sama dia, daripada adek-adek aku celaka." ucap Kiesha dengan miris.

"Mmm Diana bisa kasih aku waktu sebentar buat ngomong sama mereka?"

"Hmm oke, aku tunggu di depan." ucap Diana lalu melangkah pergi dari sana.

"Maafin papa sayang, papa ngelakuin ini semua demi kalian. Papa ga mau anak-anak papa celaka."

"Ga apa-apa kok pa, kita paham situasi papa saat ini."

"Iya pa, papa jaga diri baik-baik ya. Kiesha berharap papa cepat terlepas dari jalang itu. Kiesha ga mau papa di ancam terus sama dia."

"Papa ga bisa nak, kalau papa berusaha lepas dari dia tidak menutup kemungkinan kalian yang jadi korbannya. Papa ga mau itu terjadi."

"Asal kalian tahu, papa selama ini ga ngabarin kalian karena dia. Kemarin papa udah berusaha sembunyi dari dia biar bisa ketemu adek bungsu kalian, tapi nyatanya apa? Dia tetap tahu sama rencana papa." lanjutnya.

"Jadi kita benar-benar ga bisa ketemu papa lagi setelah ini?" tanya Fateh sendu.

"Maafin papa, kemungkinan besar ga bisa."

"Papa ga mau berusaha buat lepas dari dia? Biar bisa ketemu sama kita?"

"Bukannya ga mau tapi papa udah pernah berusaha tapi sia-sia."

"Hmm yaudah kalau emang ga bisa, ga apa-apa kok pa. Mmm tapi apa papa bisa bilang ke kita dimana mama sekarang?"

"Maaf papa ga tau mama kalian dimana. Setelah cerai, mama kalian pergi dan ga ada kabar sama sekali."

"Hmmm gitu ya, yaudah papa sana pergi pasti udah di tungguin sama jalang itu."

"Kiesha, jagain adek-adek kamu ya. Kamu juga jaga diri, jangan terlalu memforsir diri kamu sendiri. Untuk uang, papa bakalan transfer ke kamu bagaimanapun caranya."

"Jangan! Ga usah pa. Papa jangan nekat, aku ga mau kalau sampai tante Diana tau, dan adek-adek aku jadi korbannya."

"Tapi untuk semua biaya kalian, masih jadi tanggung jawab papa, Kiesha."

"Ga usah pa, ga apa-apa. Kiesha udah punya usaha kok buat biayain adek-adek. Jadi papa tenang aja ya." ucap Kiesha dengan tersenyum tipis.

"Tap-"

"Papa, please dengerin Kiesha. Aku ga mau semuanya kacau." ucap Kiesha sendu.

"Yaudah kalau gitu terima ini jangan nolak." ucap Rayyan sembari menyerahkan 3 black card ke telapak tangan Kiesha.

"Pa, ga salah? Ini ga kebanyakan?"

"Ga, itu emang buat kalian. Kalau kalian nolak transferan papa, papa mohon jangan tolak pemberian papa itu."

"Makasih pa."

"Iya sama-sama, eh iya Zayyan mana?"

"Aku disini om." ucap Zayyan.

"Panggil papa aja kayak yang lain Zay."

"Eh hehe iya pa."

"Mmm Zayyan maafin papa ya kemarin ga dateng ke pemakaman papah sama mamah kamu. Padahal papah kamu itu adek papa sendiri, abang macam apa papa ini." ujar Rayyan merasa bersalah.

"Ga apa-apa pa, Zayyan paham kok denger cerita papa tadi. Jadi jangan ngerasa bersalah ya."

"Kamu juga jangan ngerasa sendiri ya masih ada sepupu kamu yang selalu ada disamping kamu, nemenin kamu."

"Iya pa siapp."

"Yaudah kalau gitu papa pergi dulu, baik-baik ya kalian. Papa minta tolong sama kalian tolong sampaikan maaf papa sama adek bungsu kalian ya, papa bener-bener ga ada niatan buat nyakitin perasaan adek kalian."

"Iya pa, kita bakal ngomong pelan-pelan sama adek."

"Oke makasih ya sayang, papa pamit dulu."

"Iya pa hati-hati."

Mereka semua menatap punggung tegap papanya dengan sendu. Kiesha yang melihat itu berusaha kuat lalu merangkul mereka semua ke dalam dekapannya.

"Bismillah kita bisa ngelewatin ini semua tanpa mama sama papa, yang penting kita harus selalu ada untuk satu sama lain. Abang mohon sama kalian untuk terus bersama, jangan pernah ada niatan buat tinggalin abang ya."

"Abang juga jangan ninggalin kita."

***
Sudah satu minggu setelah kejadian itu, tapi si bungsu William belum ada tanda-tanda akan sadar dari komanya.

"Dek? Ga capek tidur terus? Kamu udah tidur selama satu minggu lohh." ucap Rizwan sembari menggenggam tangan sang adek.

"Bangun yuk, abang kangen sama senyum kamu, tingkah kamu. Kamu ga kangen sama kita?"

"Kamu capek ya ngehadapin dunia yang ga adil buat kamu? Makanya kamu butuh menenangkan diri dengan cara ini?"

"Boleh dek nenangin diri, tapi abang mohon jangan lama-lama ya..."

"Kamu tau ga dek? Selama kamu koma, dua abang kamu alias Afan sama Fateh murung terus. Mereka berdua masih ngerasa bersalah sama kejadian yang menimpa kamu. Mereka nyesel udah ijinin kamu buat pergi dan ga pulang bareng mereka."

"Kamu ga kasian sama mereka?"

"Wake up, my little brother."

"We really missed you." ucapnya sembari menumpukan kapalanya pada sisi brankar.

Cklekk

"Rizwan?" panggil seseorang yang baru saja membuka pintu kamar rawat tersebut.

"Eh Sha kenapa?"

"Makan dulu, lu belum makan sejak siang tadi."

"Nanti aja Sha, belum laper."

"Makan sekarang atau lu gue seret pulang sekarang juga?"

"Ck. Oke gue makan sekarang, jagain Rakha dulu. Gue mau beli makan ke kantin, lu titip apa?"

"Ga usah lu suruh, gue juga bakalan ngejagain Rakha. Btw titip nasi padang ya."

"Gue ke kantin rumah sakit bego, bukan ke rumah makan padang." ujar Rizwan sinis.

"Hehe gue titip roti sama air putih aja." kekeh Kiesha.

"Oke, gue keluar dulu."

"Iyee..."

***
"Nih titipan lu." ujar Rizwan sembari menyodorkan roti sama air putih pada Kiesha.

"Thanks bro."

"Hmm, btw lu beneran cuma makan itu doang?"

"Iye tadi gue sebelum kesini udah makan, udah lu jangan tanya mulu makan sana."

"Iyaiya." ucapnya sembari berjalan ke arah sofa yang berada disana.

"Dek, lu kok cuma beli nasi goreng sih? Lu kan belum makan sejak siang, harusnya lu beli nasi biasa aja sama ayam atau sama apa gitu. Lu kalau makan nasi goreng aja ga bakalan kenyang, yang ada perut lu nanti per-"

"Stop! Lu bisa diem ga sih bang? Lu cerewet banget, gue mau makan aja ga bisa tenang. Terserah gue mau makan apa, harusnya lu itu bersyukur gue mau makan daripada ga makan sama sekali."

"Hadehh yaudah terserah lu, tapi kalau nanti perut lu perih jangan ngerengek ke gue ya..."

"Hmm."




























































~Tbc~
Nih sebagai gantinya karena aku jarang up kali ini aku kasih double up
Tapi kalau sekarang jarang up mohon pengertiannya ya guys:^

21-10-23

THE WILLIAM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang