14.

774 83 8
                                    

Kini mereka sudah berada di salah satu restoran ternama di kota tersebut.

"Kalian mau apa? Bebas pilih apapun kesukaan kalian."

"Mmm Fateh mau steak aja deh."

"Udah itu doang? Tumben."

"Lagi ga mau makan banyak aja hehehe."

"Yaudah terus yang lain mau apa?"

"Zayyan juga steak aja deh."

"Afan spaghetti carbonara."

"Rey sama kayak Afan."

"Kiesha juga."

"Rassya juga spaghetti tapi yang bolognese."

"Rizwan sama kayak Rassya."

"Rakha mau pesen apa?" tanya Reyhan sembari menepuk pundak Rakha saat melihat salah satu keponakannya itu diam aja daritadi.

Rakha sedikit tersentak. "E-eh mmm Rakha mau ke toilet dulu ya pah. Terserah mau kalian pesenin apa."

Mereka semua mengernyitkan dahi bingung, karena tiba-tiba tingkah si bungsu terlihat aneh setelah daritadi diam aja entah kenapa.

"Kenapa dengan adek kalian?" tanya Reyhan.

"Ga tau pah, tiba-tiba kayak gitu. Perasaan tadi biasa aja deh."

"Yaudah kita tunggu aja, kita pesen dulu aja."

"Mbak?" panggil Reyhan pada salah satu waiters disana.

"Iya pak? Mau pesan apa?" tanyanya dengan ramah saat sampai disamping meja mereka.

"Pesan steak 4, spaghetti carbonara 3, spaghetti bolognese 2. Mmm kalian minumnya apa?" ucapnya berakhir mengalihkan perhatian pada anak dan keponakannya.

"Jus alpukat aja pah samain semua."

"Oke, sama minumnya jus alpukat 9 ya mbak."

"Saya ulang ya, steak 4, spaghetti carbonara 3, spaghetti bolognese 2 terus jus alpukat 9."

"Iya mbak."

"Oke di tunggu ya." ucap waiters tersebut dengan senyum ramah.

"Ini adek kalian mana, kok ga balik-balik?"

"Rassya susul aja ya pah, takutnya kenapa-napa."

"Iya kamu susul gih."

Rassya mengangguk lalu beranjak dari sana menuju toilet. Untung toiletnya tidak terlalu jauh dari tempat mereka tadi jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk Rassya sampai di toilet.

Baru saja ia membuka toilet ada seseorang yang keluar dari sana dengan terburu-buru sampai menabrak bahunya.

"Maaf maaf." ucap orang tersebut tanpa melihat ke arah Rassya lalu berlalu dari sana.

"Kok kayak ga asing sama orang tadi ya?" gumamnya.

"Udahlah ga usah dipikir yang penting gue nyamperin Rakha dulu."

Ia melanjutkan langkahnya untuk masuk ke toilet, ia melihat ada satu bilik kamar mandi yang masih tertutup ia yakin itu adeknya.

"Rakha? Itu yang di dalam lu kan?"

"Iya bang." sahut Rakha yang mengetahui itu suara salah satu abangnya.

"Lama banget, lu ngapain?"

"Ga apa-apa, iya bentar ini gue juga mau keluar."

Ceklek

"Lu kenapa Rakh?" tanyanya saat melihat adeknya keluar dari salah satu bilik tersebut.

"Ga apa-apa bang."

THE WILLIAM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang