Kaguya melihat layar monitor di samping kepalanya. Suara degup jantung bayinya terdengar. Saat ini, dia sedang berbaring di ranjang. Bajunya tersingkap ke atas, memperlihagkan perut buncitnya dengan kulit yang mulus dan mengkilat. Tsunade menggerakkan alat usg di perutnya, manggut-manggut dan mencatat sesuatu di rekam medisnya.
"Bayi laki-laki yang sehat," komentar Tsunade.
Kaguya tersenyum. Puas dengan hasil pemeriksaan kandungannya.
"Aku tidak menyangka kau bisa sangat fit di kehamilan ini," sambung Tsunade. Wanita itu mematikan mesin Usg, lalu mengelap perut Kaguya dengan tisu. "Ini sangat berbeda ketika kau melahirkan Hagaromo dan Himura."
Kaguya menurunkan bajunya hingga menutupi perutnya. "Aku rasa... ini karena aku bahagia. Keponakanmu membuatku merasakan kebahagiaan ini."
Wajah Tsunade berubah. Dia seperti menyembunyikan sesuatu. Dan kaguya mengira bahwa Tsunade masih tidak menyetujui hubungan mereka.
Kaguya bangkit secara hati-hati lalu duduk bersandar di kepala ranjang. "Tsunade, apakah kau masih tidak menyetujui hubungan kami?"
Tsunade berhenti mengetik di laptopnya. Dia mendesah,"Tidak ada yang bisa aku lakukan saat ini. Jika hanya kau yang bisa membahagiakannya, aku bisa apa lagi."
"Aku berjanji akan membuatnya bahagia."
"Aku harap begitu. Kau mau melahirkan secara caesar, bayimu sehat tapi mengingat usiamu, akan lebih baik jika caesar."
Kaguya menggeleng,"Aku berusaha semaksimal mungkin untuk kelahiran normal."
"Ya, baiklah. Aku sudah menuliskan resep di aplikasi rekam medis. Farmasi akan mengantarnya ke ruanganmu."
"Baiklah," Kaguya turun perlahan dari ranjang. Dia berniat undur diri, namun Tsunade bertanya padanya,"Aku mendengar dari Naruto bahwa kau dan Tenji Otsusuki sudah bercerai."
"Ya, begitulah."
"Apakah dia menerimanya begitu saja."
"Dia mencemoohku. Namun, dia bisa apa? Dia juga selingkuh."
Tsunade mendesah,"Lalu, anak kembarmu?"
"Mereka tentu saja menerimanya."
"Kau yakin?"
"Ada apa sebenarnya?" Kaguya dengan cepat bisa merasakan hal yang tidak beres.
"Kau telah membesarkan berandalan."
Kaguya mengernyit,"Maksudnya?"
"Aku bahkan harus memberikan anaestesi lokal pada Naruto karena mereka."
Dan entah kenapa ingatan Kaguya menuju kejadian di malam kelulusan Naruto. "Jadi?"
"Kau tahu jawabannya."
Air mata Kaguya menetes. Dia syok mendengar itu semua. Kedua putranya menghajar Naruto dan Naruto diam saja. Apakah Naruto tidak bisa mempercayainya?
Kaguya segera meninggalkan rumah sakit itu. Seketika mobilnya sudah sampai di pekarangan rumah yang ditempati putra kembarnya. Kaguya memasuki rumah itu begitu saja dan di sana, dia bertemu dengan Tenji.
"Kenapa kau kemari? Mau meracuni pikiran anakmu?" Tanya Tenji.
"Justru kau yang meracuni pikiran mereka. Kau membuat anak-anak menjadi berandal!"
"Hubunganmu dengan pria seumuran mereka yang membuat mereka menjadi berandal!"
"Lalu... kau sendiri? Kau bahkan menghamili wanita yang tiga tahun lebih muda dari mereka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman in Love
FanfictionSiapa yang bisa menasihati wanita yang sedang jatuh cinta?