"Hinata..."Hinata terkejut melihat Sasuke yang sudah duduk di sofa depan kamar. Dia memang sengaja bangun subuh untuk bersip-siap. Ada kuliah pagi sehingga dia harus audah bangun walau pun dia kurang tidur karena Hajime yang rewel dan kejadian dengan Sasuke semalam.
Kejadian semalam.Hati Hinata sedih mengingatnya. Dia melengos, akan masuk ke dalam kamar namun Sasuke memanggil lagi.
"Hinata."
Kali ini Sasuke berdiri. Pria itu berjalan mendekat. Hinata merasa takut, namun pria itu duduk bersimpuh di depannya, memeluk kakinya. Hinata menunduk. Dia melihat Sasuke meneteskan air mata.
"Maafkan aku... aku... Setiap kali aku melihatmu menyusui Hajime... aku merasa melihat Neji menyentuhmu. Aku...."
"Hajime adalah anakku, Sasuke."
"Tapi wajahnya mirip Neji. Aku tidak tahan melihatnya. Maafkan aku. Bisakah aku egois? Aku mohon serahkan dia pada ayahnya. Aku tidak tahan melihatmu menyusuinya."
Air mata Hinata mengalir sudah. Hatinya begitu perih. Pria yang dicintainya menolak putranya. "Sas... hiks... kau... kau berjanji untuk menerima bayiku. Kau sudah berjanji."
"Nyatanya aku tidak bisa, Hinata. Aku mohon... aku tidak bisa melihatnya menyusu padamu. Aku hanya ingin kau untukku. Aku mohon! Ini lebih baik dari pada dia terus di sini dan aku membencinya."
'Sasuke, Hajime tidak salah. Aku mengandungnya saat aku dan Neji dalam pernikahan yang sah. Jika kau tidak mau menerimanya, lebih baik pernikahan batal! Pergi dari sini!"
"Tidak! Aku tidak mau! Aku mohon, Hinata! Aku mohon!" Sasuke menguatkan pelukannya di kaki Hinata.
"Tidak! Keluar kau! Keluar!"
Teriakan Hinata membuat Hajime terbangun lagi. Tangisan keras kembali terdengar. Hinata melepaskan diri dari Sasuke dan masuk kembali dalam kamar Hajime.
Sasuke mengikuti. Pintu kamar terkunci sehingga Sasuke tidak bisa masuk.
"Hinata, aku mohon.... aku sangat mencintaimu....kau hanya untukku. Aku mohon."
Hinata menangis terisak sambil menenangkan Hajime. Dia mencintai Sasuke. Namun, Pria itu tidak bisa menerima Hajime. Apa yang bisa dia andalkam dari pria yang tidak bisa menerima anaknya.
Pagi itu, Hinata memantapkan hatinya untuk melupakan Sasuke. Dia fokus pada kuliah dan Hajime. Dia berangkat dengan menggendong Hajime, menitipkannya di tempat penitipan anak dan kuliah. Sore hari dia akan menjemput Hajime, merawatnya dan belajar untuk kuliah keesokan harinya.
Begitu seterusnya hingga tak terasa sudah lima minggu berlalu. Hinata menerima telephone yang mengatakan bahwa gaun pernikahannya sudah jadi. Hinata bilang bahwa pernikahannya dengan Sasuke batal, namun dia tetap akan mengambil dan membayar gaun itu. Dia berniat menyumbangkan gaun itu untuk.pasangan pengantin miskin. Supaya hidupnya lebih berkah.
Dia pergi ke perpustakaan setelah menyusui Hajime. Dia sedang fokus pada bahan bacaannya, namun suara Sasuke yang bertanya pada pustakawan membuat nafasnya terhenti sebentar.
Dia mendongak dari buku. Dan sialnya, Sasuke menatapnya. Mata pria itu langsung menyendu. Dia menekuri tulisan di bukunya lagi. Sasuke menanti jawaban pustakawan sambil mengamatinya.
Hinata merasa bahwa Sasuke mengamatinya. Dia merasa risih, lalu memutuskan mengambil buku lain sehingga berjalan ke rak belakang. Dia tenang sebentar, asyik mencari buku yang dia maksud. Namun, tangannya yang mengambil buku, ternyata disentuh oleh orang lain.
Hinata menoleh dan melihat bahwa Sasuke memandangnya.
"Aku merindukanmu."
"Sasuke,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman in Love
FanfictionSiapa yang bisa menasihati wanita yang sedang jatuh cinta?