19

157 5 0
                                    


"Bagaimana makannya, Menma? Apakah enak?" Kaguya mengelap mulut Menma dengan sapu tangan lembut. Himura datang dan langsung duduk di depannya, lalu mengambil roti tawar dan mengolesinya dengan mentega.

"Apakah roti di rumah utama sudah habis?" Tanya Kaguya.

"Masih."

"Lalu?"

Himura mengangkat bahu.

"Ada apa?"

"Ibu, kapan gencatan senjata dengan suami pirangmu itu berakhir? Ini sudah tiga minggu."

Kaguya mendesah,"Tanyakan saja padanya. Dia saja yang terlalu kekanakan. Cemburu nggak tanggung-tanggung."

Kaguya mengangkat Menma dari baby chair-nya, memangkunya lalu menyusuinya. "Dia yang memintamu bertanya?"

"Tidak."

"Jangan bohong! Jangan lindungi sifat kekanakan! Dia juga tahu bahwa hubungan Ibu dan Simura adalah rekan bisnis. Tapi masih cemburu juga."

"Tapi, Bu. Ibu juga cemburu kalau dia dekat dengan cewek lain, bukan?"

"Kalau ibu yang cemburu wajar..kemungkinannya untuk selingkuh besar, tapi ibu... wanita tua begini siapa yang mau?"

"Ibu... ibu juga dulu selingkuh dengannya sampai Menma lahir."

Himura jadi merasa dirinya bodoh. Kenapa dia jadi ketularan Hanggaromo yang ceplas-ceplos, ya?

"Aish, sudahlah! Ibu harus segera berangkat ke rumah sakit." Kaguya meninggalkan ruang makan dengan menggendong Menma. Himura jadi garuk-garuk kepala.

Salah satu putra Kaguya itu berjalan gontai menuju rumah utama. Dia menuju ke ruang makan rumah utama dan di situ sudah ada Naruto dan Hanggaromo.

"Bagaimana?"

Naruto seketika bertanya ketika Himura duduk. "Aku sudah berhasil makan satu lembar roti oles mentega." Jawab Hjmura.

Naruto melemparkan serbet ke muka Himura.

"Asem!" Himura mengumpat.

Hanggaromo tertawa ngakak.

"Apakah dia mau menghentikan gencatan senjata?"

"Ibu bilang itu terserah kamu. Itu artinya kau yang harus minta maaf duluan untuk menghentikan gencatan senjata, Naruto."

Naruto bersedekap."Tidak sudi! Dia yang salah. Bermesraan di balkon malam hari."

"Bermesraan atau berbincang? Ibu dan Danzo Shimura hanya berbicang, Naruto." Hanggaromo mengetuk-ketuk piringnya.

"Berbincang tapi mesra. Bisa saja pada akhirnya bermesraan bahkan bercinta. Mana tempatnya sepi begitu!" Naruto bersungut-sungut.

"Mana ada bercinta di balkon yang merupakan tempat umum dan banyak orang lalu-lalang begitu?" Sanggah Himura.

"Bisa saja, kan? Tempat umum juga kalau malam lama-lama sepi, tidak ada orang lalu lalang sehingga..."

Giliran Hanggaromo yang melempar muka Naruto dengan serbet.

"Kau..!"

"Sepertinya memang otakmu yang ngeres, Naruto. Sapu mana sapu.. hah!" Hanggaromo geleng-geleng kepala lalu mengangkat piring. Pengen makan di ruang belajar saja. Himura jadi ikut-ikutan ngeloyor pergi.

"He! He! Bantu aku akur dengan Ibu kalian! He!"

"Urus masalahmu sendiri, Naruto!" Teriak Himura.

Naruto jadi kesal. Kaguya benar-benar tak mau mengalah. Naruto juga gengsi kalau harus minta maaf duluan. Sudah tiga minggu mereka saling mendiamkan. Dan Naruto juga heran kenapa dia sebetah itu marahan dengan Kaguya.

Woman in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang