21

163 6 0
                                    

Paginya, Sasuke dan Hinata menikmati bulan madu hanya dengan menikmati fasilitas hotel. Keempat saksi pernikahan mereka sudah pamit pulang setelah sarapan, meninggalkan kedua burung cinta itu di Paris.

Hinata dengan bikini yang menampakan perut buncitnya duduk di pinggir kolam renang. Sasuke yang sudah berada di dalam air, berenang ke arahnya. Pria itu memeluk perut Hinata saat sampai di depan Hinata. Hinata tertawa dan mengelus rambut Sasuke.

"Uchiha Hinata memang cantik," kata Sasuke.

Hinata menunduk. Lalu keduanya berciuman. Hinata menceburkan diri ke kolam. Keduanya berenang dan bercanda dengan indah di dalam kolam renang. Kelelahan, mereka berbaring di bangku dan akhirnya bertambah lelah karena Sasuke mulai mencumbu Hinata.

Hinata terengah-engah di dada Sasuke. Sasuke semakin membuatnya belingsatan. Rintihannya malah membuat Sasuke berbuat lebih. Hinata bahkan tak malu meminta hal yang aneh-aneh dan Sasuke menurutinya saja.

Dan Sasuke..wajah pria itu memerah. Bibirnya megap-megap menikmati sensasi Hinata pada pangkal pahanya. Apalagi puting Hinata semakin mengeras, menggesek dadanya yang bidang. Ditambah aroma, suhu tubuh serta montoknya tubuh istrinya membuatnya semakin menggila. Dia pun menambah ritme. Lalu belingsatan sendiri karena tidak tahan.

Pada akhirnya dia mengeluarkan hasratnya dengan menggeram. Hinata meleguh keras saat menyambut kepuasannya.

Sasuke terengah-engah dan memeluk Hinata seeratnya.

"Hinata... hoh... hoh... aku mohon... cukup.."

"Sas... ehm... aku..."

"Aku takut menyakitimu... oh... cukup untuk hari ini."

Hinata mengsngguk.

Sore harinya, mereka berjalan-jalan di taman sekitar hotel. Sasuke melingkarkan lengannya di punggung Hinata. Hinata merebahkan kepalanya di dada sasuke. Mereka melihat bangku lalu duduk di situ.

Mereka menikmati suasana masih dengan saling berangkulan. Hinata menatap wajah Sasuke. Dan Sasuke mengelus pipinya.

"Benarkah kau dingin pada perempuan? Ibumu mengatakan itu."

Sasuke terkekeh. "Aku tidak dingin padamu, bukan?"

"Ya, kau tidak dingin. Hanya menjengkelkan."

Sasuke tertawa lalu mencium pipi Hinata lama."Tapi kau jatuh cinta padaku, Darling."

Sasuke menjilati pipi Hinata.

"Uuuh... jangan jilati pipiku." Hinata mendorong dada Sasuke tapi Sasuke malah mempererat pelukannya.

"Kau bilang cukup untuk hari ini," protes Hinata.

"Yang kumaksud cukup adalah memasukimu, Darling. Tapi untuk menciumi dan menjilati pipimu, aku masih bisa. Itu salahmu karena pipimu bulat dan memerah seperti tomat. Seharusnya kau pakai parfum tomat saja alih-alih lavender sehingga aku bisa memakanmu utuh."

"Seperti ini kok dibilang dingin pada perempuan."

"Sudah kubilang kalau aku seperti ini hanya padamu."

Sasuke menghirup aroma rambut Hinata. Hinata mendongak, menatap mata Sasuke dan berkata,"Kita sudah menikah sekarang. Kau seorang suami dan aku seorang istri. Apa langkah kita selanjutnya?"

"Ehm..., kau ingin berdiskusi tentang rumah tangga kita."

"Ya?"

"Baiklah," Punggung Sasuke menegak. Dia melepaskan pelukannya pada Hinata lalu memegang kedua tangannya. "Pertama, kita tinggal bersama setelah pulang ke Pensilvania. Kau pindah ke studioku."

Woman in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang